Isu penyadapan yang dilakukan oleh Amerika secara diam-diam ke beberapa negara membuat ramai kalangan Internasional. Berbagai protes muncul yang menyebabkan keadaan diplomasi negara-negara juga menjadi terganggu. Diperkirakan sekitar 30 negara menjadi mangsa dari penyadapan Amerika Serikat dan membuat kekhawatiran bagi negara-negara terutama negara berkembang. Bidikan penyadapan oleh Badan Intelijen milik Amerika Serikat (NSA) membuat banyak negara membatalkan kunjungannya ke Amerika Serikat saat mengetahui hal tersebut.
Bagaimana jika kita hubungkan kasus penyadapan ini dengan Teori Realisme dan Defensive?
Realisme cenderung menggangap bahwa sifat manusia sangat egois dan individualisme. Begitu juga dengan Amerika serikat yang sangat mendalami perannya dalam mendapatkan keuntungan hanya bagi negaranya sendiri tanpa memikirkan negara lain. Realisme memandang hal di dunia adalah anarkis dan tidak ada yang dapat dipercayai sehingga besar kemungkinan dapat memicu terjadinya perssaingan yang ricuh.
Realisme Defensive memberikan fokusnya kepada pertahanan dan keamanan negara dengan sifat individualisme dan juga membatasi kekuasaan. Karena ketidakpercayaannya kepada negara lain sehingga menggangap negara lain dapat menjadi saingan serta ancaman sewaktu-waktu. Kedilemaan inilah yang membuat Amerika Serikat berinisiatif melakukan penyadapan ke beberapa negara yang berpotensi demi usaha melindungi kepentingan negaranya.
Amerika Serikat menjadi negara adidaya dan untuk mempertahankan kekuatannya di dunia internasional maka Amerika Serikat perlu mewaspadai segala hal yang berkaitan dengan diplomasi. Untuk mengetahui kepentingan tersembunyi yang dilakukan negara lain dengan Amerika Serikat, maka Amerika Serikat mencari tahu secara berseliding dengan melakukan penyadapan namun usaha tersebut membawa dampak negatif bagi Amerika Serikat yaitu ketidakpercayaan negara-negara kepada Amerika Serikat setelah perisitwa tersebut. Dan kasus penyadapan ini adalah bentuk Self Defensive Amerika Serikat kepada kepentingan negaranya sendiri.
Sumber:
(UMY Hubungan Internasional, 2013)
 (UNIKOM, 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H