Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Ikuti Diklat di Usia Senja

25 Oktober 2019   11:03 Diperbarui: 25 Oktober 2019   11:14 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merasa gaptek,  sedikit ada paniknya,  pandangan mata mulai kabur di depan laptop,  jemari sedikit gemetaran.  Seperti itulah kadang pemandangan umum peserta diklat. Terutama  dari kalangan yang dari usia barangkali sudah sedikit senja 

Meski begitu yang membanggakan adalah semangatnya. Motivasi yang membara ditambah rasa antusias yang tinggi menjadikan suasana belajar di usia senja ini terasa lebih berkesan. 

Keluguan dan kepolosan yang genuin,  tidak dibuat - buat kadang menjadi  pencerah dan penyemangat tersendiri ditengah keterbatasan yang ada. 

Walaupun usia sudah tua bahkan mungkin beberapa waktu lagi memasuki masa pensiun.  Tugas mengikuti diklat kadang tidak terhindarkan. Tidak bisa menolak karena tugas dan tuntutan pekerjaan. 

Beberapa masalah yang muncul bila mengikuti diklat diusia senja antara lain adalah masalah kesehatan.  Biasanya karena usia sudah tidak lagi muda,  beberapa gangguan kesehatan sering menjadi penghambat dalam mengikuti diklat.  Apalagi bila pendidikan dan latihan ini diikuti selama beberapa hari dan harus menginap di base camp.  Beberapa gangguan kesehatan sering menjadi madalah. 

Problem lainnya adalah masalah penyesuaian dengan perangkat teknologi yang dipergunakan dalam diklat.  Model diklat yang kebanyakan sekarang ini berbasis digital,  seiring dengan usia kadang sudah sulit untuk penyesuaian.  Apalagi bila pola diklat dilaksanakan dengan model jejaring internet, online dengan aplikasi - aplikasi yang beraneka ragam. Bisa jadi diklat menjadi sumber kegelisahan karena tidak cakap dalam menyesuaikan dengan perangkat yang ada. 

Beban usia kadang juga berpengaruh dengan kecepatan dalam menguasai materi diklat yang diberikan. Banyak peserta diklat yang harus bekerja keras untuk dapat menguasai suatu materi dikarenakan faktor usia. Apalagi bila materi diklat yang harus dikuasai sedemikian luas dan tebal. Bisa jadi sudah pusing dahulu sebelum menyelesaikan kegiatan.

Ada beberapa tips untuk membantu agar masalah yang biasanya dihapadi peserta diklat yang rentan hambatan karena faktor usia. Meskipun tentu saja tidak semua peserta diklat yang memiliki usia lebih tua selalu memiliki kendala atau hambatan. Ada banyak peserta diklat yang justru sangat termotivasi dan memiliki etos kinerja yang luar biasa dan mengalahkan yang muda-muda. Namun demikian, beberapa tips berikut ini mungkin dapt dijadikan pertimbangan.

1. Perhatikan Kesehatan Fisik Anda

Kesehatan fisik merupakan salah satu unsur penting dalam mengikuti sebuah diklat. Terlebih bila kegiatan diklat dilaksanakan dalam tempo waktu yang tidak sebentar. Berhari-hari, dan mungkin harus menginap di lokasi diklat. Kenali beberapa keluhan yang biasanya muncul pada diri kita. Siapkan  bekal antisipasinya. Misalnya obat-obatan ringan, minyak penghangat, ataupun vitamin-vitamin yang biasa digunakan di rumah untuk menambah stamina. Sebelum berangkat, pastikan bekal yang berhubungan dengan kebutuhan kesehatan ini sudah siap. Hindari sikap menyepelekan terhadap bekal yang berhubungan dengan kesehatan, karena di lokasi kegiatan diklat belum tentu obat-obatan ringan atau kebutuhan akan perangkat kesehatan tersebut selalu ada di sana. Apalagi bila lokasi diklat merupakan lokasi yang belum sepenuhnya dipahami.

Termasuk dalam hal ini adalah, menjaga diri dari pola hidup yang kurang baik menjelang kegiatan diklat dimulai. Bila anda rentan terhadap makanan pedas, maka sebaiknya menghindari dengan serius di hari-hari menjelang diklat. Demikian halnya pada saat diklat, hindarkan beberapa pola makanan yang anda ketahui sering menjadi pemicu terganggunya kesehatan. Misalnya minuman yang terlalu dingin, makanan yang terlalu banyak mengandung minyak, dan lain sebagainya. Bersikap hati-hati untuk mencegah terganggunya kesehatan menjelang dan pada saat mengikuti diklat adalah hal yang sangat penting. Banyak peserta diklat yang akhirnya gagal dan tidak lulus karena tersandung masalah kesehatan. Meskipun dibeberapa penyelenggara diklat sudah disediakan tim medis, tetapi akan  lebih baik bila saat mengikuti diklat kita berada dalam kondisi yang prima.

2. Siapkan Lap top, modem, serta peraltan lainnya

Pola diklat saat ini sudah begitu akrab dengan pola diklat yang mempergunakan aneka aplikasi. Selain bekali diri kita dengan pengetahuan tentang aplikasi, juga tidak kalah penting menyiapkan peralatannya. Pastikan lap top dalam keadaan prima, cukup kuota internetnya, atau bila mana perlu sediakan modemnya. Peralatan-peralatan sepele seperti, charger, kabel data, flash disk, kabel power dan lain-lainnya jangan sampai tidak dipersiapkan. Sebab sesuatu yang kadang dinilai sepele bila terlewatkan dapat menjadi sumber masalah dan menjadi kendala yang merepotkan saat mengikuti diklat.

Diusia yang sudah cukup tua, kadang membutuhkan alat bantu cek list agar tidak ada yang terlewatkan. Maka ada baiknya dibuatkan cek list agar terhindar dari kelalaian akibat lupa tidak terbawa.

3. Jalin komunikasi sesama peserta diklat

Menjalin komunikasi antar peserta diklat, sangat penting. Ada beberapa keuntungan yang didapat bila jalinan komunikasi antar peserta diklat ini dapat terjalin dengna baik. Selain silaturahmi, jalinan komunikasi yang baik ini dapat menjadi solusi bila suatu saat mengalami masalah atau ha mbatan dan teman sesama diklat bisa membantu dengan baik mana kala komunikasi yang terjalin berjalan dengan bagus  atau sempurna. Terutama  bila saat-saat membutuhkan bantuan atau informasi penting dari teman sesama peserta diklat. 

Hubungan baik terhadap sesama peserta ini kadang menjadi jalan keluar terutama bila ada kesulitan-kesulitan yang dialami akibat keterbatasan yang ada. Hindari sikap individualis, egois, dan ambisius yang kontraproduktif. Jauhkan sikap saling saing menyaingi atau pun saling kompetisi dengan cara - cara yang kurang sehat. Karena hal ini dapat menjadi pemicu terhambatnya solusi mana kala kita sedang menghadapi masalah.

Memberi sekedar makanan ringan, kue kecil, atau menggratiskan sekedar minuman kopi pada teman peserta lain, kadang diperlukan agar terbuka jalan saat kita mengalami kesulitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun