Test Intelegensi, atau test yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan anak, biasanya marak di selenggarakan oelh lembaga-lembaga pendidikan. Diantaranya adalah sekolah.
Biasanya penyelenggaraan test intelegensi ini sudah terprogram dan terintegrasi dengan program penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Ada yang menyelenggarakan kegiatan test intelegensi ini di awal tahun pembelajaran. Bersamaan dengan kegiatan masa orientasi siswa, atau masa pengenalan sekolah. Tetapi ada juga yang diselenggarakan pada saat kegiatan jeda semester.Â
Beberapa sekolah, menyelenggarakan kegiatan ini dengan berbagai macam tujuan. Salah satunya adalah untuk mendapatkan data intelegensi anak yang sangat berguna bagi sekolah untuk memberikan pelayanan terbaiknya berdasarkan potensi intelegensi yang dimiliki siswa. Ada juga yang bertujuan untuk klasifikasi dan distribusi siswa ke jurusan-jurusan tertentu atau program studi-program studi tertentu.Â
Manfaat dari hasil test intelegensi, pada dasarnya memang cukup penting sebagai bahan informasi potensi siswa yang dapat dijadikan acuan sekolah atau penyelenggara pendidikan dalam memberikan penangan dan pengembangan potensi siswa berdasarkan pada kecenderungan intelegensi ddan bakat minat yang dimiliki.
Hanya saja dalam kenyataannya, penyelenggaraan test intelegensi di sekolah tidak selalu dipersiapkan dengan matang dan terkaji secara baik. Beberapa sekolah kadang menyelenggarakan kegitan test intelegensi ini hanya ikut-ikutan, meniru sekolah lain, atau sekadar ingin menunjukkan agar sekolahnya tidak kelihatan tertinggal dari sekolah lain.
Sementara itu akibat dari penyelenggaraan test yang kurang matang tersebut, tindak lanjut dari pasca kegiatan pengukuran intelegensi siswa  tersebut menjadi kurang jelas, dan bahkan bisa jadi malah kontra produktif, berdampak tidak baik kepada siswa itu sendiri.
Ketidakpahaman sekolah dalam memahami hakekat test kecerdasan yang diberikan siswa, kadang menimbulkan mis komunikasi, salah informasi dalam menindaklanjuti hasil test intelegensi yang diterima siswa.
Padahal kesalahan tindak lanjut dari hasil test intelegensi ini bis berakitab fatal bagi siswa, atau paling tidak hasil test intelegensi yang diterimanya tidak mendapatkan perlakuan tindak lanjut pendampingan dan pembimbingan yang relevan.
Beberapa hal berikut ini adalah point-poin untuk  dipersiapkan sebelum penyelenggaraan test intelegensi dilaksanakan.  Pertama, pengkondisian siswa sebagai peserta test. Mengapa siswa perlu dikondisikan?
Pemahaman dan informasi yang benar tentang test intelegensi yang dimiliki siswa akan mempengaruhi respon dan motivasi pada siswa terhadap penyelenggaraan test intelegensi maupun respon nantinya pada hasil test yang diperolehnya.
Dalam hal ini sekolah wajib memberikan pemahaman dan informasi yang cukup dengan harapan respon siswa menjadi tepat dan bermanfaat bagi penyelenggaraan test intelegensi ini. Informasi yang kurang, dapat mempengaruhi respon yang salah terhadap pelaksanaan test intelegensi ini. Selain itu juga dapat mempengaruhi respon terhadap hasil test intelegensi yang diperolehnya.
Anak yang memiliki hasil test kecerdasan kurang, akan berakibat munculnya sikap rendah diri, introvert, gelisah, tidak percaya diri, bahkan stress berkepanjangan.
Sebaliknya anak yang merasa hasil test intelegensinya cukup memuaskan, bisa saja muncul sikap kesombongan, optimis berlebihan, menyepelekan, dan bsa saja bersikap apatis karena merasa telah memiliki hasil test kecerdasan yang tinggi atau memuaskan.
Pengkondisian terhadap siswa ini termasuk didalamnya adalah sosialisasi cara membaca hasil test intelegensi serta langkah lanjut terhadap hsil test intelegensi. Informasi yang tuntas akan menentukan kemanfaatan dari kegiatan test intelegensi ini menjadi lebih baik. Informasi yang berheanti hanya pada tujuan dan waktu pelaksanaan akan efektif dari segi pemahaman siswa terhadap hasil test intelegensi.
Kedua, orang tua dan wali murid perlu juga menjadi subyek yang penting untuk dipersiapkan, agar peranan orang tua dan wali murid ini dapat menjadi energi pendukung yang penting bagi pencapaian tujuan dari pelaksanaan test intelegensi di sekolah.
Pemahaman yang benar dari orang tua menjadi modal utama terhadap kelancaran pelaksanaan, efektifitas pemanfaatan hasil test dan menentukan pula seberapa jauh efeknya terhadap hsil test intelegensi tersebut.
Banyak orang tua yang berlebihan dalam merespon hasil test intelegensi seolah hasil test intelegensi adalah tiket jaminan untuk kesuksesan putranya di masa depan.
Hasil test intelegensi kadang menjadi semacam gengsi orang tua atas kemampuan yang dimiliki putranya. Sama halnya dengan sikap yang kontra produktif mana kala mendapati hasil test intelegensi kurang memuaskan orang tua.
Ketiga, pengkondisian terhadap sivitas akademika sekolah itu sendiri. Segenap guru karyawan sebaiknya juga memiliki sikap yang tepat terhadap pelaksanaan dan hasil test intelegensi yang diselenggarakan. Baik pada saat pelaksanaan, pemanfaatan hasil test, menjadi penting untuk dimengerti seluruh komponen sekolah yang tekait.
Hasil test bukanlah hanya tumpukan sertifikat yang bisu dan tidak bermakna. Sekolah dapat memanfaatakan hasil test ini untuk membantu melayani pengembangan potensi siswa semaksimal mungkin.
Hasil test intelegensi dapat dimanfaakan sebagai bahan untuk tindak lanjut yang bermanfaat bagi pengembangan potensi siswa. Baik penyaluran potensi, pembimbingan potensi, maupun pemanfaatan potensi.
Test intelegensi hanya akan bermanfaat bila seluruh komponen memahami esensi dari pelaksanaan test itu sendiri. Â Bukan sekedar gengsi atau pun motif bisnis ekonomi. Sering kali sekolah menyelenggarakan kegiatan seperti ini tetapi tidak mengerti arah dan tujuan dari penyelenggaraan ini.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H