Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toilet Masa Begitu, Sih?

25 Desember 2014   06:57 Diperbarui: 4 April 2017   16:36 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_361645" align="aligncenter" width="640" caption="Toilet umum tarifnya menggelitik (foto by widikurniawan)"][/caption]

Desa itu sebenarnya tak begitu jauh dari kota besar. Hanya butuh sekitar 1,5 jam perjalanan naik kendaraan bermotor. Saat itu saya sedang berada di rumah Sekretaris Desa untuk suatu keperluan.

“Emm, Pak boleh saya numpang ke belakang sebentar, saya mau buang air kecil,” pinta saya kepada Pak Sekdes.

Dia kemudian mempersilakan saya dan menunjukkan arah ke bagian belakang rumahnya. Sesampainya di dapur, saya celingak-celinguk mencari ruangan yang difungsikan sebagai kamar mandi atau kamar kecil di rumah itu.

“Di sebelah mana Pak?” tanya saya.

“Maaf Pak, di situ saja, nanti ambil airnya pakai gayung ini,” jawab Pak Sekdes sambil senyum dan menunjuk ke pojokan dapur yang penuh dengan ember, cucian baju dan tumpukan piring kotor.

Ha? Jujur saya agak terkejut dan bingung. Masa saya harus buang air kecil di pojokan dapur dan tanpa sekat apapun? Namun karena kebelet dan takut menyinggung tuan rumah jika saya batal buang air kecil, maka saya pun mengumpulkan segala kepercayaan diri saya untuk menuntaskan hajat saya di situ.

Dalam benak saya, banyak timbul pertanyaan yang mengusik. Rumah itu cukup besar, sebagian dindingnya sudah permanen, lalu kenapa tidak ada kamar mandinya? Selama ini ke mana mereka harus menuntaskan hajat yang menjadi kebutuhan manusia?

“Sudah Pak? Maklum di kampung tidak ada kamar kecil Pak, kalau mau buang air besar di belakang rumah sana, dekat pohon jambu ada parit kecil,” kata Pak Sekdes, membuat saya agak kikuk.

Eh, dua minggu berikutnya ketika saya datang kembali, ternyata Pak Sekdes sedang sibuk mengebor halaman belakangnya.

“Bikin kamar mandi Pak, supaya Bapak kalau ke sini bisa enak,” katanya sambil tersenyum.

Wah, sebenarnya saya agak ragu, apa benar dia membangun kamar mandi gara-gara saya? Lagipula agak aneh juga ketika kamar mandi dibangun di sebuah rumah setelah beberapa tahun rumah dibangun.

Lama-lama saya maklum juga dengan kondisi di sebagian rumah tangga masyarakat pelosok Sulawesi itu. Toilet belumlah menjadi perhatian penting ketika membangun rumah tinggal. Terkadang, meski rumah terbuat dari dinding batu bata, tetapi mereka membangun toilet terpisah di halaman belakang dengan dinding bambu atau kayu seadanya. Kondisi ekonomi dan faktor pengetahuan sebagian masyarakat juga berperan mengapa keberadaan toilet menjadi prioritas yang kesekian.

[caption id="attachment_361647" align="aligncenter" width="640" caption="Saya pernah terpaksa menggunakan toilet ini, uh... (foto by widikurniawan)"]

1419439711921301041
1419439711921301041
[/caption]

Toilet Umum? Ih, Jorok…

Jika toilet dalam rumah-rumah masyarakat kita masih saja banyak yang abai, lalu bagaimana dengan toilet umum? Rasanya sudah menjadi kesimpulan bersama jika toilet umum di negeri ini rata-rata dicap tidak bersih, bahkan dibilang jorok.

Apalagi ketika toilet umum tersebut tidak ada petugas khusus yang selalu membersihkan usai dipakai oleh orang. Bahkan tidak jarang, toilet umum yang ada petugasnya pun kondisinya tetap memprihatinkan.

Bertanya salah siapa atau tanggung jawab siapa, tentu tidak ada habisnya berdebat. Di satu sisi toilet umum yang dimiliki oleh pengelola, semestinya harus terpelihara dan dijaga kebersihannya. Sementara masyarakat pengguna toilet umum juga harus memiliki kesadaran untuk ikut bertanggung jawab terhadap fasilitas yang digunakannya.

Apa susahnya menyiram toilet usai digunakan? Apa susahnya tidak membuang sampah berupa tisu, pembalut hingga puntung rokok di dalam toilet? Apa susahnya juga mengerem tangan kita untuk tidak mencoret-coret dinding dengan kata-kata kotor yang mencerminkan rendahnya moral kita?

[caption id="attachment_361648" align="aligncenter" width="640" caption="Hmmm.... (foto by widikurniawan)"]

1419439801360685987
1419439801360685987
[/caption]

Pernahkah anda menemui toilet umum yang lantainya tergenang air? Saya pernah.

Pernahkah anda masuk ke toilet yang (maaf) kotorannya belum disiram? Saya beberapa kali pernah.

Pernahkah anda menggunakan toilet umum yang kotor dan dibangun seadanya tanpa atap serta dengan beberapa bagian dinding kayu yang berlubang? Hmm, saya pernah, dan ketika terpaksa buang air besar di toilet itu rasa-rasanya burung-burung yang terbang di awan sedang menertawai saya.

Mungkin hanya toilet umum yang berada di mal-mal elit, Bandara dan perkantoran modern saja yang benar-benar bersih karena memang terawat dengan biaya operasional yang tinggi. Meskipun nyatanya saya pernah juga mendapati kondisi toilet yang kotor walaupun toilet tersebut berada di sebuah Bandara, pusat perbelanjaan, kantor pemerintahan dan bahkan di kampus ataupun sekolah.

Apa jadinya jika di sekolah-sekolah yang merupakan tempat pendidikan, tidak memiliki toilet yang terawat? Meskipun dengan wujud fisik yang mungkin sederhana, toilet sekolah seharusnya juga menjadi salah satu titik pendidikan. Mendidik perilaku dan gaya hidup sehat, bersih, dan bertanggungjawab terhadap kepentingan bersama. Sangat penting artinya bagi para siswa untuk terbiasa berperilaku bersih di dalam toilet sejak dini. Ingat, Indonesia sehat di masa mendatang ada di tangan mereka.

[caption id="attachment_361649" align="aligncenter" width="640" caption="Duh kotornya... (foto by widikurniawan)"]

1419439853114997922
1419439853114997922
[/caption]

Toilet Higienis Bukanlah Mimpi

Kesadaran berperilaku hidup sehat dan menjaga toilet tetap bersih, semestinya datang dari tiap individu. Berawal dari kesadaran untuk tidak sembarangan menggunakan toilet umum sebagai fasilitas bersama, artinya juga membantu orang lain.

Beberapa hal ini bisa kita lakukan ketika memanfaatkan fasilitas toilet umum,

1. Tidak membuang sampah jenis apapun dalam toilet

Jika sampai pengelola toilet umum menempel pengumuman berupa peringatan untuk tidak membuang sampah dalam toilet, pastinya perilaku buruk itu masih sering dilakukan. Mulailah dari diri kita sendiri untuk tidak berlaku demikian.

2. Menggunakan air secukupnya

Okelah anda bakal membayar dengan uang seribu rupiah untuk jasa toilet umum. Namun, apakah hal itu sudah sah ketika kita terlalu banyak memakai air, bahkan lupa tidak mematikan kran air sehingga banyak air terbuang percuma.

3. Menghargai orang yang antre

Bagaimana rasanya saat anda kebelet buang air, pada saat bersamaan toilet sedang dipakai seseorang sangat lama? Tentu anda bisa blingsatan tidak keruan. Nah, sebaliknya jika kita berada di posisi sedang menggunakan toilet, tidaklah perlu berlama-lama di dalam. Tidak perlu sampai asyik main game di smartphone sehingga lupa jika ada orang yang menunggu giliran.

4. Menggunakan sesuai fungsinya

Anda tentu tidak bisa sembarangan mandi di toilet yang memang khusus untuk buang air besar. Demikian pula, anda tidak bisa begitu saja buang air besar di kamar mandi umum yang tidak menyediakan fasilitas toilet.

Lho memangnya ada ya yang berperilaku demikian? Sstt, kalau tidak ada tidak mungkinlah saya menuliskannya.

--

Nah, sebenarnya kesadaran untuk menggunakan toilet umum secara bijak itu datangnya dari perilaku atau gaya hidup kita saat menggunakan toilet di rumah masing-masing. Dalam suatu keluarga, seharusnya seluruh anggota keluarga memiliki tanggung jawab dan kesadaran yang sama ketika menggunakan toilet di rumah.

Berikut ini beberapa hal yang penting diperhatikan untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan toilet di rumah.

1. Pastikan toilet memiliki ventilasi udara

Pertukaran udara yang cukup akan membuat toilet tidak pengap dan bau. Jika anda sedang membangun rumah, pastikan ada ventilasi udara dalam toilet.

2. Jika sulit membersihkan bak mandi, gantilah dengan ember

Rata-rata orang jaman dulu memiliki bak mandi berukuran besar. Namun, karena repot dibersihkan, akhirnya dinding bak mandi jadi penuh kotoran yang mengendap, bahkan bisa muncul lumut. Kini dengan makin menjamurnya rumah-rumah minimalis, ember menjadi alternatif terbaik pengganti bak mandi permanen karena mudah dibersihkan.

3. Makin sering membersihkan makin baik

Mengapa toilet-toilet di hotel dan tempat-tempat mewah lainnya selalu bersih? Itu karena ada petugasnya yang setiap saat membersihkan. Lha kalau di rumah? Mungkin jeda 2 hari untuk menguras bak atau ember, membersihkan lantai dan dinding, sudah cukup.

4. Jangan biarkan lantai licin, apalagi tergenang

Jika lantai kamar mandi licin, pastinya itu karena jarang dibersihkan dengan cara menyikat. Rajin menyikat lantai dan dinding kamar mandi juga baik supaya kuman-kuman yang bersarang di tempat itu bisa musnah. Jangan lupa untuk membersihkan tutup saluran buangan air, karena biasanya banyak benda-benda seperti rontokan rambut yang bisa mengumpul dan menyumbat sehingga lantai bisa tergenang.

5. Toilet Edukasi

Saya punya anak kecil berusia lima tahun. Sejak balita, saya selalu mengajarkan padanya untuk mengerti hal-hal pokok saat berada di toilet. Misalnya, selalu menyiram usai buang air kecil, hingga tidak berbau pesing lagi. Kemudian tidak boros air dengan tidak membuang-buang air saat mandi. Hal sederhana tapi penting lainnya adalah mengajarkan untuk selalu cuci tangan dengan sabun usai melakukan aktivitas apapun di kamar mandi. Usai buang air kecil atau besar, kemudian cuci tangan. Usai cuci muka, juga harus cuci tangan.

6. Pastikan toilet selalu segar dan wangi

Siapa sih yang mau punya toilet bau? Jika toilet wangi, tentu akan menularkan aura positif bagi penggunanya.

Nah, ulasan-ulasan di atas semoga saja bisa bermanfaat dan menjadi perenungan bersama, karena ternyata berawal dari toilet akan berdampak ke berbagai aspek dalam hidup kita. Gaya hidup disiplin, rapi, bersih, sehat, hemat dan tanggung jawab, bisa bermula dari penggunaan toilet secara bijak.

Salam.

[caption id="attachment_361651" align="aligncenter" width="640" caption="Kondisi yang memprihatinkan (foto by widikurniawan)"]

1419439921158173374
1419439921158173374
[/caption]

[caption id="attachment_361654" align="aligncenter" width="640" caption="Toilet adalah kebutuhan hidup kita, ini buktinya (foto by widikurniawan)"]

1419440091889235996
1419440091889235996
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun