Mohon tunggu...
Widhi Nindyanto
Widhi Nindyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UMY

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara

2 Januari 2022   23:56 Diperbarui: 3 Januari 2022   00:43 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rata-rata penggunaan waktu netizen Indonesia dalam mengakses media (Sumber: datareportal.com)

Pandemi Corona Disease atau yang sering kita dengar dengan sebutan Covid-19 telah mengubah cara hidup masyarakat dunia tidak terkecuali Indonesia, satu hal yang tampak pasti adalah kita dipaksa banyak melakukan kegiatan secara daring. Kondisi ini mengakibatkan bertambahnya pengguna media digital, dan juga menambah intensitas penggunaan media sosial masyarakat Indonesia. 

Dilansir dari laman berita datareportal.com, HootSuite (We are Social) yang merupakan situs layanan manajemen konten yang menyediakan layanan media daring yang terhubung dengan berbagai situs jejaring sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya, secara berkala menyajikan data serta tren yang dibutuhkan dalam memahami internet, dan media sosial. Berikut data tren internet dan media sosial 2021 di Indonesia menurut Hootsuite.

  • Total Populasi (jumlah penduduk): 274,9 juta
  • Pengguna Mobile Unik: 345,3 juta
  • Pengguna Internet: 202,6 juta
  • Pengguna Media Sosial Aktif: 170 juta

Dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta jiwa, pengguna aktif media sosialnya mencapai 170 juta. Artinya, jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 persen dari total populasi pada Januari 2021. Angka ini juga meningkat 10 juta, atau sekitar 6,3 persen dibandingkan tahun lalu.

Hootsuite juga merilis laporan tentang rata-rata orang Indonesia menghabiskan 3 jam 14 menit dalam sehari untuk mengakses media sosial.

Rata-rata penggunaan waktu netizen Indonesia dalam mengakses media (Sumber: datareportal.com)
Rata-rata penggunaan waktu netizen Indonesia dalam mengakses media (Sumber: datareportal.com)
Dari kedua lapaoran diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi masyarakat Indonesia pada saat pandemi seperti ini lebih banyak menggunakan waktunya untuk berselancar di media sosial. 

Hal ini mengakibatkan meningkatnya interaksi secara digital pada masyarakat (netizen) Indonesia. 

Sayangnya terdapat kabar bahwa netizen Indonesia mendapat julukan dengan netizen yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara. 

Sungguh kabar ini sangat memilukan, karena berbanding terbalik dengan di dunia nyata yang notabene masyarakat Indonesia terkenal dengan keramahan dan kesopan santunannya.

Laporan Microsoft: DCI regional summary 
Laporan Microsoft: DCI regional summary 

Berdasarkan laporan terbaru Digital Civility Indek (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukan bahwa netizen Indonesia menempati ranking terbawah di Kawasan Asia Tenggara, atau dengan kata lain, paling tidak sopan se-Asia Tenggara. 

Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan karena menunjukan tingkat keberadaban (Civility) netizen Indonesia itu sangat rendah. 

Keberadaban yang dimaksud dalam laporan ini terkait dengan perilaku berselancar di dunia maya dan aplikasi media sosial, termasuk risiko terjadinya penyebarluasan berita bohong atau hoaks, ujaran kebencian atau hate speech, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan sengaja untuk memancing kemarahan, micro-aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal (kelompok etnis atau agama tertentu, perempuan, kelompok difabel, kelompok LGBTQ dan lainnya).

Menanggapi hal tersebut, Pengamat Psikososial dan Budaya, Endang Mariani mengatakan, penting untuk mengetahui metodologi dan analisis data, untuk menentukan apakah hasil penelitian dapat digeneralisasi. 

Namun jika kita lihat pada kondisi sekarang, realitanya memang betul banyak sekali pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di dunia maya khusunya media sosial. 

Kondisi ini diperburuk dengan komentar-komentar netizen Indonesia yang banyak mengandung unsur ujaran kebencian (hate speech), kemudian menyebarkan isu hoax, penggunaan kalimat yang tidak sopan atau kasar, bahkan sampai dengan kalimat "jorok" yang mengarah kepada pelecehan. 

Menurut Mahasiswa Fakultas Psikologi, semester sembilan, Iinaas Tsamaroh mengatakan, "seseorang yang cenderung memikirkan perkataan orang lain, akan sangat berpengaruh terhadap setiap kata yang dirinya dapatkan. Begitu pun bagi orang-orang yang menggunakan perasaannya secara dominan. Mereka akan lebih mudah tersakiti ketika ada hate speech yang dihadapkan kepadanya," jelasnya.

Pengamat Psikososial dan Budaya, Endang Mariani menekankan pentingnya bijak menggunakan media sosial. Biasakan untuk selalu cek dan ricek saat menerima informasi, menjaga norma, serta nilai sopan santun ketika berbahasa dalam media sosial. "Saring sebelum sharing. Saya juga yakin, di dunia nyata, di mana identitas individu tak disembunyikan, orang Indonesia masih memiliki sopan santun yang tinggi," pungkasnya.

Terlepas dari adanya anggapan "netizen maha benar" Selain peran dari masyarakat yang berusaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dirasa dapat merugikan orang lain, tentu saja masalah ini membutuhkan peran pemerintah sebagai pembuat regulasi untuk menciptakan dunia digital Indonesia yang nyaman dan aman. 

Studi laporan Digital Civility Indek (DCI) dirasa sangat penting untuk diperhatikan, supaya bisa menambah kesadaran kita untuk bisa berinteraksi positif secara online. 

Pemerintah mungkin bisa melakukan beberapa langkah melalaui  Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan cara memberikan edukasi kepada masyarakat, mungkin bisa dengan melakukan kampanye-kampanye tentang warga cerdas digital dan sebagainya. Sehingga diharapkan Netizen Indonesia bisa menjadi lebih baik, dan tidak ada lagi julukan netizen Indonesia sebagai netizen tidak sopan se-Asia Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun