Guru mengumpat siswa di ruang terbuka, menyampaikan data perilaku negatif kepada pendidik dan orang lain secara terbuka tanda selektif sedikitpun, hanya karena dorongan rasa jengkel atau emosi sesaat akibat kurangnya mendapat respon yang positip dari peserta didik.
Dalam konteks penanganan siswa bermasalah, asas kerahasiaan ini menjadi mutlak dijaga kehormatannya. Pengertian rahasia disini bukan berarti tertutup kaku, tanpa satu pun orang lain mengetahuinya.
Namun konteks menjaga rahasia permasalahan siswa disini dalam konteks pengungakapan detail permasalahan siswa hanya terbatas dalam bingkai mencari solusi pengentasan masalah untuk mendapatkan butir-butir analisis kajian prognosa diagnosa sampai dengan treatmen seperti apa yang harus dilakukan untuk membantu terentaskannya permasalahan siswa.
Di luar konteks bahasan itu, permasalahan yang dialami siswa harus termanage dengan sebaik-baiknya, agar terhindarkan dari suasana hilang kepercayaan peserta didik, dan bahkan hilangnya rasa aman dalam upaya pengentasan suatu masalah yang dialami peserta didik.
Dalam berbagai referensi tentang penanganan siswa bermasalah di sekolah, secara umum menjadi penting untuk tidak  diabaikan azas kerahasiaannya adalah antara lain misalnya yang berhubungan dengan data diri siswa, keterangan tentang diri siswa, catatan perilaku siswa, pkep kepribadian, kekurangan fisik, kekurangan yang berhubungan dengan kepribadian, serta yang paling sensitif adalah data tentang perkembangan dkepribadian terkait dengan pelanggaran tata tertib, ataupun pelanggaran norma lainnya.
Membicarakan permasalahan siswa secara terbuka dan tidak selektif, dapat menjadi kontra produktif dan menimbulkan permasalahan baru bila kondisi ini melahirkan rasa tidak percaya peserta didik kepada pendidiknya.
Pendidik kadang lupa untuk tidak memberikan respon berupa komentar-komentar spontan yang sebenarnya membuat kecemasan psikologis baru bagi siswa yang mengalami permasalahan.
Oleh karena itu, membicarakan permasalahan siswa harus benar-benar selektif profesional, dan tidak asal membuka informasi diri siswa tanpa arah tujuan yang jelas dan terukur untuk mencapai hasil dan kemanfaatan yang diharapkan.
Terjaminnya azas kerahasiaan terhadap permasalahan yang dialami siswa di sekolah tentunya akan menciptakan keefektifan dan menjadikan lebih efisien dalam proses penanganan permasalahan siswa.
Sehingga demikian, pemahaman azas kerahasiaan ini tentu tidak hanya menjadi fokus perhatian pada guru-guru bidang tertentu, tetapi berlaku pada semua stake holder pendidikan yang berkomitmen untuk membantu permasalahan siswa.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H