Judul yang saya buat adalah kata-kata yang tidak pernah saya lupakan. itu adalah celoteh anakku no 2 gadis kecil yang saat itu masih berusia 3 tahun, saat saya mengatakan sayang kepada anak saya dengan kalimat seperti ini  "......nak.... ayah mencintaimu..."
jawaban polos yang diberikan sungguh membuat saya terkejut dengan bahasa kekanakan sambil lompat sana-sini dia menjawab. " ayah..... ayah jangan cinta-cinta sama aku.... nanti ayah cium-cium bibirku lagi. kan nggak boleh ayah "
Anak perempuan usia dibawah 3 tahun, belajar kata cinta identik dengan ciuman bibir ? selidik punya selidik ternyata sumber informasi di dapat dari siaran TV, saat saya dan istri sibuk bekerja, anak dibawah asuhan pembantu. Mungkin sambil mengerjakan pekerjaan rumah dan menjaga anak-anak. TV dipasang dan saya cermati ternyata tayangan film yang ditonton ada bagian yang tertanggap mata anak-anak. begitu mengucapkan kata cinta di sertai dengan adegan cium bibir. Segera saya merubah strategi dan memberikan perhatian kepada anak-anak saaat menonton TV.
Mungkin bukan anak saya saja yang salah mempersepsikan dan memaknai kata cinta. Diluar sana begitu banyak juga anak-anak lain yang salah memperssepsikan makna cinta. penelitian yang dilakukan oleh BKKBNÂ ( http://health.okezone.com/read/2013/02/13/482/760944/20-9-remaja-indonesia-hamil-di-luar-nikah) mengungkapkan 20,9 % remaja Indonesia hamil di luar nikah
Syukur Alhamdulilah.... pendampingan terhadap anak-anak yang dilakukan sejak dini membawa hikmah tersendiri. suatu ketika anak saya yang sekarang sudah tumbuh dewasa. ketika seorang tamu laki-laki datang dan kebetulan saya masih tanggung mengerjakna pekerjaan, saya minta tolong anak saya yang saat ini sudah menduduki bangku SMA. kata saya...." nak...tolong temui tamu ayah sebentara saja.. ayah masih tanggung. anak saya yang juga masih mengerjakan PR di ruang belajar menjawab, "... ayah.... aku lagi nggak pake kerudung, kerudungku di kamar..." saya terus mendesak untuk menemui sebentar saja karena sudah beberapa kali memberikan salam" ...... temui tamu ayah sebentar...saja nak, persilahkan masuk." jawab anak saya dengan tegas : " Ayah.... ayah mau bertanggungjawab atas sehelai rambutku yang dilihat orang yang bukan mhrim ? "
Saya tertegun mendengar jawaban tegas nya, dan bergegas menemui tamu yang sudah semenjak tadi berdiri di luar rumah.
Pendampingan, Komunikasi yang baik antara anggota keluarga, penanaman nilai agama sejak dini dan contoh keseharian dirumah InsyaAllah akan menjadi tameng terbaik masuknya pengaruh buruk dari media massa dan juga untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter , nilai-nilai pandangan hidup di lingkungan keluarga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H