Mohon tunggu...
Prasasti Arti Widiastuti-wunder
Prasasti Arti Widiastuti-wunder Mohon Tunggu... -

- TKI di Jerman

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wunderschoen Bayern

11 Agustus 2014   01:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi kereta ini terlambat 30 menit. Jadi kami harus menunggu selama satu jam kereta yang akan menbawa kami ke Wuerzburg.Dari Wuerzburg kami harus berganti Kereta menuju ke Nuenberg. Dari Nuenberg kami menuju Munich. Sampai di Munich central station sudah jam 19:30 malam, kami naik U-Bahn(underground) selama 10 menit, ke halte bis yang akan membawa kami ke hotel. Sampai di Hotel jam 20:00. Rencananya malam itu kami akan ke Biergarten kalau diterjemahkan secara harfiah artinya kebun bir tapi maksudnya adalah restaurant khas bayern dengan teras atau kebun, dimana orang bisa makan dan minum bir. Tetapi perjalan hari ini yang cukup stress dan memlelahkan, dan kami memutuskan untuk menutup hari itu secepatnya, segera mandi dan pergi tidur.. zzzzzz.....

Empat jam menikmati Munich.

Rencannya hari ini kami mau bangun pagi. Tetapi rasanya badan kami masih sakit-sakit, karena kemarin harus memanggul rasel dan berganti-ganti kereta. Wekker sudah berkring-kring berkali-kali kami matikan, dan masih enggan keluar dari selimut kami.

Jam 9:00 pagi kami akhirnya bisa bangun, persiapan , packing dan makan pagi memerlukan waktu selama satu setengah jam dan baru selesai sekitar jam 10:30, setelah itu langsung check out dan menitipkan barang kami di front office.

Perhitungan Kami hanya ada waktu sekitar empat jam untuk sejenak berkeliling kota munich, karena sebelum melanjutkan perjalanan ke Inzell, kami harus mengambil barang kami dihotel.

Setelah kami tiba di pusat kota Munich, meski sudah sarapan Broetchen, tapi perut tetap merasa lapar, jadilah kami mampir sejenak disebuah Biergarten. makanan traditional bayern, termasuk makanan kelas berat, bahkan menu makan pagi di Bayern sosis rebus, disertai bir. Kalau anda memesan bir di Munich, anda juga hanya bisa memesan size jumbo, ukuran gelas 0,5 liter atau satu liter, sementara ditempat lain kecuali di Bayern anda bisa memesan ukuran kecil 0,3 liter. Bir yang cukup menyegarkan dan khas Bayern „Radler“, campuran bir dengan lemon, rasanya sangat menyegarkan,ada rasa segar asam lemonyang mendominasi rasa manis, rasa getir serta sedikit pahit disertai sentilan riak soda cita rasa khas bir tetap terasa diakhir tegukan.

Kuliner khas lainnya di Munich adalah Schweinehaxe, kaki babi yang renyahdipanggang di oven, disantap dengan saus berwarna coklat dilengkapi dengan Klose (Bakso kentang ala Bayern) dan Sauerkraut, sejenis salat yang terbuat dari kol putih yang diasamkan rasanya manis dan asam, cocok . Kalau berbicara kuliner tidak akan pernah puas dan akan selalu ada yang menarik untuk dicoba.

Setelah merasa kenyang Kami berjalan – jalan mengelilingi Muenchener Residenz atau komplek istana yang ada di pusat kota munich, yang terdiri dari beberapa bangunan megah, dulu merupakan tempat tinggal raja – raja dan bangsawan di Bayern. Kompleks ini sekarang di pakai sebagai museum decorative art, yang terdiri dari 130 show rooms. Mungkin dibutuhkan waktu seharian untuk melihat mengeliligi komplek tersebut secara detail, dan kalau anda berniat untuk mengunjungi museum, dan melihat secara intensive koleksi-koleksinya, tentu butuh beberapa hari. Setelah itu kami mengunjungi Frauen Kirche, sebuah gereja di Munich, tepat di samping gereja itu ada sebuah miniatur mini pusat kota munich yang terbuat dari batu dan dilengkapi dengan huruf braille, tujuannya agar tuna netra juga dapat meraba dan menikmati kota munich.

Meski saat itu hari minggu tetapi cukup ramai karena ada pesta rakyat, jadi pusat kota saat itu dipenuhi dengan stand - stand kerajinan khas Bayern, para penjajanya berpakain traditional khas bayern, dirndl untuk para perempuan dan tracht untuk para pria. Di bandingkan dengan negara bagian lain di Jerman, orang-orang di Bayern termasuk masih sangat menjaga tradisi mereka.

Karena hari itu udara relatif cerah dan agak sedikit panas, sebelum kami kembali kehotel untuk mengambil rasel kami, enak juga makan ice cream pikir kami, tapi setelah melihat daftar harga, saya cukup terkejut, harga 1 scope ice cream 1,30€. Sementara di wilayah Aachen dan sekitarnya paling mahal hanya 0,90€ per scope. Jadilah kami menunda rencana makan ice cream. Munich memang terkenal mahal dibandingkan dengan kota-kota lain di Jerman, mungkin karena banyak selebritis dan orang penting Jerman yang tinggal disana.

Hari ini seperti hari kemarin, kami akhiri dengan mengejar bis dan u-bahn untuk secepat mungkin bisa tiba dihotel dan segera kembali ke central station Munich dan melanjutkan perjalanan. Ide awalnya untuk menghemat waktu kami mencoba rute baru, naik trem, menurut info offline map, stasiun trem lebih dekat dengan hotel kami, dan kami tidak harus naik U-Bahn. Ternyata ketika sampai distasiun itu kami salah mengambil jalan, harusnya kami naik tangga keatas menuju jalan utama dan menyebrang jalan, tapi kami malah memilih jalan memutar setelah lebih dari duapuluh menit berjalan, baru sadar kalau nyasar, maklum processsor mulai lemot karena kecapean. Akhirnya terlambat 30 menit dari waktu yang direncanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun