Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ahok, Mau Diapain Mpok Siti?

6 Januari 2015   05:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:44 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_363318" align="aligncenter" width="384" caption="Warga antusias menunggu Mpok Siti di Bundaran HI (foto by widikurniawan)"][/caption]

Isu penghapusan bus wisata Jakarta atau City Tour Jakarta memang telah dibantah oleh Gubernur DKI, Basuki Purnama alias Ahok. Bus tingkat yang semula diharapkan mampu menjadi ikon Jakarta ini, menurut Ahok bakal dioperasikan menjadi CSR-nya PT TransJakarta. (sumber: detikcom, 5 Januari 2015).

Gubernur Ahok berjanji bus tersebut tetap bisa digunakan oleh warga secara gratis dengan beberapa perubahan, misalnya penggunaan tiket elektronik meski saldonya tidak didebet. Tentu saja dengan metode ini bakal ada perubahan mengenai halte titik pemberangkatan yang selama ini menggunakan halte biasa, kemungkinan besar bakal ada halte yang dilengkapi gate untuk tap kartu elektronik.

Gonjang-ganjing isu yang menerpa bus City Tour Jakarta yang akrab disebut warga dengan julukan Mpok Siti ini, kemudian ramai dibincangkan oleh netizen. Akun @CityTourJakarta kebanjiran dukungan dengan hashtag #SaveMpokSiti. Rata-rata warga mempertanyakan isu tentang penghapusan bus wisata dan ketika sudah diluruskan oleh Ahok pun muncul polemik baru tentang rencana dihapuskannya tour guide yang selama ini mendampingi para penumpang Mpok Siti.

Ahok yang suka ceplas-ceplos bilang di media bahwa keberadaan tour guide tersebut membuang-buang sumber daya. What? Komentar inilah yang menyentil saya untuk merasa perlu menuliskan pendapat saya. Apa betul sih Pak Ahok yang selama ini saya hormati benar-benar berkomentar demikian?

142047046998306615
142047046998306615

Duh Pak, kali ini saya tidak setuju dengan wacana itu.

Beberapa bulan lalu saya sempat mencicipi Mpok Siti berkeliling. Berkat keberadaan para tour guide, perjalanan tersebut tidaklah hambar dan jelas lebih bermakna. Saya tidak bisa bayangkan jika tidak ada tour guide, lalu apa bedanya dengan naik bis biasa?

Berkat tour guide dari Dinas Pariwisata Jakarta, saya jadi tahu dan sadar keberadaan patung Hermes di atas jembatan di daerah Harmoni. Konon patung itu adalah lambang perdagangan, sesuai dengan nafas kawasan dagang di daerah Harmoni dan sekitarnya.

[caption id="attachment_363320" align="aligncenter" width="384" caption="Patung Hermes di Harmoni (foto by widikurniawan)"]

1420470617980299559
1420470617980299559
[/caption]

Jika naik angkot atau naik bis biasa, saya juga takkan tahu dan mau repot mencari tahu tentang patung Monumen Pembebasan Irian Barat yang terletak di tengah-tengah Lapangan Banteng. Tapi saat itu saya pun mengangguk-angguk karena pengetahuan saya bertambah secara gratis.

Itu baru dua hal, masih banyak hal lain yang diceritakan oleh tour guide yang baik hati itu. Gedung-gedung di seputaran Istana Negara nyatanya tidak semua orang yang tahu dan paham tentang cerita-cerita di balik keberadaannya.

[caption id="attachment_363322" align="aligncenter" width="384" caption="Monumen Pembebasan Irian Jaya di Lapangan Banteng (foto by widikurniawan)"]

1420470777756484662
1420470777756484662
[/caption]

Jika keberadaan tour guide dihilangkan, tidak hanya warga yang rugi, para petugas tour guide pun merasakan kesedihan yang sama.

“Guide (& kru) @CityTourJakarta gak hny cerita sejarah & budaya tp jd duta keramahan Jkt buat para turis yg dateng ke Jkt. #SaveMpokSiti.”

Itulah cuitan akun Twitter @FaridArdian yang mengaku sebagai salah satu guide di bus wisata tersebut.

”Karena menurut gue, bangunan di Jkt itu harus bercerita. Nah, yg bisa ceritain siapa? Ya guide2nya @CityTourJakarta. #SaveMpokSiti,” lanjutnya.

“Berdasarkan pengalaman gue jadi guide @CityTourJakarta, pengguna bus akan berasa jadi "turis" di kota ini walaupun mereka tinggal di sini,” cuitnya.

Satu hal lagi yang mesti dipertimbangakan sebelum meniadakan para tour guide, adalah soal ketertiban penumpang. Bus wisata ini didesain bertingkat dan sering terjadi keributan kecil karena penumpang berebutan naik di bagian paling atas. Para tour guide dan kru yang sabar dan ramah inilah yang selalu berhasil mengatur supaya tidak terjadi dorong-dorangan dan rebutan yang bisa memicu insiden.

Jadi Pak Ahok, apa sih mau anda lakukan terhadap Mpok Siti sebenarnya? Warga sudah terlanjur cinta dengan Mpok Siti, tolong jaga dengan lebih baik, bukan melempar polemik.

[caption id="attachment_363323" align="aligncenter" width="384" caption="Perpustakaan Nasional RI dilihat dari atas bus Mpok Siti (foto by widikurniawan)"]

1420470853239999981
1420470853239999981
[/caption]

[caption id="attachment_363324" align="aligncenter" width="384" caption="Patung MH Thamrin dilihat dari atas bus wisata (foto by widikurniawan)"]

142047095772774127
142047095772774127
[/caption]

[caption id="attachment_363325" align="aligncenter" width="384" caption="Cerianya warga setelah naik Mpok Siti (foto by widikurniawan)"]

1420471027599482168
1420471027599482168
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun