Wah, sebenarnya saya agak ragu, apa benar dia membangun kamar mandi gara-gara saya? Lagipula agak aneh juga ketika kamar mandi dibangun di sebuah rumah setelah beberapa tahun rumah dibangun.
Lama-lama saya maklum juga dengan kondisi di sebagian rumah tangga masyarakat pelosok Sulawesi itu. Toilet belumlah menjadi perhatian penting ketika membangun rumah tinggal. Terkadang, meski rumah terbuat dari dinding batu bata, tetapi mereka membangun toilet terpisah di halaman belakang dengan dinding bambu atau kayu seadanya. Kondisi ekonomi dan faktor pengetahuan sebagian masyarakat juga berperan mengapa keberadaan toilet menjadi prioritas yang kesekian.
[caption id="attachment_361647" align="aligncenter" width="640" caption="Saya pernah terpaksa menggunakan toilet ini, uh... (foto by widikurniawan)"]
Toilet Umum? Ih, Jorok…
Jika toilet dalam rumah-rumah masyarakat kita masih saja banyak yang abai, lalu bagaimana dengan toilet umum? Rasanya sudah menjadi kesimpulan bersama jika toilet umum di negeri ini rata-rata dicap tidak bersih, bahkan dibilang jorok.
Apalagi ketika toilet umum tersebut tidak ada petugas khusus yang selalu membersihkan usai dipakai oleh orang. Bahkan tidak jarang, toilet umum yang ada petugasnya pun kondisinya tetap memprihatinkan.
Bertanya salah siapa atau tanggung jawab siapa, tentu tidak ada habisnya berdebat. Di satu sisi toilet umum yang dimiliki oleh pengelola, semestinya harus terpelihara dan dijaga kebersihannya. Sementara masyarakat pengguna toilet umum juga harus memiliki kesadaran untuk ikut bertanggung jawab terhadap fasilitas yang digunakannya.
Apa susahnya menyiram toilet usai digunakan? Apa susahnya tidak membuang sampah berupa tisu, pembalut hingga puntung rokok di dalam toilet? Apa susahnya juga mengerem tangan kita untuk tidak mencoret-coret dinding dengan kata-kata kotor yang mencerminkan rendahnya moral kita?
[caption id="attachment_361648" align="aligncenter" width="640" caption="Hmmm.... (foto by widikurniawan)"]
Pernahkah anda menemui toilet umum yang lantainya tergenang air? Saya pernah.
Pernahkah anda masuk ke toilet yang (maaf) kotorannya belum disiram? Saya beberapa kali pernah.