Mendengar kata terorisme atau teroris gambaran pertama yang muncul dalam benak kebanyakan dari kita mungkin adalah pria berjenggot Panjang, berjubah, wanita bercadar dengan pakaian serba hitam, bom, 9/11, bom Bali 1 dan 2, serta berbagai peristiwa-peristiwa terorisme lainnya.Â
Terorisme ini juga sering diidentikan dengan islam, agama yang berarti perdamaian dan keselamatan. Tentu banyak kaum muslim yang merasa sangat keberatan jika agama yang dianutnya dikaitkan dengan tindakan terorisme.
Terorisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan(terutama tujuan politik).Â
Menurut Organisasi Konferensi Islam(OKI), bahwa terorisme mencakup segala tindakan kekerasan atau intimidasi -terlepas dari maksud dan tujuan pelakunya- dengan tujuan untuk menjalankan rencana kriminal(makar) secara personal atau kelompok dengan cara menciptakan rasa takut, mengancam, merugikan atau membahayakan kehidupan, kehormatan, kebebasan, keamanan dan hak-hak masyarakat, atau ancaman perusakan lingkungan dan hak milik, baik umum maupun pribadi.Â
Dari sini dapat kita pahami bahwa terorisme secara umum adalah segala bentuk perbuatan yang dapat menimbulkan ketakutan dalam masyarakat.
Dari pengertian di atas dan banyak Lembaga, organisasi internasional, pakar hukum, serta para ahli  sebenarnya tidak ada yang mendefinisikan bahwa terorisme dapat diidentikan atau dikaitkan dengan Islam.Â
Namun mengapa bisa gambaran pertama yang muncul setelah mendengar istilah terorisme yang muncul bahwa teroris berkaitan dengan Islam dan pelakunya adalah muslim? Mengapa hal ini bisa terjadi?
Kita semua tahu bahwa peristiwa 9/11 adalah salah satu peristiwa terorisme yang paling banyak mendapat perhatian dunia. 11 september 2001, Gedung kembar WTC New York diserang pesawat yang sudah dibajak.
Dalang dari peristiwa ini adalah al-Qaeda. Kemudian Sembilan hari pasca serangan, yaitu pada 20 september 2001 di hadapan ratusan anggota kongres dan dunia melalui siaran televisi Presiden Amerika Serikat pada saat itu, George W. Bush berpidato mendeklarasikan perang melawan teroris, ia juga mengajak seluruh dunia untuk mendukung Amerika untuk bersama-sama memerangi terorisme.Â
Ini adalah titik dimana terorisme mulai menjadi salah satu isu keamanan dunia yang sampai saat ini masih dianggap penting untuk diperangi secara bersama.
Di Indonesia sendiri, tindakan terorisme pertama kali dilakukan yaitu  pada 28 maret 1981. Pembajakan pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia DC-9 Woyla.Â
Pembajakan  tersebut dilakukan oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang dan mengaku sebagai anggota komando jihad(red: muslim). Dan yang paling mengguncang Indonesia yaitu pada 12 Oktober 2002(Bom Bali 1), memakan 202 korban jiwa dan 209 orang cedera.Â
Kemudian kembali terjadi pengeboman di Bali tepatnya pada 1 Oktober 2005(Bom Bali 2) sedikitnya 23 orang tewas dan 196 luka-luka akibat peristiwa ini. Kasus bom Bali 1 dianggap sebagai peristiwa terorisme paling parah yang melanda Indonesia. Sama seperti tindakan-tindakan terorisme sebelumnya, bom Bali 1 dan 2 juga pelakunya dikaitkan dengan al-qaeda.
ketiga peristiwa tersebut adalah contoh kasus terorisme yang diberitakan oleh berbagai media, mulai dari radio, surat kabar, hingga televisi. Tak heran mengapa islam dikaitkan dengan terorisme.Â
Selama ini media selalu mengekpos peristiwa terorisme yang pelakunya adalah muslim. Tidak ada pemberitaan kasus terorisme yang dilakukan oleh agama lain, tidak ada pemberitaan bahwa muslim adalah korban terorisme.Â
Media hanya memberitakan terorisme yang pelakunya adalah muslim, latak belakang agama islam selalu dikaitkan dengan terorisme. Itulah mengapa muncul praduga bahwa teroris adalah muslim.Â
Padahal banyak kasus terror di luar sana yang pelakunya bukan non muslim namun sepi pemberitaan atau diberitakan tapi tidak disebut teroris. Misalnya pelaku terror las vegas yang membunuh lebih dari 50 orang dan melukai 450 orang tidak di-cap sebagai teroris. Pelaku terror bom Alam Sutera, dan banyak lagi kasus lain yang luput dari pemberitaan media.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H