Mohon tunggu...
Widia UtamiNingsih
Widia UtamiNingsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Memiliki hobby menulis, mengamati, dan travelling melihat keindahan alam dan budaya di berbagai penjuru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kesehatan Mental Guru : Pentingnya Menjaga Keseimbangan Emosional di Lingkungan Pendidikan

7 Januari 2025   21:31 Diperbarui: 7 Januari 2025   21:31 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kejadian hari ini seperti menghasilkan ilham untuk saya berbagi bagaimana kesehatan mental itu tidak hanya di support dari dalam diri. Namun lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh.

Siang ini saya periksa ke dokter, saya merasa sering sakit perut dan rasa tidak nyaman setiap sehabis makan. Saat dokter bertanya berbagai ciri saya dinyatakan normal. Sampai dokter memeriksa perut saya pun, beliau mengatakan gerakan usus saya normal. Sampai dokter heran apa yang terjadi, dan muncullah pertanyaan "apakah akhir-akhir sedang ada tekanan dari lingkungan atau pekerjaan?", saya hanya tersenyum dan berkata "kadang saya pun gak sadar kalau sedang dalam tekanan dok" saya menjawab sambil tertawa. Sebagai guru saya seringkali tidak menyadari bahwa rutinitas, deadline, perilaku siswa atau orang sekitar bisa menimbulkan tekanan mental atau menuju kepada stress yang akan mempengaruhi kesehatan fisik. Kejadian inilah yang menggerakkan saya untuk membahas lebih dalam lagi mengenai kesehatan mental seorang guru.

Disekolah khususnya, seorang guru memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan masa depan siswa. Namun, sering kali kesehatan mental guru terabaikan di tengah tuntutan profesi yang tinggi. Beban kerja yang berlebihan, tekanan untuk memenuhi standar pendidikan, dan tanggung jawab emosional terhadap siswa dapat berkontribusi pada stres dan kelelahan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memperhatikan kesehatan mental mereka demi menjaga keseimbangan emosional dan meningkatkan efektivitas pengajaran.

Tantangan Kesehatan Mental Guru

  1. Beban Kerja yang Berat: Guru sering kali harus menangani banyak tugas, mulai dari persiapan materi, penilaian, hingga administrasi juga beberapa jobdesk lainnya. Beban ini dapat menyebabkan stres kronis jika tidak dikelola dengan baik.

  2. Tekanan Prestasi Siswa: Tanggung jawab untuk memastikan keberhasilan akademik siswa dapat menjadi sumber tekanan. Guru merasa bertanggung jawab atas hasil belajar siswa, yang kadang-kadang di luar kendali mereka. Karena pada hakikatnya setiap kemampuan dan latar belakang siswa yang berbeda-beda.

  3. Tuntutan Emosional: Guru juga berperan sebagai pendukung emosional bagi siswa. Menghadapi masalah pribadi siswa, bullying, atau situasi keluarga yang sulit dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional guru.

  4. Lingkungan kerja tidak kooperatif: Beban kerja yang berat akan semakin sulit dihadapi jika berada pada lingkungan kerja yang tidak sehat/ kooperatif. Lingkungan kerja juga berpengaruh pada keberhasilan stabilitas kesehatan mental seorang guru. Lingkungan kerja meliputi pimpinan, rekan sejawat, dan berbagai pihak yang terlibat di dalamnya.

Strategi Menjaga Kesehatan Mental

  1. Menciptakan Batasan yang Sehat: Penting bagi guru untuk menetapkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Waktu istirahat dan rekreasi harus dijadikan prioritas untuk menghindari kelelahan.

  2. Mencari Dukungan: Guru perlu mencari dukungan dari rekan kerja, keluarga, atau konselor profesional. Diskusi dengan sesama guru dapat memberikan perspektif baru dan mengurangi rasa isolasi.

  3. Mengembangkan Keterampilan Manajemen Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga dapat membantu mengurangi stres. Mengelola waktu dengan efektif dan belajar mengatakan "tidak" juga penting untuk menjaga keseimbangan.

  4. Mengikuti Pelatihan Kesejahteraan: Banyak sekolah dan organisasi menawarkan pelatihan tentang kesehatan mental dan kesejahteraan. Mengikuti pelatihan ini dapat memberikan guru alat untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Peran Lembaga dalam Mendukung Kesehatan Mental Guru

Sekolah dan institusi pendidikan harus mengambil langkah proaktif untuk mendukung kesehatan mental guru. Ini termasuk:

  1. Menyediakan akses ke konseling dan program dukungan kesejahteraan bagi guru dapat membantu mereka mengelola stres.

  2. Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, inklusif, dan menghargai kontribusi guru dapat meningkatkan kesejahteraan mental.

  3. Meminimalkan tugas administratif yang tidak perlu dapat membantu guru fokus pada pengajaran dan mengurangi stres.

  4. Memberikan pelatihan berkelanjutan tentang pengelolaan stres dan kesejahteraan mental dapat membantu guru mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mental mereka.

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia."Al Qur'an 41:34

Sebagaimana ayat Al Qur'an diatas, bahwa semua kebaikan yang kita lakukan sebagai bekal amal kebaikan. Dengan menjaga kesehatan mental, guru tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan produktif bagi siswa. Investasi dalam kesehatan mental guru adalah investasi dalam kualitas pendidikan itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun