Itu baru dua hal, masih banyak hal lain yang diceritakan oleh tour guide yang baik hati itu. Gedung-gedung di seputaran Istana Negara nyatanya tidak semua orang yang tahu dan paham tentang cerita-cerita di balik keberadaannya.
[caption id="attachment_363322" align="aligncenter" width="384" caption="Monumen Pembebasan Irian Jaya di Lapangan Banteng (foto by widikurniawan)"]
Jika keberadaan tour guide dihilangkan, tidak hanya warga yang rugi, para petugas tour guide pun merasakan kesedihan yang sama.
“Guide (& kru) @CityTourJakarta gak hny cerita sejarah & budaya tp jd duta keramahan Jkt buat para turis yg dateng ke Jkt. #SaveMpokSiti.”
Itulah cuitan akun Twitter @FaridArdian yang mengaku sebagai salah satu guide di bus wisata tersebut.
”Karena menurut gue, bangunan di Jkt itu harus bercerita. Nah, yg bisa ceritain siapa? Ya guide2nya @CityTourJakarta. #SaveMpokSiti,” lanjutnya.
“Berdasarkan pengalaman gue jadi guide @CityTourJakarta, pengguna bus akan berasa jadi "turis" di kota ini walaupun mereka tinggal di sini,” cuitnya.
Satu hal lagi yang mesti dipertimbangakan sebelum meniadakan para tour guide, adalah soal ketertiban penumpang. Bus wisata ini didesain bertingkat dan sering terjadi keributan kecil karena penumpang berebutan naik di bagian paling atas. Para tour guide dan kru yang sabar dan ramah inilah yang selalu berhasil mengatur supaya tidak terjadi dorong-dorangan dan rebutan yang bisa memicu insiden.
Jadi Pak Ahok, apa sih mau anda lakukan terhadap Mpok Siti sebenarnya? Warga sudah terlanjur cinta dengan Mpok Siti, tolong jaga dengan lebih baik, bukan melempar polemik.
[caption id="attachment_363323" align="aligncenter" width="384" caption="Perpustakaan Nasional RI dilihat dari atas bus Mpok Siti (foto by widikurniawan)"]
[caption id="attachment_363324" align="aligncenter" width="384" caption="Patung MH Thamrin dilihat dari atas bus wisata (foto by widikurniawan)"]