Mohon tunggu...
Widhi Satya
Widhi Satya Mohon Tunggu... -

[nihil]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradoks Kopiah

5 Mei 2010   04:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:24 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Dibalik semua identitas, serta trademark budaya tentang kopiah di masyarakat. Terdapat sebuah esensi khusus yang melatarbelakangi pemakaian kopiah bagi seorang muslim (bukan muslimah). "Sujud dengan tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahi dengan rambut dan pakaian." (H.R. Muslim) Artinya, kopiah pada dasarnya adalah sebuah penutup yang digunakan untuk menghalangi jatuhnya rambut ke dahi, hingga dapat menghalangi dahi dengan tempat sujud dan dapat membatalkan sujud. (Jika sujudnya batal, otomatis shalatnya juga...) Simple-nya, kopiah, pada dasarnya adalah alat bantu yang dikenakan dengan harapan terpenuhinya syarat sahnya sujud.

***

Adalah paradoks, jika sebuah simbol ketundukan, kesadaran akan kecilnya diri dihadapan Ilahi, betapa kepala yang begitu ‘terhormat', kita sejajarkan dengan mata kaki di posisi terendah... Kemudian dikenakan, sebagai simbol ke'aliman', dikotori dengan hati riya' karena terlalu bangga atau ingin berlindung dibalik kedok "aku muslim, dan aku alim".

***

Offline Note Bukan kopiah ataupun pemakaian kopiahlah yang ingin kuributkan. Tapi esensinya. Kita terlalu sering disibukkan dengan ‘penampilan luar' dan kadang melupakan apa sebenarnya makna yang terkandung di dalamnya... Tawadhu' Penulis juga suka mengenakan kopiah. Apakah juga termasuk riya'? Wallahua'lam bisshowab...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun