Heboh virus corona telah mengepung dunia. Dunia seperti gaduh serba sibuk mengantisipasi dan mencegah agar virus corona tidak menyebar kemana-mana. Beberapa kegiatan tertunda dan bahkan batal dilaksanakan. Ajang balapan motto GP yang dinanti banyak orang juga dibatalkan. Kegiatan ibadah umroh juga dihentikan sementara di Arab Saudi sampai waktu kondisi memungkinkan. Virus corona saat ini sedang menjadi tema besar perbincangan di berbagai media.
Namun yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah nasib anak-anak sekolah yang jumlahnya jutaan ini. Mereka sebenarnya sangat rentan karena setiap hari berinteraksi dengan puluhan bahkan ratusan orang saat mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Bukan tidak mungkin mereka ini juga potensial menjadi sosok yang terancam terinfeksi virus. Tentu bila tidak ada tindakan sistematis dan standar perlakuan dan perlindungan terhadap anak-anak ini dari ancaman virus corona.
Tenti tidak berarti menakut-nakuti. Ratusan anak di sekolah selalu berkumpul dan sekaligus bergumul. Mereka berinteraksi secara bebas di sekolah, dan sangat mungkin bila ada satu atau dua saja yang kebetulan membawa virus tanpa terdeteksi sebelumnya, anak anak ini rentan untuk tertular. Olej karena itu perlu ada langkah-langkah antisipasi yang strategis dan sistematis bagaimana agar anak anak di sekolah ini tetap dapat melaksankana kegiatan pembelajaran dengan tetap ceria tanpa terancam penyebaran virus corona.
Terlalu menganggap sepele dan santai, bisa berbahaya. Kendati waspada ini tidak berarti sama dengan tindakan panik. Sekolah tidak boleh gegabah, dan tidak juga boleh  terlalu longgar dalam konteks kewaspadaan terhadap penyebaran virus corona. Beberapa tempat di luar negeri sampai pula pada tahapan meliburkan sementara anak dari kegiatan pembelajaran untuk antisipasi. Nah di sekolah kita sebaiknya bagaimana ? Beberapa hal berikut ini barangkali perlu dijadikan referensi.
1. Sosialisaikan Bahaya Virus Corona
Sekolah melalui para pendidik dapat memberikan edukasi tentang bahaya virus corona bagi manusia dan terutama bagi anak-anak. Pemahaman yang baik terhadap masalah corona akan menyebabkan siswa memiliki pemahaman yang cukup dan benar tentang bahaya virus corona.
Sosialisasi ini bisa dilakukan dengan berbagai model. Bisa dalam bentuk klasikal, dalam bentuk kelompok, dalam bentuk integrasi pembelajaran, maupun dalam forum-forum yang memungkinkan. Misalnya menyisipkan materi ini pada saat pembinaan upacara bendera. Saat kegiatan out door dan lain sebagainya. Para pendidik  di sekolah dapat memanfaatkan berbagai momen yang ada di sekolah untuk menyampaikan materi tentang bahaya virus corona.Â
Harapannya tidak ada siswa yang tidak tahu bahaya virus corona bagi manusia dan dampak-apa saja yang akan terjadi apabila manusia terinfeksi corona. Pemahaman ini menjadi penting agar anak tidak gaptek soal virus corona.
2. Budayakan cuci tangan di sekolah.
Sekolah harus membudayakan kebiasan hidup bersih dengan mencuci tangan dengan sabun atau yang berfungsi untuk membunuh kuman atau virus. Pembudidayaan ini selain dengan gerakan hidup bersih dan cuci tangan, sekolah sebaiknya menyediakan secara cukup fasilitas cuci tangan di lingkungan sekolah yang mudah dijangkau anak-anak. Fasilitas yang cukup ini penting agar anak tidak merasa kesulitan saat akan melakukan pembiasaan cuci tangan. Jangan sampai anak disuruh membudidayakan cuci tangan sekolah nya sendiri tidak menyediakan fasilitasnya.Â
3. Sosialisasi Pola Hidup Sehat
Mencegah virus corona salah satu yang dapat dilukan juga adalah dengan edukasi yang maksimal tentang pola hidup yang sehat. Kesadaran untuk pola hidup sehat sangat penting agar kondisi anak dalam keadaan yang sehat dan prima. Dimana kondisi tersebut dapat menimbulkan kekebalan yang  berfungsi seabgai  antibodi atau menciptakan kekebalan hadapi virus corona maupun virus -virus yang lain.
4. Etika Penggunaan Masker
Masker adalah perangkat kesehatan yang sangat penting. Tetapi anak perlu diedukasi tentang penggunaan masker, cara menggunakannya, dan kapan ia harus menggunakannya. Termasuk diedukasi tentang bagaimana sikap yang positip terhadap perangkat masker ini khususnya terkait dengan wabah viru corona. Jangan sampai anak terdorong untuk bertindak "panic buying" ramai-ramai berbondong-bondong memborong masker, menimbun masker, atau menggunakan masker dengan cara yang salah dan kurang efektif.
Edukasi tentang masker ini sangat penting agara siswa atau anak tidak ikut-ikutan berebut masker padalah sebenarnya ia belum memerlukan misalnya. Jangan sampai pula anak-anak menjadi penyebab hilangnya hak orang lain yang sebenarnya lebih membutuhkan masker ketimbang dirinya.
5. Waspada dan bijaksana dengan media
Anak-anak juga perlu diedukasi untuk waspada dan bijak dengan informasi di media. Jangan sampai terpengaruh oleh informasi yang kurang benar atau "hoaks". Kemampuan memilah informasi ini menjadi penting ditanamakan siswa di sekolah agar anak tidak ikut terjerumus kedalam tindakan-tindakan yang terjebak pada informasi sesat yang diperoleh dari media.
Siapapun pasti tidak menginginkan anaknya yang dititipkan disekolah tiba-tiba terpapar oleh virus corona. Â Oleh karena itu sekolah wajib memngambil bagian untuk melakukan edukasi yang benar atas kasus penyebaran virus corona yang sampai saat ini sudah cukup banyak negara mengalaminya. Semoga tulisan kecil ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H