Kendal, 9 Desember 2024 – Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan guru Bimbingan Konseling dalam menghadapi berbagai tantangan kenakalan remaja di lingkungan pendidikan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP2PA) Kabupaten Kendal menggelar Workshop Pencegahan Kenakalan Remaja. Acara ini dihadiri oleh guru Bimbingan Konseling dari SMP dan SMA/SMK se-Kabupaten Kendal.
Workshop ini dibuka oleh Kepala DP2KBP2PA Kabupaten Kendal, Albertus Hendri Setyawan, S.P.MT., yang menekankan pentingnya peran pendidikan dalam mencegah dan menangani kenakalan remaja. Dalam sambutannya, ia menyampaikan data terbaru mengenai kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Kendal hingga November 2024. Sebanyak 72 kasus kekerasan terhadap anak telah dilaporkan dan tertangani, yang terdiri dari 32 kasus anak perempuan, 21 kasus anak laki-laki, serta 19 kasus kekerasan terhadap perempuan dewasa.
“Berbagai bentuk kekerasan, seperti KDRT, kekerasan dalam pacaran, pelecehan seksual, bullying, hingga kenakalan remaja menjadi perhatian serius kita bersama. Remaja adalah aset berharga bangsa yang harus kita lindungi dari berbagai tekanan dan godaan yang dapat memicu perilaku menyimpang,” ujar Hendri.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber berkompeten:
- Albertus Hendri Setyawan, S.P.MT., Kepala DP2KBP2PA Kabupaten Kendal, yang membahas tema Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency).
- Dra. Budi Dayanti, M.Si, Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Anak DP3AP2KB Provinsi Jawa Tengah, yang mengupas strategi Pencegahan dan Penanganan Kenakalan Remaja di Lingkungan Pendidikan.
- Yudi Kurniawan, S.Psi., M.Psi., Psikolog dari Universitas Semarang, yang membawakan materi tentang LGBT: Psychological Perspective
Dalam sesi ini, peserta diajak untuk memahami faktor-faktor penyebab kenakalan remaja, mengenali tanda-tanda awal perilaku menyimpang, serta merumuskan langkah strategis untuk pencegahan. Selain itu, narasumber juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi tumbuh kembang remaja.
Peserta aktif berpartisipasi dalam diskusi dan berbagi pengalaman, menciptakan suasana interaktif yang memperkaya wawasan semua pihak. “Kegiatan ini sangat bermanfaat. Kami mendapatkan banyak ilmu baru yang dapat diterapkan di sekolah untuk membantu siswa mengatasi permasalahan mereka,” ujar salah satu peserta.
Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal yang efektif dalam membangun komitmen bersama untuk meminimalisir kasus kenakalan remaja, sekaligus memperkuat peran pendidikan sebagai pilar utama pembentukan karakter generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H