Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fachrul Razi dan Tokoh Wayang "Prabu Baladewa"

5 November 2019   21:16 Diperbarui: 7 November 2019   22:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prabu Baladewa atau yang dikenal juga dengan sebutan  Prabu Boloromo, alias Raden Kokrosono, adalah salah satu tokoh populer dalam seni pedalangan wayang kulit. Raja kerajaan Manduro ini dikenal memiliki karakter yang lantang, tegas, trengginas, cekatan dalam bertindak dan sangat berani tanpa "tedeng aling-aling" dalam bersikap.  Dikenal dengan nama Baladewa, karena dalam secajarahnya Baladewa pernah menjadi senopati panglima perang kahyangan jonggring saloka, dimana bersemayam pada dewa. Itulah sebabnya kemudian Raden Kokrosono ini disebut sebagai Baladewa, karena pernah menjadi "bolone dewo", senopati perang koalisinya para dewa.

Berperawakan gagah perkasa, bersuara lantang, cepat tersulut amarahnya manakala melihat ketidak beresan, terlukis pada wajah muka Prabu Baladewa yang dominan berwarna merah darah. Indikator bahwa Prabu Baladewa adalah sosok figur yang darahnya cepat naik, mudah murka dan marah manakala melihat sesuatu yang tidak cocok dan tidak pas menurut pandangan dan penilaiannya. 

Konfigurasi karakter cepat naik darah ini pula sinkron dengan kesaktian senjata Nanggala yang sangat sakti, yang akan keluar dari telapak tangannya secara otomatis manakala memuncak amarah dan kegeramannya. Begitulah Prabu Baladewa.

Lalu apa hubungannya dengan Mantan Jenderal Fachrul  Razi, yang diangkat Presiden Joko Widodo sebagai menteri agama ? Sebenarnya tidak ada hubungannya juga. 

Hanya saja menteri agama baru yang dilantik beberapa hari lalu ini menjadi populer  karena statemen-statemennya yang cukup mengejutkan dan boleh dibilang membuat keramaian  karena kemudian pernyataannya yang dilansir banyak media ini akhirnya mengundang reaksi dan tanya yang beraneka ragam. Belum lagi latar belakangnya sebagai  militer menjadi bahan pergunjingan yang riuh, termasuk memunculkan kekuatiran-kekuatiran baru terkait dengan pendekatan yang dipilih dalam menyelesaikan persoalan keagamaan di negeri ini.

Yang sudah-sudah, menteri agama biasanya dipegang oleh figur pribadi yang kalem, lemah lembut, tenang tidak banyak komen di berbagai media, kecuali untuk hal-hal yang memang kebetulan perlu klarifikasi terkait dengan kegiatan keagamaan. Akan tetapi rupanya Presiden Joko Widodo ingin suasana lain di kementerian agama ini. 

Seperti juga yang sering diulang-ulang oleh presiden, yakni budaya lama dan pola lama sudah saatnya untuk ditinggalkan. Perlu terobosan baru dan cepat untuk sebuah perubahan. Termasuk dalam hal ini adalah merubah budaya lama figur menteri. Sebutlah contoh menteri agama yang kali ini diambil dari figur yang berbeda dari biasanya. 

Hal yang sama juga terjadi pada kementerian pendidikan. Presiden Joko Widodo agaknya ingin perubahan benar-benar nyata dan dapat dirasakan. Barangkali seperti itulah latar belakang mengapa sosok Fachrul Razi kemudian diambil untuk mengkomandoi kementerian agama.

Barangkali memang sosok figur seperti Prabu Baladewa inilah yang diinginkan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan pekerjaan rumah bidang keagamaan di negeri ini. 

Seperti yang diungkapkan Presiden sesaat dalam mengumumkan para menteri kabinetnya, Menteri Agama yang baru memiliki beban tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan radikalisme, dan juga masalah persoalan yang terkait dengan ibadah haji. Lalu benar jugalah, tidak sampai menunggu lama, tiba-tiba munculah statemen-statemen  yang mengundang pro dan kontra yang dilontarkan oleh menteri agama yang baru ini.

Baladewa memang adalah sosok  tokoh wayang ksatria yang gagah berani, lantang dalam bersuara, dan cepat dalam bertindak. Tidak mudah menyerah ketika ingin memperjuangkan sesuatu yang dianggapnya benar. 

Hanya saja Baladewa ini juga memiliki kelemahan. Baladewa kendatipun ia sosok yang gagah perkasa beberapa kali juga terkena tipu daya seorang resi Begawan Durno. Baladewa adalah pejuang hebat, tetapi juga gampang dipengaruhi oleh figur lain. 

Seperti apakah nantinya kehidupan keagamaan yang ingin ditata oleh menteri yang baru ini ? Harapannya tentu kehidupan beragama di negeri ini menjadi lebih baik. Toleransi terjaga dengan baik. Saling menghormati, saling memahami dan saling bersilaturahmi sebagai insan yang bersaudara satu sama lain walaupun berbeda agama dan keyakinan.  

Selain itu budaya militeristik yang dahulu sempat menjadi bagian kehidupan sang menteri baru ini tentunya tidak akan menjadi warna pokok dalam mengatur kehidupan beragama di negeri ini. Karena agama adalah soal hati tentu tidak bisa diatur dengan cara-cara tangan besi. 

Selamat bekerja pak menteri. Selamat berkarya dan selamat bertugas mengemban kehidupan keagamaan di negeri ini menjadi lebih sejuk damai dan penuh toleransi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun