Mohon tunggu...
Widhi Wedhaswara
Widhi Wedhaswara Mohon Tunggu... Konsultan - Wakil Ketua DPP Hanura bidang Seni dan Budaya

Ketika Budaya dan Teknologi Bersinergi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Astrologi dan Pengaruhnya Pada Kehidupan Modern: Menelusuri Jejak Cahaya Dalam Diri

20 November 2024   06:00 Diperbarui: 20 November 2024   06:04 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Astrologi dan Pengaruhnya pada Kehidupan Modern: Menelusuri Jejak Cahaya dalam Diri

Astrologi telah menjadi bagian dari peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu, dan meskipun sering dianggap sebagai ramalan atau hiburan, astrologi sebenarnya memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan modern. Di zaman ini, banyak orang yang menggunakannya sebagai alat untuk memahami diri mereka sendiri, hubungan, dan cara mereka berinteraksi dengan dunia. Dalam pandangan Carl Jung, seorang psikolog terkemuka, astrologi memberikan wawasan yang dalam tentang ketidaksadaran manusia. Jung menulis dalam "Man and His Symbols": "Astrologi adalah simbolisasi kekuatan psikologis yang lebih besar, yang bekerja pada individu yang tidak sepenuhnya menyadari bagaimana mereka dipengaruhi." Jung melihat astrologi sebagai cara untuk mengenali pola-pola dalam diri kita yang mungkin tidak tampak jelas di permukaan, tetapi berfungsi di dalam jiwa kita. 

Pengaruh Astrologi dalam Kehidupan Modern 

Astrologi semakin diterima sebagai alat untuk mengenali diri, memahami kepribadian, dan bahkan merencanakan keputusan besar dalam hidup. Penerapan astrologi dalam kehidupan modern tidak hanya terbatas pada hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menemukan makna lebih dalam dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari karier hingga hubungan pribadi. Jadi, apakah astrologi dapat memberikan panduan praktis dalam kehidupan sehari-hari? Penulis dan astrolog terkenal, Stephen Arroyo, dalam bukunya "Astrology, Psychology, and the Four Elements", mengatakan: "Astrologi adalah alat yang sangat berguna untuk mengenali potensi diri kita dan memahami sifat-sifat yang telah mengarahkan kita dalam kehidupan. Ini bukan tentang ramalan masa depan, tetapi tentang kesadaran diri." Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang energi planet yang memengaruhi kita, banyak orang merasa lebih percaya diri dalam membuat keputusan penting dalam hidup mereka. 

Pandangan Islam tentang Ilmu Perbintangan 

Dalam Islam, ilmu perbintangan (astronomi) dianggap penting, dan mempelajarinya diperbolehkan selama itu digunakan untuk kebaikan, seperti mengetahui arah kiblat atau untuk tujuan ilmiah lainnya. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an, Surah Al-An'am (6:97): "Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu dapat menjadikannya petunjuk di kegelapan daratan dan lautan. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda Kami bagi orang-orang yang mengetahui." Hadits dari Nabi Muhammad SAW juga menunjukkan pentingnya ilmu dan pengetahuan. Beliau bersabda: "Sesungguhnya ilmu itu ada dua macam, yaitu ilmu yang dimanfaatkan untuk dunia, dan ilmu yang dimanfaatkan untuk akhirat. Dan yang paling bermanfaat bagi umat manusia adalah ilmu yang membawa mereka mendekatkan diri kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi). Hadits ini mengingatkan kita bahwa ilmu, termasuk ilmu perbintangan, adalah sarana untuk memahami ciptaan Allah dan untuk mendekatkan diri pada-Nya. 

Jagat Alit dan Jagat Ageng: Menghubungkan Diri dengan Alam Semesta 

Dalam tradisi Jawa, terdapat konsep Jagat Alit dan Jagat Ageng, yang mengandung pemahaman yang mendalam mengenai hubungan manusia dengan alam semesta. Jagat Alit (dunia kecil) merujuk pada dunia dalam diri kita sendiri---pikiran, perasaan, dan keinginan kita---sementara Jagat Ageng (dunia besar) adalah alam semesta yang lebih luas, tempat segala sesuatu berputar, dari planet hingga bintang-bintang. Konsep ini sangat sejalan dengan prinsip astrologi yang melihat hubungan antara pergerakan benda langit dan kehidupan manusia di bumi. Dalam astrologi, pergerakan planet-planet diyakini dapat memengaruhi keadaan emosional, fisik, dan mental seseorang---yang merupakan bagian dari Jagat Alit. Sementara itu, perubahan besar di alam semesta seperti gerhana atau perubahan posisi planet dapat dilihat sebagai refleksi dari energi yang terjadi di Jagat Ageng. Astrologi mengajarkan bahwa keseimbangan antara Jagat Alit dan Jagat Ageng adalah kunci untuk hidup harmonis. Kita harus memahami bahwa apa yang terjadi di luar diri kita, dalam skala kosmik, juga memiliki dampak pada diri kita---baik secara fisik, mental, dan spiritual. 

Seperti yang dijelaskan oleh astrologi modern, setiap individu adalah mikrocosmos yang mencerminkan makrokosmos, yaitu alam semesta yang lebih besar. Dalam perjalanan spiritual, kita diajak untuk tidak hanya mencari pencerahan dan cahaya, tetapi juga untuk menghadapi bayangan atau sisi gelap dari diri kita. Memahami kedua aspek ini adalah langkah penting dalam perjalanan menuju kedamaian batin. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits: "Aku dekat, sedekat urat nadi kalian." (HR. Bukhari), yang mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu dekat dengan kita, lebih dekat dari yang kita kira, bahkan dalam setiap detak nadi. Penting untuk kita memahami bahwa perjalanan spiritual adalah proses untuk mengenali diri kita lebih dalam, dalam rangka mengenali Sang Pencipta. Seperti sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa yang mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya." (Hadits Riwayat Ibnu Majah). Artinya, semakin kita mengenal diri kita, semakin kita bisa merasakan kedekatan dengan Tuhan, karena pada dasarnya, kita adalah bagian dari ciptaan-Nya. 

Astrologi, sebagai cermin dari alam semesta yang lebih besar, juga dapat membantu kita memahami lebih dalam tentang potensi diri dan peran kita dalam dunia ini. Dengan mengetahui posisi bintang dan planet dalam kehidupan kita, kita diajak untuk lebih mendalam dalam pemahaman diri---sama seperti kita mempelajari jagat alit (mikrokosmos) yang mencerminkan jagat ageng (makrokosmos). Melalui kesadaran ini, kita diajak untuk tidak hanya berfokus pada pencapaian duniawi atau kekuatan luar, tetapi lebih pada pemahaman diri yang lebih dalam---dalam rangka menemukan kedamaian, keseimbangan, dan pencerahan sejati. Keseimbangan antara mengenal diri dan menerima bayangan kita adalah kunci untuk menyelaraskan tubuh, pikiran, dan jiwa. Sehingga, kita bisa hidup lebih harmonis dengan alam semesta dan dengan diri kita sendiri. 

Mari kita terus berusaha untuk bersinar, bukan hanya dengan cahaya luar, tetapi juga dengan cahaya batin yang lebih murni dan lebih terang. Bersama-sama, kita bisa menemukan kedamaian dalam diri, sembari mengingat bahwa perjalanan ini adalah tentang mengenal lebih dalam siapa kita sebenarnya, dan siapa yang telah menciptakan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun