Mohon tunggu...
Widia Wahyuni
Widia Wahyuni Mohon Tunggu... Guru - Guru/Penulis

Be a good mother

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Ini Hanya Untukmu Tuhan

8 Juli 2013   18:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:50 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fina Ananda, panggil aku Fina, tak pernah terpikir olehku untuk menjadi istri kedua, bahkan bercita-cita pun tidak, tapi saat ini aku telah menjadi istri kedua dari suamiku, di awal tahun pernikahan kita, aku dan suamiku sangat bahagia, semua yang ku inginkan terpenuhi oleh suamiku, tapi suatu hari tiba-tiba suamiku berubah, terhitung sejak dia sibuk dengan banyak pekerjaannya, sejak saat itu, tak pernah memberi kabar, sms atau telpon pun tidak, tapi saat itu aku berpikir positif saja mungkin karena dia sibuk jadi tak sempat menghubungi ku walau sekedar sms, tapi lama kelamaan hal itu terjadi terus dan terus, sampai suatu hari aku menelponnya berkali-kali atau sms tapi gak pernah ada jawabannya apalagi semenjak dia sering berpergian ke luar kota, aku kesal aku pun sms dengan kata-kata yang tidak pantas, berkali-kali aku sms pun tak pernah dia tanggapi, suatu hari suamiku pulang ke rumah, saat itu aku hanya diam tak berkata, tak juga ku gubris apa maunya, hatiku masih kesal bahkan sangat kesal, tapi ke esokan harinya dia pun menjelaskan alasannya, kalu dia ingin fokus dengan pekerjaannya, aku pun percaya saja.

Untuk kesekian kalinya suamiku pergi ke luar kota, sehari setelah kepergiaannya, suamiku masih memberi kabar kalau dia baik-baik saja, tapi setelahnya mungkin ada tiga hari kembali tak memberi kabar ku coba telpon atau sms menanyakan apa kabarpun tak di jawab, akhirnya akupun merasa bosan, mungkinkah sebagai istri kedua lalu tak di hargai oleh suaminya, mungkinkah seorang istri kedua itu tak punya hak apa-apa untuk sekedar menanyakan kabar suaminya, pikiran-pikiran negative dan positif berkecamuk dalam kepalaku, akupun pasrah, dan aku berjanji aku tak akan menelpon suamiku lagi atau sms atau apapun, biarlah berjalan apa adanya tak jua ku tanyakan pada teman-temannya di mana dia berada, seandainya suamiku jujur mungkin hati ini terlalu sakit, tadinya sempat terpikir olehku kalau suamiku kembali ke istri pertamanya yang sudah dia tinggalkan selama kurang lebih 1 tahun ini, kalau memang itu terjadi apa dayaku, saat ini tempatku mengadu hanya Tuhan, kepadaNYA lah ku kembalikan semua apa yang terjadi padaku, terkadang aku berpikir mungkinkah ini balasan darimu karena aku perebut suami orang, kalau pun begitu lagi-lagi aku hanya pasrah dan ku serahkan semua, karena apa yang terjadi dalam hidupku ini adalah pasti skenario yang Tuhan tulis untukku, dan aku harus menjadi orang yang sabar, setiap hari aku hanya memohon pada Tuhan semoga Engkau lindungi selalu suamiku, karena hanya doalah yang mungkin bisa sampai lewat tidur malam suamiku.

Hidup terus berlanjut, aku hanya yakin ada sesuatu yang indah yang Tuhan siapkan untukku di balik cobaan ini, semangat tersenyum dan terus mendidik anak-anakku adalah tugas utamaku, saat ini pelarianku untuk mengisi hari-hari adalah melakukan berbagai ibadah dan berguru pada ustazah untuk mendalami agamaku, tenang rasa hati ini apabila aku mencurahkan isi hati ku pada orang yang tepat yaitu ustazah Mila, itu nama panggilannya, beliaulah yang membuatku kuat menghadapi hidup ini, karena beliaulah tetes air mata ini ini hanya untuk yang menciptakanku, ustazahku hanya berpesan teruslah ingat segala sesuatu yang Tuhan berikan padaku hanya titipan, yang namanya titipan pasti di ambil pemiliknya. Semoga Tuhan menjadikanku pribadi yang tangguh untuk melewati semua masalah ini. Ya Tuhan damaikanlah selalu hati ini, damaikanlah selalu keluarga kecilku, damaikanlah selalu orang-orang terdekatku, dan damaikanlah selalu hati suamiku di mana pun dia berada, ingatkan dia akan aku dan anak-anakku yang ada di sini menunggu dirinya. Aamiin. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun