Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Tindakan Orangtua Saat Anak Tidak Mau Belajar

3 Oktober 2019   19:00 Diperbarui: 3 Oktober 2019   19:00 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedua, esensi belajar adalah proses berlatih untuk menuju capaian kompetensi tertentu. Orang tua sebaiknya tahu juga kompetensi apa yang harus dicapai anak di sekolah. Dengan demikian orang tua dapat secara cermat dan akurat memfasilitasi secara kreatif agar anak dengan penuh semangat mau terus berlatih mencapai target kompetensi yang menjadi tanggung jawabnya.

Ketidaktahuan orang tua terhadap kompetensi yang harus dicapai anak tentunya kurang maksimal dalam memberikan suport baik psikis maupun fisik, moril materiil kepada anak. 

Orang tua dapat menjalin komunikasi intensif dengan sekolah untuk mengakses beberapa informasi yang diperlukan dalam rangka membantu anak. 

Pemberian reward terhadap anak untuk memancing motivasi belajar anak agar tumbuh dan terbangun semangat belajarnya, tentu sangat dibutuhkan siswa. 

Bisa jadi inilah yang dibutuhkan anak saat anak tidak mau belajar. Anak membutuhkan hadiah untuk memacu semangat belajarnya. Hanya saja pilihan reward yang tepat sasaran, kreatif, dan menantang menjadi penting karena pemberian reward yang tidak tepat, akan menciptakan ketergantungan yang kurang positip bagi perkembangan anak itu sendiri.

Reward atau hadiah yang diberikan pada hakekatnya tiadk selalu berbentuk materi. Kasih sayang, sikap empati, penghargaan, dan ucapan terima kasih yang intens dan tulus kepada anak, dapat menjadi pendorong yang ampuh untuk menciptakan semangat belajar pada anak. Sebaliknya pemberian reward seperti apapun tidak akan berarti banyak mana kala empati dan kasih sayang orang tua justru kurang dirasakan oleh anak pada saat belajar. 

Perhaiian yang intens, keterlibatan emosional yang mendalam pada anak saat sedang belajar, menjadi bagian penting yang mampu mendorong semangat belajarnya menjadi bangkit. Sebaliknya sikap masa bodoh, acuh tak acuh, dan kurang memperhatikan, dapat menjadi pemicu tumbuhnya kejenuhan dan kebosanan yang membuat anak menjadi tidak mau lagi belajar. 

Ketiga, pengawasan anak dalam belajar, sejauh mungkin tidak menjadi beban dan menciptakan suasana yang kurang nyaman. Hindarkan pemberian target-target yang bersifat mendikte, menggurui, dan terlalu masuk pada dunia anak, karena tanpa diberikan target-targetpun anak akan muncul dengan sendirinya asalkan orang tua mengetahui bagaimana cara memberikan motivasi.. 

Memberi target dengan semena-mena, pokoknya harus memiliki rangking tertentu, masuk sepuluh besar, harus juara, harus mempunyai nilai seratus, adalah kata-kata yang dapat membuat anak kita tidak bisa belajar dengan baik, tetapi justru dapat menimbulkan stress baru. Menciptakan tantangan yang kreatif dan inovatip untuk mendorong anak belajar sesungguhnya lebih berarti ketimbang memberikan target-target verbal yang membingungkan anak.

Tidak perlu terlalu antipati bila anak suka bermain hp. Dorong saja anak untuk memanfaatkan teknologi internet dengan membuat blog belajar yang dibuat oleh anak, diisi oleh anak. Biarkan anak berselancar dengan dunia media sosial, untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan. Tentu dengan kontrol yang tidak menekan, tetapi mengawasi dengan kasih sayang. 

Dorong anak untuk menggunakan jejaring internet untuk menguasai komptensi pembelajaran yang menjadi kewajibannya. Terlalu tergoda untuk memberikan nasehat-nasehat verbal, kadang tidak terlalu bermanfaa. Karena jangan kita anggap anak belum tahu. Sebab kadang mereka lebih tahu dari pada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun