Sebagai orang Jawa, hal itu menjadi tekanan lebih buatku.
Karena, sebagai orang Jawa, ke"supel"an seperti sebuah keharusan.
Sebelum aku tahu,
Apa itu introvert...
Aku menyalahkan diriku dan keadaanku.
Aku menyesalkan diriku yang tidak seperti kalian [para extravert]...
Yang tidak pernah bisa memulai pembicaraan ketika bertemu orang baru...
Maupun tidak banyak bicara bahkan ketika bersama dengan orang yang kukenal.
Aku sudah mencoba,
Aku mencoba memahami kalian, para extravert
Tapi... sekuat apapun aku mencoba,
Aku tidak bisa menjadi seperti kalian?!
Kalian sebut aku tidak bisa ber-"gaul"
Aku bisa bersosialisasi, tapi aku tak bisa ber-"gaul"
Semoga kalian mengerti apa yang kumaksud dengan "gaul"
Lengkap dengan konotasinya.
Kalian sebut aku PENDIAM
Aku hanya tidak suka pembicaraan tanpa arti.
Karena bicara bagiku, sama artinya dengan informasi.
Kalian sebut aku PENYENDIRI
Aku hanya ingin memanfaatkan waktuku sebaik-baiknya
dengan menggali dan mencari ide-ide baru
yang tentunya bermanfaat...
Dan kalian sebut aku EGOIS
Introvert adalah suatu fitrah.
Seperti sebuah batre yang butuh re-charge
Kami para introvert pun butuh menyendiri... sebagai "makanan"
Sekarang, kalian tahu.
Aku seorang Introvert
Introvert bukanlah kelainan psikologis.
Apalagi sebuah penyakit.
Tolong hilangkan stigma negatif bahwa "extravert baik, dan introvert buruk"
Tolong pahami...
Introverts Do Exist!
Meski kami para introvert [INTP] hanya 3,33% dari seluruh populasi dunia...
Minoritas memang...
But, ARE minorities must be wrong?
[aku memakai ARE karena, minoritas betapapun sedikitnya, tetaplah komunitas]