Why: Alasan Relevansi Tiga Era dengan Fenomena Korupsi
1. Siklus Moral, Ranggawarsita menunjukkan bahwa sejarah peradaban manusia berulang dalam siklus moral. Korupsi merupakan manifestasi dari kemerosotan moral yang terjadi ketika masyarakat berada dalam fase Katatidha atau Kalabendhu. Dengan memahami siklus ini, kita dapat melihat bahwa korupsi bukanlah masalah baru, tetapi bagian dari masalah yang lebih besar terkait dengan nilai-nilai sosial.
2. Pengaruh Kepemimpinan, kepemimpinan yang buruk dapat menyebabkan munculnya korupsi. Ketika pemimpin tidak menjunjung tinggi nilai-nilai moral, masyarakat akan kehilangan kepercayaan dan cenderung mengikuti jejak negatif tersebut. Ranggawarsita menekankan pentingnya pemimpin yang adil untuk mencegah terjadinya korupsi.
3. Keterkaitan dengan Kondisi Sosial, fenomena korupsi di Indonesia saat ini dapat dilihat sebagai cerminan dari kondisi sosial yang telah digambarkan oleh Ranggawarsita. Ketidakpastian hukum dan kebijakan yang tidak konsisten menciptakan ruang bagi praktik-praktik koruptif berkembang subur.
Fenomena korupsi di Indonesia telah menjadi berita yang tidak asing karena cukup kompleks dan berakar dalam masyarakat. Sejak era reformasi, korupsi semakin meluas dengan banyak pejabat publik dapat terlibat dalam berbagai kasus. Meskipun pemerintah telah berkomitmen untuk memberantas korupsi, hasilnya masih jauh dari harapan. Ranggawarsita, seorang sastrawan dan pemikir dari Jawa, memberikan pandangan yang tajam mengenai isu ini dalam karya-karyanya.
Penyebab Korupsi