Mohon tunggu...
Aan Widhi Atma
Aan Widhi Atma Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tantangan Melampaui Prestasi Reklamasi: “dari Lahan Menuju Mental”

5 Maret 2016   16:51 Diperbarui: 5 Maret 2016   17:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari di ruang perkuliahan, Rischa  dan teman kelasnya mendapatkan pertanyaan “Apa nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarga anda?”  dari Dosen ketika tatap muka pertama di kelas. Dosen tersebut mengajar mata kuliah Sistem Politik dan Administrasi Negara Indonesia. Ia pun tercekat sejenak, ia dan temannya tak menyangka jika akan mendapatkan pertanyaan seperti itu, mereka mengira akan mendapat pertanyaan seputar Lembaga-lembaga pemerintahan atau kondisi perpolitikan di Indonesia saat ini, tetapi justru mendapat pertanyaan di luar dugaan, tentang nilai dalam sebuah keluarga.

 Sebuah pertanyaan sederhana, namun bermakna dalam, sehingga butuh waktu untuk berpikir, nilai-nilai apa saja yang telah diajarkan di keluarga kami? Dan apakah nilai-nilai itu benar-benar telah menyatu dalam hidup sehari-hari kami? Setelah bertanya, sang Dosen pun tersenyum penuh arti seolah mengetahui bahwa mahasiswanya agak kebingungan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Si Dosen pun kemudian menjelaskan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dalam sebuah Negara, meski unit terkecil akan tetapi fungsinya sangatlah besar, jangan berharap bisa membangun Negara jika tak bisa membangun pondasi keluarga dengan baik. Penjelasan Dosen tersebut membuatnya berpikir jika pelajaran pertama seorang warga negara bukanlah di sekolah atau bangku perkuliahan, melainkan dari keluarga dimana nilai moral dan budi diajarkan untuk pertama kalinya. Maka betapa pentingnya sebuah keluarga, unsur kecil namun memiliki efek yang sangat besar bagi maju tidaknya sebuah bangsa.

[caption caption="Suasana Family Gathering Departemen Proses PT. NNT. Seluruh keluarga diajak untuk melihat Batu Hijau tempat suami/istri/orang tua mereka menjemput rezeki"]

[/caption]Semoga saya dan Anda sepakat, bahwa semuanya selalu dimulai dari keluarga. Jika Anda melihat wajah mungil di atas, mereka adalah generasi penerus kita. Bisa jadi di tangan merekalah estafet kepemimpinan PT. NNT 30 tahun ke depan berada. Atau sebaliknya, mereka tidak mengikuti jejak karir orang tuanya sebagai  karyawan Newmont. Ya, itu pilihan mereka!

Namun manakala saat dewasa nanti mereka ditanya oleh dosen mereka, nilai-nilai dasar apa yang diberikan orang tuamu saat mereka masih bekerja di Newmont atau ketika Newmont masih berdiri kokoh di Sumbawa Barat? Maka, nilai-nilai yang kita semai hari inilah yang menjadi jawaban mereka esok hari.

Mungkin sebagian dari mereka menjawab seperti ini:

“Ketika orang tua saya bekerja di Newmont saya diajarkan nilai kemandirian yang mana Newmont bukanlah segalanya dan selamanya tetapi orang tua telah mengajarkan kami untuk berdikari”.

“Ketika Newmont ada di kampung saya, orang tua saya mengajarkan nilai produktivitas. Mereka menyampaikan bahwa bantuan apapun yang diberikan oleh Newmont haruslah bernilai produktif”

“Newmont tidak hanya membuat dapur kami tetap mengepul, namun juga mengisi otak dan batin kami agar selalu menyala”

Sehingga sangat mudah jika ingin mengetahui kesan terdalam mereka tentang Newmont selepas tiadanya. Nilai-nilai mental apa yang telah dihujamkan saat Newmont masih berada ditengah mereka. Itu saja!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun