Mohon tunggu...
Widia Agustin
Widia Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama saya widia asgutin bisa di panggil widia, saya salah satu mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Mataram, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidkan Guru Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kognitif Anak dan Belajar Sosial Menurut Lev Vygotsky & Jean Piaget

16 Oktober 2024   08:44 Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:01 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Perkembangan Sosial menurut Lev Vygotsky 

> Teori Sosiokultural 

     Karya Lev Vygotsky (1934, 1978) telah menjadi dasar banyak penelitian dan teori dalam perkembangan kognitif selama beberapa dekade terakhir, khususnya apa yang dikenal sebagai teori sosiokultural. Teori Vygotsky mencakup konsep-konsep seperti alat khusus budaya, pembicaraan pribadi, dan zona perkembangan proksimal.

     Vygotsky percaya bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial. Ia menekankan peran interaksi sosial dalam pengembangan kemampuan mental, misalnya berbicara dan bernalar pada anak-anak. Vygotsky sangat yakin bahwa komunitas mamainkan peran utama dalam proses "membuat makna" 

     Perkembangan kognitif adalah proses yang dimediasi secara sosial di mana anak-anak memperoleh nilai-nilai budaya, keyakinan, dan strategi pemecahan masalah melalui dialog kolaboratif dengan anggota masyarakat yang lebih berpengetahuan.

Orang lain yang lebih berpengetahuan (MKO) adalah seseorang yang memiliki tingkat kemampuan lebih tinggi atau pemahaman lebih besar daripada pelajar mengenai tugas, proses, atau konsep tertentu.

MKO dapat berupa guru, orangtua, pelatih, atau bahkan teman sebaya yang memberikan bimbingan dan pemodelan agar anak dapat mempelajari keterampilan dalam zona perkembangan proksimal mereka (kesenjangan antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bimbingan).

Interaksi dengan orang lain yang lebih berpengetahuan tidak hanya meningkatkan kuantitas informasi dan jumlah keterampilan yang dikembangkan anak, tetapi juga memengaruhi perkembangan fungsi mental tingkat tinggi seperti penalaran formal. Vygotsky berpendapat bahwa kemampuan mental yang lebih tinggi hanya dapat berkembang melalui interaksi dengan orang lain yang lebih maju.

Menurut Vygotsky, orang dewasa dalam masyarakat mendorong perkembangan kognitif anak-anak dengan melibatkan mereka dalam berbagai aktivitas yang menantang dan bermakna. Orang dewasa menyampaikan kepada anak-anak bagaimana budaya mereka menafsirkan dan menanggapi dunia. Mereka menunjukkan makna yang mereka berikan pada objek, peristiwa, dan pengalaman. Mereka memberi anak apa yang harus dipikirkan (pengetahuan) dan bagaimana cara berpikir (proses, alat untuk berpikir). 

Teori Vygotsky mendorong pembelajaran kolaboratif dan kooperatif antara anak-anak dan guru atau teman sebaya. Perancah dan pengajaran timbal balik merupakan strategi pendidikan yang efektif berdasarkan ide-ide Vygotsky.

Perancah melibatkan guru yang menyediakan struktur pendukung untuk membantu siswa menguasai keterampilan yang melampaui level mereka saat ini. Dalam pengajaran timbal balik, guru dan siswa bergiliran memimpin diskusi menggunakan strategi seperti meringkas dan mengklarifikasi. Baik perancah maupun pengajaran timbal balik menekankan konstruksi pengetahuan bersama, sejalan dengan pandangan Vygotsky.

Vygotsky menekankan pentingnya bahasa dalam perkembangan kognitif. Ucapan batin digunakan untuk penalaran mental, dan ucapan eksternal digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Awalnya, operasi-operasi ini terjadi secara terpisah. Bahkan, sebelum usia dua tahun, seorang anak menggunakan kata-kata secara sosial; mereka tidak memiliki bahasa internal.

Namun, setelah pikiran dan bahasa menyatu, bahasa sosial akan terinternalisasi dan membantu anak dalam penalarannya. Dengan demikian, lingkungan sosial akan tertanam dalam pembelajaran anak.

Teori Perkembangan Sosial Menurut Jean piaget 

> Teori Kognitif Jean Piaget 

Perkembangan kognitif anak ini biasanya akan mengacu pada tahapan kemampuan anak dalam mendapatkan makna dan juga pengetahuan, mulai dari pengalaman dan informasi yang mereka peroleh. Singkat kata, perkembangan motorik tersebut berhubungan dengan proses mengingat pengambilan keputusan dan juga pemecahan masalah.

Melansir dari lama Ikatan Dokter Indonesia atau IDAI, menurut Jean Piaget, awal masa remaja akan terjadi transformasi kognitif yang besar menuju cara berpikir yang lebih konseptual, abstrak, dan juga berorientasi ke masa depan. Pada usia remaja, anak-anak akan mulai menunjukkan minat dan kemampuannya di bidang seni, tulisan, musik, olahraga, dan keagamaan.

Teori perkembangan kognitif Jean Piaget ini menunjukkan bahwa kecerdasan akan berubah seiring dengan pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif anak tak hanya tentang mendapatkan pengetahuan, anak juga harus mengembangkan atau membangun mental mereka. Lalu, seperti apa sih tahapan teori Piaget dalam perkembangan kognitif anak?

1. Tahap Sensorimotor (Usia 0 hingga 2 tahun)

Di masa awal kehidupan bayi sejak mereka lahir sampai usianya 2 tahun, mereka akan menggunakan indera dan juga gerakan tubuh untuk bisa memahami dunia yang ada disekitarnya. Itulah sebabnya pada tahapan ini dikenal sebagai tahapan sensorimotor.

Menurut Piaget yang dilansir dari WebMD, bayi hanya bisa menyadari apa yang ada di hadapan mereka. Dimana mereka akan fokus pada apa yang mereka lihat, apa yang mereka lakukan, dan interaksi fisik dengan lingkungan yang ada di dekat mereka. Bayi bisa menggunakan panca indera penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan juga pendengaran untuk menjelajahi lingkungan dan tubuh mereka.

Metode komunikasi pertama pada bayi yang baru saja lahir adalah melalui tindakan refleks dasar seperti menghisap, menggelengkan kepala, dan mengayunkan lengan. Di masa-masa tersebut, bayi sudah mulai mengumpulkan informasi dasar dan belajar cara membedakan antara orang, tekstur, objek, dan pemandangan. Selama tahapan ini, anak-anak juga akan mulai memahami konsep sebab dan akibat.

Mereka akan mulai mengingat bahwa tindakan tertentu akan mempunyai hasil tertentu dan menggunakannya untuk merencanakan tindakan mereka sebelumnya. Antara usia 7 dan juga 9 bulan, bayi mulai menyadari bahwa suatu benda ada walaupun mereka tidak bisa melihatnya lagi. Hal itu merupakan tanda bahwa memori mereka sedang berkembang. Setelah bayi mulai bisa merangkak, berdiri, dan kemudian berjalan, peningkatan mobilitas fisik mereka akan mengarah pada perkembangan kognitif yang lebih banyak. 

2. Tahap Peroperasional (Usia 2 tahun hingg 7 tahun) 

Selama tahap ini, anak-anak bisa memikirkan berbagai macam hal secara simbolis. Penggunaan bahasa mereka akan menjadi lebih dewasa. Selain itu, mereka juga mengembangkan memori dan imajinasi yang memungkinkan mereka untuk memahami perbedaan antara masa lalu dan masa depan. Namun pemikiran mereka ini didasarkan pada intuisi dan masih belum sepenuhnya logis.

Mereka belum bisa memahami konsep yang lebih kompleks seperti misalnya konsep waktu, sebab dan akibat, serta perbandingan. Melansir dari Medical News Today, ada lima perilaku utama yang ditunjukkan oleh anak-anak selama tahap ini, antara lain:

a. Imitasi
Pada tahap ini, anak-anak akan meniru tindakan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, dan orang-orang yang ada disekitarnya.

b. Permainan Simbolik
Disini, anak-anak akan mulai memberikan karakteristik ataupun simbol pada objek. Mereka bisa memproyeksikan properti dari satu objek ke objek yang lainnya. Contohnya, mereka berpura-pura dan menganggap tongkat adalah sebuah pedang.

c. Menggambar
Imitasi dan permainan simbolik ini adalah sebuah elemen penting dari menggambar. Hal tersebut akan dimulai dalam bentuk coretan dan berkembang menjadi representasi objek dan orang yang lebih akurat.

d. Pencitraan Mental
Anak-anak sudah mulai bisa memvisualisasikan berbagai macam hal dalam pikiran mereka. Umumnya, mereka akan lebih sering menanyakan nama dari banyak objek yang ditemui.

e. Menjelaskan Peristiwa Secara Verbal
Perilaku ini akan menunjukkan bahwa anak-anak sudah bisa menggunakan kata-kata untuk menggambarkan suatu peristiwa, orang, atau berbagai hal lainnya dari masa lalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun