Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu, Jadilah Motivator Jitu!

22 Oktober 2019   21:00 Diperbarui: 22 Oktober 2019   21:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah ibu, dengan penuh kasih sayang menyajikan secangkir teh hangat saat anak kita sedang tekun belajar ? Lalu berbisik "selamat belajar sayang" sambil mengecup pipi buah hati kita ? Wow, bila itu dilakukan, sesungguhnya ibu sudah menjadi seorang motivator handal untuk anak-anak kita.

Banyak anak yang hebat, lahir dari seorang ibu yang cerdas dalam memberikan motivasi. Memberi motivasi tidak selalu berharga mahal, tetapi hasilnya bisa menjadi sangat mahal. Anak kita bisa menjadi seorang pribadi yang penuh semangat. Pejuang yang hebat dan pantang menyerah. Dimana semua itu berangkat dari dorongan yang luar biasa dari seorang ibu di rumah.

Banyak sekali ibu-ibu melewatkan kesempatan emasnya untuk berperan menjadi seorang motivator yang handal bagi anak-anaknya. Alasan sibuk karena pekerjaan, tidak sempat, dan merasa cukup karena sudah mencukupinya dengan fasilitas yang beraneka ragam. Tetapi melupakan bahwa motivator yang handal itu bukan dari menumpuknya fasilitas yang diberikan kepada anak. Tetapi kasih sayang yang nyata yang datang dari seorang ibu kepada anaknya.

Ada beberapa alasan mengapa orang tua, khususnya ibu tidak begitu terdorong untuk memberikan perhatian kepada anak khususnya saat anak belajar.

Pertama, biasanya orang tua merasa tidak memiliki kemampuan untuk membantu materi pelajaran yang sedang dipelajari anak-anaknya. Sehingga pilihan sikap yang diambil adalah membiarkan anak belajar sendiri dikamar, toh kalau nimbrung juga malah mengganggu karena tidak menguasai materi yang dipelajari anak.

Kedua, orang tua biasanya merasa tenang karena sudah memberikan fasilitas yang cukup pada anak. Hand phone sudah diberi, lap top sudah diberi, alat musik sudah ada dikamar. Maka orang tua sudah merasa nyaman karena anak akan tenang dalam belajar karena semua keperluannya dipenuhi.

Ketiga, orang tua kadang merasa sudah cukup, bila anak dalam belajar sudah didampingi oleh seorang guru privat, atau guru les. Pasrah seratus persen pada guru privat, lalu orang tua dengan rileknya menikmati acara lain.

Mungkin keluar mencari kuliner kegemarannya, atau mungkin sekedar menikmati kopi dan sajian televisi di ruang istirahat. Sementara anak dibiarkan berjuang sendirian bersama guru privat untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

Alasan keempat, barangkali disebabkan karena ketidak harmonisan keluarga. Keluarga yang kurang harmonis bisa saja menjadi penyebab tidak mempedulikannya anak saat sedang berjuang belajar.

Jangan lupa, bahwa banyak orang sukses yang dimotivasi oleh keinginan untuk membahagiakan ibunya. Mengapa ingin membahagiakan ibunya ? Ya, karena ibunya sudah berhasil menjadi motivator hebat, sehingga tertanam rasa yang kuat pada anaknya untuk membalas budi baik ibunya dengan kesuksesan.

Banyak para profesor, peraih gelar doktor, saat menyampaikan testimoninya kebanyakan ia didorong oleh keinginan untuk membahagiakan orang tuanya. Orang tua adalah segalanya. Sehingga ia layak untuk diberi balasan yang hebat dari anak tercintanya.

Saat anak kita sedang belajar di kamar belajar, adalah saat kesempatan emas bagi seorang ibu untuk mengambil peranan sebagai seorang motivator yang hebat. Apa yang bisa ibu lakukan dengan anak kita saat belajar di kamar ?

Menyapa dengan penuh kasih sayang

Tengoklah anak kita saat belajar, lalu sapalah dengan kata-kata lembut dan penuh kasih sayang. Berikan semangat dengan sentuhan penuh kasih sayang. Menepuk pundak, mengelus lembut kepala, dan bisikkan kata-kata yang hebat pada anak kita. Sanjunglah dan beri pujian sebagai penghargaan yang luar biasa pada anak kita saat mau belajar.

Banyak anak di tempat lain yang tidak mau belajar. Maka jangan sampai anak kita tidak kita beri penghargaan atas sikap positipnya yang luar biasa. Perihal manfaat dan kehebatan dari kata-kata pujian dan sanjungan ini, sudah banyak teori dari banyak ahli dan pakar yang menjelaskan bahwa pujian adalah reward yang hebat untuk mendorong seorang anak mau bertindak lebih baik lagi.

Sapaan yang lembut penuh kasih sayang ini akan menghindarkan diri dari kecenderungan mendikte, menggurui, mengintrograsi, serta terkesan ada ketidakpercayaan pada anak. Model sikap yang demikian, umumnya tidak disukai anak. Karena yang dibutuhkan anak bukanlah perintah, tetapi kasih sayang.

Suguhkan Makanan Ringan Kesukaan

Cukup bagus apabila ibu mau menyuguhkan makanan ringan kesukaan anak saat belajar. Misalnya kue kesukaan, bersama dengan minuman hangat, susu, teh manis, atau mungkin minuman lain yang menjadi kesukaan anak. Antarkan makanan dan minuman itu pada anak kita.

Jangan sekali-sekali meminta pembantu untuk menghantarkan minuman kesukaan anak kita pada saat anak sedang belajar. Bila mana perlu sambil menghantar minum, ibu bisa bilang " Ayo, ini diminum dulu. Ini bikinan ibu loh, spesial untuk anaku tercinta".

Hati-hati, sekali ibu meminta jasa pembantu untuk membuatkan minum dan menghantarkan ke kamar belajar anak, maka suguhan makanan itu tidak ada artinya bagi anak, kecuali hanya mengatasi rasa haus dan lapar.

Temani sebentar saat belajar.

Ibu bisa saja sebentar saja satu menit dua menit untuk duduk didekat anak kita saat belajar. Sekedar memberikan suport dan menentramkan hati, dan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa ia disuport oleh orang tuanya dalam belajar.

Akan tetapi sebaiknya tidak terlalu lama mendampingi karena ini bisa menciptakan ketergantungan dan sekaligus bisa berpotensi sebagai gangguan yang merusak konsentrasi anak dalam belajar. Maka temani sebentar saja bisikkan kata-kata hebat sebelum mempersilakan anak untuk semangat belajar.

Siapkan bantuan bila dibutuhkan

Siapkan skenario bantuan bila anak kita membutuhkan bantuan. Misalnya dalam belajar ia menemukan masalah. Orang tua atau ibu sebaiknya siaga. Bila dapat dibantu sendiri maka sebaiknya kesulitan atau masalah yang dihadapi anak saat belajar harus mendapat respon yang membanggakan. Dalam arti anak merasa diperhatikan kesulitannya dan diberi bantuan saat menghadapi kesulitan.

Namun bila masalah yang dihadapi anak adalah berkaitan dengan materi pelajaran yang sulit dan membutuhkan bantuan yang berkompeten, maka sebaiknya orang tua harus menyiapkan skenario misalnya menghubungi guru, atau guru privat yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah tersebut.

Anak adalah generasi hebat dimasa yang akan datang. Ibu sebaiknya mengambil kesempatan untuk membantu mencarikan jalan lapang bagi pengembangan potensi putra-putrinya. Jangan sampai anak merasa ditelantarkan dan sendirian mencari-cari kasih sayang yang ia rindukan. Ibu yang hebat akan menghasilkan anak yang hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun