Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

5 Hal yang Perlu Disiapkan untuk Isolasi Mandiri di RSDC Wisma Atlet Kemayoran

15 Februari 2021   19:29 Diperbarui: 15 Februari 2021   20:34 2192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memang dalam flat nggak ada tong sampah. Tapi buang ke depan kamarnya baiknya jangan gini juga ya. | DOK WIDHA KARINA

Jika Anda adalah warga DKI Jakarta dan dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan/sedang atau ketidaksanggupan melakukan isolasi mandiri di rumah, maka besar kemungkinan Anda akan dirujuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Itupun, kalau kapasitasnya masih mencukupi.

Baca Dulu Kisah Awal Saya Saat Dinyatakan Positif Covid-19 

Berbeda dengan rumah sakit pada umumnya, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran sebenarnya lebih mirip seperti asrama. Memang, ada unit yang diperuntukkan bagi IGD, tetapi sebagian besar sisanya adalah flat-flat hunian bagi pasien dan tenaga kesehatan yang bertugas di sana.

Kementerian PUPR sendiri, melalui Khalawi Abdul Direktur Jenderal Penyediaan Rumah, pernah menyampaikan tanggapannya terhadap gagasan pengalihfungsian fasilitas ini sebagai pusat karantina. "Wisma Atlet tidak didesain untuk fasilitas rumah sakit. Wisma Atlet dirancang untuk hunian," tegasnya (15/3/2020) menjawab Kompas.com.

So please, manage your expectation.

Jelang hari kepulangan saya dari RSDC Wisma Atlet, grup WA koordinasi lantai kami ketambahan 31 orang pasien dalam waktu 1 hari saja. Maklum, saya memang dirawat pada periode ketika DKI Jakarta mulai "panen" kasus baru, yakni sekitar akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021. Tapi, 31 pasien sekaligus? Wow. Saya langsung nelangsa membayangkan pekerjaan nakes yang bertugas di lantai saya.

Benar saja. Kehadiran pasien-pasien baru ini memunculkan problem-problem anyar yang belum pernah saya alami sebelumnya. Grup WA yang tadinya menjadi medium informasi dan saling hibur antarpenghuni dan perawat, mendadak jadi lebih bising dengan seruan-seruan protes, keluhan, dan individu-individu yang kebingungan.

"Sus, ini makanan kok nggak diantar ke kamar?"
"Sus, paket saya udah sampai? Kok nggak ada ya?"
"Kalau makan siang itu enaknya pakai yang berkuah. Ini kering, jadinya nggak habis."

Hadeh.

Jujur aja, saya jadi kasihan dengan nakesnya. Cuma maksimal 3 ners per shift, tapi harus meladeni banyak kebutuhan yang tidak perlu disampaikan kalau saja pasiennya mau bersabar dan berusaha sedikit buat mencari tahu jawabannya. Mmm... Seenggaknya, bisa dong kalau protes cukup japri aja, nggak perlu di grup sampai bikin suasana kurang nyaman? HEHEHEH.

Biar kejadian-kejadian tidak terulang, saya ingin sekali membagikan panduan persiapan kepada rekan-rekan yang kebetulan bakal dirujuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Perlu saya sampaikan bahwa tulisan ini dibuat bukan untuk mendukung tindakan melanggar protkes, lantas memberi solusi praktis berupa kiat supaya bisa dirawat gratis di RSDC Wisma Atlet. Sebaliknya, saya berharap setiap pasien bisa sedapat mungkin membantu dirinya sendiri selama di RSDC Wisma Atlet sehingga tidak perlu menambah beban para nakes dan petugas lainnya. Apalagi, angka positif ngebut terus di DKI Jakarta.

Kalo ada yang bilang, "Lho nakes kan dibayar. Ya udah risikonya lah! Masih mending punya kerjaan pas pandemi." Sini maju lu. Gw doain lu besok daftar fakultas kedokteran, lusanya udah jadi dokter paru.

Poster kesehatan mental yang ditempel di lift untuk nakes RSDC Wisma Atlet. | DOK WIDHA KARINA
Poster kesehatan mental yang ditempel di lift untuk nakes RSDC Wisma Atlet. | DOK WIDHA KARINA
Jadi, bila Anda akhirnya berhasil dirujuk ke RSDC Wisma Atlet, berikut adalah panduan persiapan Anda. FYI, Puskesmas atau instansi apapun yang merujuk Anda biasanya tidak memberikan panduan tentang apa yang harus Anda siapkan sebelum keberangkatan.

Panduan ini murni saya buat berdasarkan pengalaman pribadi, terutama dikarenakan pemberitahuan rujukan kerap disampaikan cukup mepet dengan jadwal keberangkatan menuju RSDC Wisma Atlet. Jadi, kita hanya memiliki waktu persiapan yang cukup singkat.

1. Bawalah pakaian dan masker secukupnya

Meski masa perawatan di RSDC akan berlangsung selama kurang lebih 10-14 hari, bawalah pakaian secukupnya saja. Saya sarankan Anda membawa 3 setel baju rumah untuk di dalam kamar, 3 atasan berolahraga yang digunakan di luar kamar, dan 1 atau 2 bawahan olahraga. Itu sudah banyak, kecuali Anda adalah tipe yang sangat sering berkeringat sehingga harus lebih sering berganti pakaian.

Bawaan saya satu ransel (tidak penuh) dan satu tentengan isi peralatan makan + snack | DOK WIDHA KARINA
Bawaan saya satu ransel (tidak penuh) dan satu tentengan isi peralatan makan + snack | DOK WIDHA KARINA
Kok sedikit, Wid? Kan minimal 10 hari. Gaes, di sana bisa nyuci baju sendiri kok. Setiap flat memiliki beranda menjemur pakaian. Jangan khawatir kalau mau jemur daleman karena berandanya cukup lebar buat naruh "harta karun" jauh dari pandangan orang-orang.

Beranda pada setiap flat di RSDC Wisma Atlet cukup luas. Jangankan buat jemur baju, buat yoga juga bisa. | DOK. WIDHA KARINA
Beranda pada setiap flat di RSDC Wisma Atlet cukup luas. Jangankan buat jemur baju, buat yoga juga bisa. | DOK. WIDHA KARINA
Seringnya, pasien yang membawa banyak baju malah kesulitan membawa tasnya sendiri sehingga harus dibantu oleh petugas. Kebayang dong, kalau yang berangkat ke RSDC adalah lansia? Jika Anda adalah anak yang membantu mengemas pakaian pasien lansia, tolong jangan bebani orangtua Anda dengan tas yang terlalu berat. Terlebih karena ada beberapa lantai yang aksesnya adalah tangga.

Selain itu, bawalah juga masker karena RSDC Wisma Atlet tidak memberikannya (mungkin kalau terpaksa kehabisan stok, bisa juga minta ke ners). Terserah mau kain ataupun medis, senyamannya Anda.

Bagaimana dengan alas kaki? Tidak ada ketentuan. Sandal/sepatu sandal saya rasa cukup. Buat yang suka olahraga rada serius, silakan bawa sepatu olahraga juga. Kalau nggak ya gapapa juga.

2. Alat mandi, alat makan, dan perlengkapan bebersih

Untuk alat mandi, bawalah sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, handuk, dan segala kebutuhan dandan Anda.  RSDC Wisma Atlet tidak menyediakan sesabunan dan di sana tidak ada minimarket. Kalau ada yang ketinggalan, tampaknya Anda harus meminta keluarga untuk mengirimkannya.

Untuk kebutuhan mencuci pakaian, bawalah deterjen dalam kemasan kecil.  Pengharum pakaian juga boleh (kalau saya sih nggak bawa, karena percuma juga. Kan saya anosmia. Segedung juga pasti banyak yang anosmia. Udah gitu maskeran semua pula. Wakaka).

Tidak ada alat makan pribadi di RSDC Wisma Atlet karena semua makanan akan diberikan berupa nasi kotak dan air mineral botolan.

Nasi kotak di RSDC Wisma Atlet. Sehari dapat 3 kali (pagi, siang, malam + snack) | DOK WIDHA KARINA
Nasi kotak di RSDC Wisma Atlet. Sehari dapat 3 kali (pagi, siang, malam + snack) | DOK WIDHA KARINA
Tapi saran saya, bawalah juga 1 mangkuk atau piring beserta sendok dan garpu kalau-kalau keluarga Anda ada yang mengirim makanan dan membutuhkan piring. Di sana juga ada dispenser, maka bawalah gelas/termos untuk menampung air hangat (kalau kurang enak badan, enaknya minum air hangat kan). Kalau bawa piring dan gelas, jangan lupa bawa alat cucinya. Sediakan 1 busa cuci piring dan sabunnya.

3. Obat-obatan dan cemilan pribadi

Begitu tiba di RSDC Wisma Atlet, Anda akan melalui tahapan registrasi dan cek kesehatan di IGD terlebih dahulu. Pada tahap ini, Anda akan ditanya obat dan vitamin apa saja yang Anda bawa. Sebutkan jenis obat, vitamin, dan dosisnya. Obat-obatan ini dapat Anda lanjutkan penggunaannya, bisa juga tidak. Anda bisa mengonsultasikannya dengan dokter di situ.

Tapi intinya, RSDC Wisma Atlet memungkinkan Anda membawa sendiri obat-obatan regular yang biasanya kita minum. Maka silakan bawa juga, misalkan parasetamol, vitamin, obat lambung (buat saya), kayu putih, dan lain-lain. Ada satu yang tidak boleh: obat-obatan terlarang.

Buat yang doyan ngemil dan takut kurus, boleh juga bawa cemilan. Secukupnya aja karena kalo kebanyakan, nanti dikira mau buka warkop. Ketika itu saya hanya membawa beberapa susu kotak, sereal, dan yoghurt. Cukup kok. Yakinlah gaes, kebutuhan makan kita amatlah dicukupi oleh RSDC Wisma Atlet. Saya sampai bosan, hidup kok rasanya makan melulu.

Gak usah bawa apa-apa juga ntar banyak yang ngirimin sampai numpuk (eh). | DOK WIDHA KARINA
Gak usah bawa apa-apa juga ntar banyak yang ngirimin sampai numpuk (eh). | DOK WIDHA KARINA

4. Hiburan

Nahhhh... Ini penting karena sebagian besar pasien yang saya temui di RSDC Wisma Atlet mengeluhkan betapa bosannya masa perawatan +10 hari di sana. FYI, tiap flat hunian memang nggak ada televisinya. Tapi ada fasilitas wifi-nya lho di tiap flat. Sempat cek, kecepatannya 20 mbps. Tetep berasa kenceng karena tiap flat paling cuma dihuni oleh maksimal 3 orang.

Ruang tamu di setiap flat. Ada wifi, tapi nggak ada TV. | DOK WIDHA KARINA
Ruang tamu di setiap flat. Ada wifi, tapi nggak ada TV. | DOK WIDHA KARINA
Dengar-dengar ada flat dengan fasilitas lebih baik untuk penghuni tertentu (bahkan ada mesin cuci dan kompornya juga). Tapi kan saya orang biasa aja ya.... Pejabat, bukan. Mutan juga bukan. Jadi yaaa, fasilitas hiburan yang saya dapatkan standar-standar aja. Tapi itupun sangat layak! Kalau saya sih udah puas dan sangat bersyukur ya.

Makanya saya bingung banget kalau ketemu sama pasien yang kebanyakan ngeluhnya.

(di-bold karena selain bingung, lama-lama kesel juga. Hehe)

Kurang apa sih RSDC Wisma Atlet? Manalah hrates, flat-nya lumayan besar dibanding apartemen kebanyakan, ada AC, makan disediain, mandi air hangat, pemandangannya cakep, fasilitas olahraganya bagus, ners-nya ramah, teman sekamarnya baik pula. Asalkan ada kasur sama wifi, mulyo uripku wis. Gari tura-turu, makan, bengong, berjemur kayak bayi, nonton Netflix, turu meneh. Apakah Anda belum tahu yang namanya the art of doing nothing? Edan, nikmat bener brok.

Aktivitas favorit: chill sambil liatin pemandangan jendela. Rileekssss. | DOK WIDHA KARINA
Aktivitas favorit: chill sambil liatin pemandangan jendela. Rileekssss. | DOK WIDHA KARINA
Tapi tetep aja ya. Kalau kamu adalah orang yang terbiasa sibuk dan nggak puas hanya dengan bobok tenang, mungkin bakal merasa tersiksa di RSDC Wisma Atlet. Jadi saya sarankan, bawalah laptop, tab, buku, mainan, papan catur, peralatan hobi (jangan alat pancing ya mentang-mentang sampingnya Danau Sunter). Atau kalau mau boyong TV sekalian yo monggo coba aja. Biar nda stres!

5. Peralatan life hack

Buat poin kelima ini sih penting nggak penting ya. Boleh dibawa, boleh enggak. Jadi setelah saya amati, desain ruangan flat di RSDC Wisma Atlet itu rada kurang sinkron. Pilarnya di mana, eh nanti kepotong sama sofa. Orangnya di mana, stop kontaknya di mana. Mungkin karena kalau proyek pembangunan, vendornya biasanya dipecah-pecah ya.

Jadi, buat kamu yang bawa hiburan elektronik dan bakal sering nge-charge, mendingan kamu bawa kabel rol daripada kesel sendiri. Ketika itu saya tinggal di Tower 4, tiap flat berisi 2 kamar. Di kamar pertama, posisi stop kontaknya cukup ajaib karena di ujung kaki, tertutup lemari. Di kamar lainnya, posisi stop kontaknya lebih jelas di tembok, tapi gadget kita jadinya kayak hubungan tanpa status alias nggantung. HEHEHE. Cek di gambar.

Kasih ganjelan. | DOK WIDHA KARINA
Kasih ganjelan. | DOK WIDHA KARINA
Lalu, di dalam flat itu tidak ada tong sampah. Jadi, kalau Anda adalah orang yang suka kebersihan, bawalah juga trashbag atau plastik kecil untuk menaruh sampah. Nantinya, kalau plastik sudah penuh, Anda bisa menaruhnya di depan flat untuk diangkut oleh petugas kebersihan pada jam-jam tertentu.

Terakhir, di dalam flat saya ketika itu suka ada semut agak banyak. Meski selalu dibersihkan dihuni oleh pasien baru, tetap saja flat tersebut sudah banyak dihuni banyak orang. Dan tidak semua orang memiliki kesadaran menjaga fasilitas tersebut seperti rumahnya sendiri. Kadang saya menemukan remah makanan di sela-sela sofa, sampah kecil di kolong kasur, dsb.

Memang dalam flat nggak ada tong sampah. Tapi buang ke depan kamarnya baiknya jangan gini juga ya. | DOK WIDHA KARINA
Memang dalam flat nggak ada tong sampah. Tapi buang ke depan kamarnya baiknya jangan gini juga ya. | DOK WIDHA KARINA
Maka jika Anda datang dalam kondisi cukup fit, sapu terlebih dahulu kamar Anda dan bersihkan semampunya. Kalau keburu tepar, tidur dulu aja bray gapapa. Saya juga kok, wakaka. Bebersihnya bisa besok. Anda juga bisa bawa kapur semut atau semprotan biar semutnya nggak naik kasur. Ohiya, tiap kamar biasanya sudah ada sapu, ember, dan kain pel yah.

Buat Anda yang mungkin membawa bayi dan bakal sering menyeduh minuman hangat, sepertinya membawa water heater elektrik bakal membantu (biasanya bentuknya seperti teko bening). Soalnya di lantai saya, hanya ada 1 dispenser per lantai sehingga kadang mesti adu gesit buat mendapatkan air minum hangat.

Kira-kira itulah yang bisa saya sarankan kepada Anda. Semoga karenanya, bawaan Anda cukup ringkas dan tepat secara manfaat.

Yang perlu dicatat sekali lagi: RSDC Wisma Atlet tidak didesain seperti rumah sakit seperti yang Anda bayangkan sebelumnya. Pelayanannya juga tidak seintens di RS karena ini hanya lokasi isolasi mandiri. Sedapat mungkin, bertanggung jawablah atas kenyamanan Anda sendiri dan jangan meminta orang lain melakukan banyak hal untuk Anda.

Ingat, bukan cuma kita yang sedang menderita dan berjuang dalam kondisi ini, tetapi juga pasien lain, nakes, dan  petugas lainnya. Saya mengajak Anda untuk menyimak petunjuk, bertanya/meminta tolong dengan cara yang baik, kurangi komplain, dan berikan apresiasi kepada setiap orang yang Anda jumpai di sana.

Semoga dengan demikian, kita bisa mengompensasi sedikit rasa lelah para petugas yang telah bersusah-payah merawat kita.

Jangan lupa tetap terapkan 3M dan semaksimal mungkin tetap beraktivitas di rumah. Jangan sampai terpapar (OTG maupun bergejala), menularkan, lalu mesti diisolasi di RSDC Wisma Atlet. Percayalah, berkontribusi dalam angka positif yang diberitakan setiap hari di media massa bukanlah hal yang menyenangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun