Mohon tunggu...
Widhi Setyo Putro
Widhi Setyo Putro Mohon Tunggu... Sejarawan - Arsiparis di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan ANRI

Menyukai sejarah khususnya yang berhubungan dengan Sukarno “Let us dare to read, think, speak, and write” -John Adams

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Kompleks Olahraga Terbaik Se-Asia di Era Presiden Sukarno

17 Februari 2023   13:45 Diperbarui: 17 Februari 2023   13:56 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Renang, Sumber: Sorip Harahap, Asian Games I-X 

...Jikalau saya hubungkan, Asian Games dengan negara, dengan bangsa, dengan tanah air, dengan gengsi Indonesia, saya melihat hubungan yang amat erat sekali. Dan kita semuanya harus mengangkat gengsi Indonesia, mengangkat nama Indonesia, mengangkat prestise Indonesia. Jikalau Asian Games berjalan dengan sebaik-baiknya, gengsi dan nama Indonesia naik setingkat lagi, jikalau Asian Games gagal, tidak baik, tidak sempurna, nama Indonesia hancur lebur dipandang dunia seluruhnya.. (Sumber: ANRI, Pidato Presiden Sukarno, No. 265)

Setelah Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Asian Games IV pada Juni 1958 dilakukan berbagai persiapan-persiapan. Seperti penggalan pidato di atas, Presiden Sukarno tidak ingin tercoreng karena dicap sebagai tuan rumah yang gagal termasuk dalam penyediaan kompleks olahraganya. Sebagai informasi, pada Asian Games 1951 di India, sempat tertunda karena belum siapnya fasilitas olahraga yang ada.

Sorip Harahap dalam Asian Games I-X menjelaskan bahwa untuk mensukseskan pesta olahraga se-Asia tersebut dilakukan beberapa persiapan meliputi: (a) mempersiapkan para atlet dengan kriteria mempunyai jiwa kebangsaan yang kuat, bermoral tinggi, berkemauan keras untuk menang, bersifat sportif, penuh disiplin dan percaya diri; (b) membangun lapangan atau gelanggang olahraga (sportvenues); (c) membangun tempat penampungan para peserta dan offisial (international village); (d) membangun sebuah hotel yang memenuhi syarat-syarat internasional dan guest house serta press house.

Untuk mempersiapkan semua itu, Presiden Sukarno membentuk Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) di bawah Menteri Penerangan Maladi. Selanjutnya DAGI mempersiapkan pokok-pokok dasar atau blue print pelaksanaan Asian Games, yang mendapat persetujuan Dewan Menteri dalam sidangnya pada 23 Januari dan 30 April 1959. Dalam pokok-pokok dasar tersebut tercantum nama cabang olahraga yang akan dipertandingkan, sportvenues yang diperlukan, pembangunan perkampungan atlet internasional, perkampungan pria dan wanita, taman persahabatan, guest house, press house, penyelenggaraan teknis Asian Games dan persiapan tim Indonesia. Selanjutnya tercatat pembangunan hotel-hotel baru, Hotel Indonesia di Jalan M.H. Thamrin, Transit hotel di Kemayoran, pembangunan jalan-jalan baru, pembangunan terminal di Kemayoran dan siaran televisi, semuanya bertujuan untuk memenuhi persyaratan dari Asian Games Federation (AGF).

Kompleks Olahraga Terintegrasi 

Pada 8 Februari 1960 adalah hari pemancangan tiang pancang pertama Stadion Utama oleh Presiden Sukarno dan merupakan titik tolak pembangunan berbagai kompleks olahraga, yang semuanya terpusat di Gelanggang Olahraga (Gelora) Senayan. Kompleks olahraga yang terintegrasi ini bertujuan agar para peserta, petugas dan offisial Asian Games dapat bergerak dengan leluasa dari satu pertandingan  ke arena pertandingan lain tanpa memerlukan alat transportasi. 

Denah Rencana Kompleks Olahraga di Asian Games IV, Sumber: Sorip Harahap, Asian Games I-X 
Denah Rencana Kompleks Olahraga di Asian Games IV, Sumber: Sorip Harahap, Asian Games I-X 

Konsep seperti ini berbeda dari penyelenggaraan Asian Games III (1958) di Tokyo dan Olympiade 1960 di Roma, dimana para atlet banyak menghabiskan waktu untuk berpergian dari satu stadion ke stadion lainnya atau dari stadion ke tempat penginapan (Merdeka, 25 Mei 1962, Aneka, 14 Juli 1962). Kompleks olahraga ini terdiri dari beberapa sportvenues seperti stadion utama, stadion renang, istana olahraga dan fasilitas pendukung berupa perkampungan internasional yang semuanya terpusat di kompleks olahraga Senayan.

Stadion Utama

Stadion ini mempunyai landasan sintel dengan 8 lintasan sepanjang 400 meter dan dapat menampung hingga 100.000 penonton, termasuk 2000 untuk tamu kehormatan, 1000 untuk wartawan dan komentator radio. Stadion ini dilengkapi dengan kamar pakaian, ruangan untuk wartawan, lapangan untuk pemanasan, restoran, toko-toko souvenir yang semuanya berada di lantai dasar. Di tingkat atas disediakan sebuah bangunan kecil untuk siaran radio dengan alat-alat radio modern, sedangkan papan pengumuman hasil pertandingan berada di sebelah Utara dan Selatan. Papan pengumuman yang dipasang adalah papan pengumuman elektronik dan merupakan pertama kali dipergunakan di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun