Mohon tunggu...
widi hari mulyono
widi hari mulyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

buat ngerjain tugas aja

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Perbandingan Kesehatan Dan Produktivitas Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Status Negara

12 Januari 2025   10:07 Diperbarui: 12 Januari 2025   18:31 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : World Development Indicators

Secara keseluruhan, indeks kesehatan membutuhkan pendekatan multidimensional untuk peningkatan. Korea Selatan menunjukkan pentingnya teknologi medis dan akses kesehatan yang merata, Indonesia harus fokus pada pemerataan fasilitas medis di daerah terpencil, dan Irak perlu membangun kembali infrastrukturnya serta meningkatkan stabilitas politik. Stabilitas, pendidikan kesehatan, dan pengelolaan sumber daya yang baik adalah kunci untuk meningkatkan kualitas sistem kesehatan secara berkelanjutan.

  • Analisis Produktivitas Berdasarkan Status Negara

  • Sumber : World Development Indicators 
    Sumber : World Development Indicators 

    Produktivitas Korea Selatan jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan Irak selama 2010--2019. Korea Selatan secara konsisten mencatat produktivitas di atas 20.000 output, dengan puncaknya 33.447 output pada 2018. Produktivitas ini didukung oleh pendidikan berkualitas, inovasi teknologi, dan stabilitas politik. Menurut OECD, investasi R&D yang mencapai 4,5% dari PDB pada 2019 menjadikan Korea Selatan pemimpin global dalam ekspor teknologi tinggi seperti semikonduktor, elektronik, dan kendaraan bermotor. Sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja terampil dan stabilitas politik semakin mendukung efisiensi kerja di sektor manufaktur dan jasa.

    Indonesia mencatat peningkatan produktivitas dari 3.288 output pada 2015 menjadi 4.107 output pada 2019, didukung oleh pembangunan infrastruktur besar-besaran seperti jalan tol dan pelabuhan yang meningkatkan efisiensi logistik. Namun, produktivitas Indonesia masih tertinggal jauh dari Korea Selatan karena rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja, di mana hanya 12% memiliki pendidikan tinggi, dan dominasi sektor informal yang cenderung memiliki efisiensi lebih rendah.

    Irak mencatat tren produktivitas yang fluktuatif, mencapai puncaknya 6.650 output pada 2013 sebelum turun drastis menjadi 4.334 output pada 2015 akibat konflik bersenjata dan kerusakan infrastruktur. Ketergantungan pada sektor minyak yang menyumbang 90% pendapatan negara tetapi mempekerjakan sedikit tenaga kerja membatasi diversifikasi ekonomi. Minimnya investasi dalam pendidikan dan pelatihan tenaga kerja serta tingginya pengangguran akibat konflik menghambat produktivitas Irak, meskipun ada sedikit peningkatan menjadi 5.672 output pada 2019.

  • Analisis Hubungan Kesehatan Terhadap Produktivitas Korea Selatan
  • Sumber : World Development Indicators 
    Sumber : World Development Indicators 

    Hubungan antara indeks kesehatan dan produktivitas di Korea Selatan menunjukkan korelasi yang erat. Indeks kesehatan meningkat dari 0,760 pada 2010 menjadi 0,801 pada 2019, seiring dengan kenaikan produktivitas dari 23.079 output menjadi 31.902 output. Peningkatan ini didukung oleh sistem layanan kesehatan universal, teknologi medis canggih, serta angka harapan hidup yang tinggi dan tingkat kematian bayi yang sangat rendah. Kondisi kesehatan yang baik memungkinkan tenaga kerja untuk bekerja lebih efisien, dengan tingkat absensi rendah, sehingga mendukung daya saing tenaga kerja.

    Pertumbuhan produktivitas yang konsisten di Korea Selatan juga didorong oleh peran kesehatan sebagai faktor penunjang daya saing industri. Dengan tenaga kerja yang sehat dan berumur panjang, sektor-sektor seperti manufaktur berbasis teknologi tinggi, elektronik, dan otomotif dapat beroperasi secara efisien dan inovatif. Menurut laporan OECD, kontribusi sektor teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap GDP Korea Selatan mencapai 12% pada tahun 2019, dan keberhasilan sektor ini tidak lepas dari tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu, pengembangan kebijakan ramah pekerja, seperti pemberian akses layanan kesehatan di tempat kerja dan program pencegahan penyakit, semakin meningkatkan motivasi dan efisiensi tenaga kerja.

    Korelasi ini menunjukkan bahwa peningkatan indeks kesehatan menciptakan efek berantai: tenaga kerja yang lebih produktif mendukung sektor-sektor unggulan, yang pada gilirannya meningkatkan GDP negara. Korea Selatan membuktikan bahwa dengan investasi berkelanjutan dalam kesehatan, pendidikan, dan teknologi, sebuah negara dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan daya saing global yang tinggi. Strategi ini menjadikan kesehatan sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi berkelanjutan.

    • Analisis Hubungan Kesehatan Terhadap Produktivitas Indonesia

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Analisis Selengkapnya
      Lihat Analisis Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun