Mohon tunggu...
Widhi Setyo Putro
Widhi Setyo Putro Mohon Tunggu... Sejarawan - Arsiparis di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan ANRI

Menyukai sejarah khususnya yang berhubungan dengan Sukarno “Let us dare to read, think, speak, and write” -John Adams

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan lagi Menyebut Jalan Otto Iskandar Dinata Menjadi Otista

8 Maret 2023   11:56 Diperbarui: 8 Maret 2023   12:11 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sumber: ANRI, IPPHOS No. 1

"Saya bingung ya kalau ditanya begitu. Yang saya tahu Jalan Otista itu tempat saya kalau servis motor saja karena rumah saya di Jatinegara Barat, dekat dari sini." 

Itulah gambaran warga setempat ketika dilakukan wawancara oleh kompas.com tentang sejarah dari nama jalan Otto Iskandar Dinata.

Ketika menyebut nama jalan seringkali kita menyingkatnya seperti Jl. Gatot Subroto menjadi Gatsu, Jl. Margonda menjadi Margo atau Jl. Otto Iskandar Dinata menjadi Otista. Alhasil banyak yang tidak mengetahui khususnya generasi muda, bahwa itu adalah nama seorang tokoh atau pahlawan

Seperti halnya Otto Iskandar Dinata yang mendapat julukan Si Jalak Harupat. Ia adalah seorang pahlawan nasional yang berjuang sejak masa pergerakan nasional. Sempat tergabung dalam Budi Utomo, menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat), anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Nah, ketika menjadi anggota PPKI inilah ada fakta yang menarik tentang Otto Iskandar Dinata. Sebagai informasi setelah Proklamasi pada 17 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang beberapa kali. Di sidang pertama pada 18 Agustus 1945 menghasilkan beberapa keputusan yaitu pengesahan UUD 1945, pembentukan Komite Nasional, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Suasana Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sumber: ANRI, IPPHOS No. 1
Suasana Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sumber: ANRI, IPPHOS No. 1


Ketika sidang pertama yang membahas pemilihan presiden dan wakil presiden inilah peran Otto Iskandar Dinata begitu penting. Ia yang mengusulkan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dilakukan secara aklamasi.  Ya aklamasi!! Artinya pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat terhadap suatu usul tanpa melalui pemungutan suara.

Kemudian, ia juga yang mengusulkan Sukarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Jika kita membaca hasil rapat sidang PPKI, kalimatnya seperti ini:


"Berhubung dengan keadaan tempo saya harap supaya pemilihan presiden ini diselenggarakan dengan aklamasi dan saya majukan sebagai calon yaitu Bung Karno Sendiri"

Semua anggota PPKI kemudian tepuk tangan dan berdiri menyanyikan Lagu Indonesia Raya, disusul dengan seruan "Hidup Bung Karno" sebanyak 3 kali.


Setelah merdeka, Otto Iskandar Dinata menjabat sebagai Menteri Negara di kabinet pertama tahun 1945. Ia bertugas mempersiapkan terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) dari laskar-laskar rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia. Akan tetapi ia gugur ketika mengemban tugas tersenut. Beberapa referensi menyebut bahwa ia diculik oleh salah satu laskar yang bermarkas di Tangerang, pada 19 Desember 1945, dan dibawa ke Pantai Mauk. Ia diperkirakan terbunuh akan tetapi jenazahnya belum ditemukan hingga detik ini.

Karena jasa-jasanya Otto Iskandar Dinata kemudian diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keppres RI Nomor 088/TK/Tahun 1973, pada 6 November 1973. Selain itu, gambarnya juga diabadikan pada satu sisi mata uang pecahan 20.000.

Demikian, peranan tokoh Otto Iskandar Dinata yang lahir pada bulan Maret ini tepatnya pada 31 Maret 1897. Yang namanya masih sering kita singkat menjadi otista.

Uang pecahan 20.000 dengan gambar Otto Iskandar Dinata. Sumber: Wikipedia
Uang pecahan 20.000 dengan gambar Otto Iskandar Dinata. Sumber: Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun