Mohon tunggu...
Widia Winata Putri
Widia Winata Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI SI AKUNTANSI | NIM 43223010201

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebatinan Mangkunegaran IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

22 November 2024   04:12 Diperbarui: 22 November 2024   04:12 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Madya (Jelas, Tahu Hak dan Kewajibannya)

  • Madya adalah kategori pemimpin yang memiliki pemahaman yang jelas tentang hak dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin. Pemimpin dalam kategori madya tahu apa yang harus dilakukan, dan memahami batasan serta tanggung jawab yang ada dalam jabatannya. Mereka cenderung menjalankan kepemimpinan dengan adil dan sesuai dengan aturan, serta bertindak dengan pertimbangan yang bijak. Pemimpin yang madya tidak hanya memiliki pemahaman yang jelas tentang tugasnya, tetapi juga mampu beradaptasi dengan kondisi dan tantangan yang ada.
  • Seorang pemimpin yang berada dalam kategori madya akan melakukan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Mereka tahu kapan dan bagaimana mengambil keputusan yang bijak dan adil. Pemimpin yang madya juga tidak ragu untuk mengakui kelemahan dan kesalahan, serta belajar dari pengalaman untuk menjadi lebih baik dalam memimpin.

3. Utama (Beyond, Melampaui atau Terbaik)

  • tama adalah kategori tertinggi dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang berada dalam kategori utama adalah seorang pemimpin yang melampaui standar atau mencapai yang terbaik dalam segala aspek kepemimpinan, baik dari segi moral, etika, maupun kemampuan dalam mengambil keputusan. Pemimpin yang utama tidak hanya menjalankan tugas dengan sangat baik, tetapi juga memberikan inspirasi bagi orang lain, menciptakan perubahan yang signifikan, dan membawa keberhasilan yang luar biasa bagi masyarakat atau organisasi yang dipimpinnya. Mereka adalah pemimpin yang tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang luhur dan jiwa pengabdian yang tinggi.
  • Pemimpin dalam kategori utama cenderung memiliki visi yang jauh ke depan dan mampu membawa organisasi atau masyarakat menuju perubahan yang lebih baik. Mereka adalah figur yang sangat dihormati, karena bukan hanya berhasil mencapai tujuan jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak positif yang berkelanjutan. Pemimpin ini memiliki keberanian untuk membuat keputusan besar yang mengubah dunia, sambil tetap mempertahankan nilai-nilai luhur dan keadilan.

Gambar 7 TB-2 Anti Korupsi dan Etik UMB/dokpri
Gambar 7 TB-2 Anti Korupsi dan Etik UMB/dokpri

Dalam tradisi kepemimpinan Jawa, salah satu karya sastra yang sangat dihormati adalah Serat Pramayoga karya Ranggawarsita. Dalam karya ini, terdapat delapan kategori kepemimpinan yang menjadi pedoman bagi seorang pemimpin untuk menjalankan tugasnya dengan bijaksana dan berkeadilan. Kategori-kategori ini memberikan gambaran tentang kualitas-kualitas yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang ideal, yang tidak hanya memiliki kekuasaan tetapi juga hati dan integritas yang tinggi. Berikut adalah makna dari kategori kepemimpinan yang diajarkan dalam Serat Pramayoga:

1. Hang uripi (Mewujudkan Kehidupan Baik)

  • Hang uripi mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu mewujudkan kehidupan yang baik bagi rakyat dan masyarakatnya. Pemimpin yang ideal harus berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk kehidupan yang lebih baik, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun budaya. Hang uripi juga berarti bahwa seorang pemimpin harus menciptakan suatu sistem yang memberikan peluang bagi setiap individu untuk berkembang dan hidup dengan bermartabat.
  • Pemimpin yang mempraktikkan hang uripi akan berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup rakyatnya melalui kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan umum, seperti pendidikan yang berkualitas, akses kesehatan yang merata, dan penciptaan lapangan pekerjaan.

2. Hang rungkepi (Berani Berkorban)

  • Hang rungkepi mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus berani berkorban demi kepentingan orang banyak. Ini berarti bahwa seorang pemimpin harus siap untuk melepaskan kepentingan pribadi, bahkan pada saat-saat sulit, demi kebaikan bersama. Pemimpin yang hang rungkepi akan selalu mengutamakan tugas dan tanggung jawabnya, meskipun itu memerlukan pengorbanan waktu, tenaga, atau bahkan harga diri.
  • Pemimpin yang hang rungkepi tidak hanya berbicara tentang pengorbanan tetapi juga menunjukkan keteladanan dengan cara bertindak. Mereka akan rela mengorbankan kenyamanan pribadinya demi kesejahteraan masyarakat, baik dalam situasi krisis maupun dalam keputusan-keputusan besar yang membutuhkan keberanian.

3. Hang ruwat (Menyelesaikan Masalah)

  • Hang ruwat berarti kemampuan seorang pemimpin untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh masyarakatnya. Pemimpin yang hang ruwat tidak hanya bisa mengidentifikasi masalah, tetapi juga bisa merumuskan solusi yang tepat dan efektif. Mereka mampu mengelola konflik, mengatasi hambatan, dan menemukan cara untuk memecahkan masalah secara konstruktif.
  • Pemimpin yang hang ruwat memiliki kemampuan analitis yang baik untuk melihat inti masalah, memahami akar penyebabnya, dan mampu mengarahkan masyarakat menuju solusi yang adil dan berkelanjutan.

4. Hang ayomi (Perlindungan)

  • Hang ayomi adalah kualitas kepemimpinan yang menekankan perlindungan terhadap masyarakat. Pemimpin yang hang ayomi adalah sosok yang memberikan rasa aman dan terlindungi bagi rakyatnya. Mereka melindungi rakyat dari ancaman eksternal dan internal, menjaga stabilitas sosial, dan memastikan bahwa semua anggota masyarakat merasa aman dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pemimpin yang hang ayomi akan fokus pada upaya menjaga ketertiban umum dan menegakkan hukum. Mereka juga memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil berpihak pada kelompok-kelompok yang rentan atau terpinggirkan dalam masyarakat.

5. Hang uribi (Menyala, Motivasi)

  • Hang uribi mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu menyala, yakni menjadi sumber motivasi dan inspirasional bagi rakyatnya. Pemimpin yang hang uribi mampu memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Mereka memberi contoh yang baik dan mendorong orang lain untuk berusaha lebih keras dan lebih baik dalam kehidupan mereka.
  • Pemimpin yang hang uribi adalah sumber semangat yang tidak hanya berbicara tetapi juga bertindak. Mereka memberikan inspirasi melalui perbuatan, serta mampu memotivasi orang lain untuk terus berjuang demi kebaikan bersama.

6. Ha memayu (Harmoni, Keindahan, Kerukunan)

  • Ha memayu mengajarkan tentang pentingnya harmoni, keindahan, dan kerukunan dalam masyarakat. Pemimpin yang ha memayu berusaha menciptakan keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat, baik dalam hubungan sosial, politik, maupun ekonomi. Mereka berusaha untuk menjaga keseimbangan dan memastikan bahwa konflik dapat diselesaikan dengan cara yang damai dan produktif.
  • Pemimpin yang ha memayu akan fokus pada penciptaan lingkungan yang harmonis dan damai, di mana semua individu dapat bekerja sama meskipun ada perbedaan latar belakang.

7. Ha mengkoni (Membuat Persatuan)

  • Ha mengkoni mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus mampu membuat persatuan dan menyatukan berbagai elemen masyarakat. Pemimpin yang ha mengkoni adalah mereka yang mampu meredakan perbedaan dan mengarahkan energi masyarakat untuk bersama-sama bekerja menuju tujuan bersama.
  • Pemimpin yang ha mengkoni berperan penting dalam menjembatani berbagai kepentingan, ideologi, atau pandangan yang berbeda dan mengarahkan semua pihak untuk mencapai tujuan yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun