Mohon tunggu...
Khusna Widhyahrini
Khusna Widhyahrini Mohon Tunggu... lainnya -

Simple. Ordinary. Have a beautiful dream.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selingkuh

10 Desember 2013   07:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:07 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhir-akhir ini disetiap sesi obrol-obrol, membahas tentang perselingkuhan. Perselingkuhan, tentu saja dalam hal ini adalah terjadi dalam rumahtangga. Penting atau tidak ini merupakan fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Perselingkuhan terjadi karena berbagai hal baik alasan internal ataupun eksternal. Alasan internal diantaranya adalah salah satu pasangan tidak dapat menfakahi secara biologis, atau kemampuan berketurunan, atau ketidakpuasan yang lain. Sedangkan alasan eksternal diantaranya diantaranya adalah “witing trisno jalaran soko kulino”, pepatah jawa ini bermakna bahwa timbulnya rasa suka karena terbiasa. Terbiasa bertemu, berbicara, dan yang lainnya dalam hal ini memungkinkan ditempat kerja atau dilingkungan aktivitas sosial yang lain.

Semua memiliki kemungkinan yang sama untuk terjadi perselingkuhan dalam rumahtangga. Yang mungkin dapat dicegah adalah penyebab eksternal, salah satunya dengan membatasi dalam pergaulan. Ini bukan berarti sama sekali tidak bergaul, tetapi tahu bagaimana menempatkan posisi. Misalnya membatasi berinteraksi dengan perorangan yang telah menikah (pencegahan bagi single), dan juga sebaliknya, atau juga bisa dilakukan dengan membatasi komunikasi hanya sebatas keperluan.

Dikota besar, ada beberapa orang yang menilai perselingkuhan adalah gaya hidup. Tetapi jika dirunut dari manfaat dan kerugiannya, akan banyak merugikan. Membayangkan keluarga dimana salah satu pasangan yang selingkuh tentu saja akan megurangi kerukunan dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga, terutama anak-anak (jika memiliki).

Jaman memang sudah modern, tetapi manusia adalah tetap manusia. Perubahan peradaban dari waktu ke waktu sebetulnya tidak mengubah watak dasar manusia. Membaca dari buku Kartun Riwayat Peradaban by Larry Gonick, terlihat bahwa kemajuan peradaban manusia terdapat pada “eksistensi”, watak dasar sangat sedikit berubah.

Sesuai dengan judul diatas, beberapa orang melakukan perselingkuhan dengan prinsip demikian. Perselingkuhan hanya sebagai suatu selingan, dalam hal ini meningkatkan adrenalin dan atau gairah. Kaum agamawan menyatakan bahwa perselingkuhan yang seperti ini tidak diijinkan, bagaimanapun akan merugikan semuanya. Tapi itulah, dengan alasan gaya hidup ataupun perkembangan jaman.

Perselingkuhan memungkinkan pelakunya berjenis kelamin perempuan, bukan hanya laki-laki. Pergeseran gender atau seperti emansipasi perempuan juga memberikan dampak kepada eksistensi perempuan. Tapi percayalah, manusia akan kembali kepada watak dasarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun