Sebagai "proyek renovasi" Fransiskus di belahan bumi lainnya, kondisinya serupa. Kita punya masalah kesenjangan sosial, human trafficking, hutan adat yang tergusur, seleb Yutub yang pamer saldo rekening, isu lobster yang nggak selesai-selesai. Pokoknya ada aja setiap hari. Tentu tak dibutuhkan lagi pertikaian horizontal yang bisa memperkeruh situasi.
Maka wajar bila beberapa tahun belakangan ini KWI dan PGI mengusung tema yang berkutat di isu kebangsaan, interfaith, dan persatuan. Tahun ini, keduanya mengangkat "Hiduplah sebagai Sahabat bagi Semua Orang" sebagai tema Natal 2019.
Kalimat ini jelas sekali menyiratkan (jelas tapi tersirat, okelah) ajakan kepada umat Katolik dan Kristen untuk menjadi komponen bangsa yang inklusif. Lebih luas lagi, saya yakin kata "sahabat" adalah istilah yang netral dan bisa menjadi inspirasi umat Hindu, Buddha, Islam, Konghucu, penghayat kepercayaan, Yahudi, dan atheis/agnostik sekalipun.
Natal tahun ini sesungguhnya saya datang misa dengan hati berseri-seri demi merayakan sepanjang tahun 2019 yang sulit. Tapi apa daya hari ini Romo X (saya sensor namanya. Bukan demi melindungi reputasi beliau, tetapi karena saya memang nda tahu namanya. Lupa. Hehehe..) menyampaikan homili dengan agak terburu-buru. Saya pun batal terharu. Maaf Romo... *Salim
Hingga tiba saatnya pengumuman sebelum tutup berkat, Romo lainnya berdiri di mimbar, agak salting mengumumkan kedatangan Pak Anies Baswedan. Owalah Mo, pantas tadi homilinya rada grogi, mungkin antara dipliriki rekan sejawat soal durasi atau mungkin karena terpikir, "Nanti aku ketemu Pak Gubernur pakai baju apa ya?" Padahal jawabannya sudah jelas: pakai jubah misa. Hehhehe... *Salim sekali lagi
Pak Anies Baswedan masuk ke pelataran dengan (tentu saja) disambut oleh teknologi bernama kamera HP umat dan kamera awak media. Terlebih dulu melambaikan tangan ke deretan umat yang duduk di tenda luar, Pak Gubernur masuk gereja dengan berjalan di jalur tengah dan segera ramai disalami oleh umat di kanan kirinya.
Ramai sekali. Saya pengen doorstop, tapi kok ya mager. Mager tapi kok ya, saya mesti nulis di Kompasiana. Saya jadi bingung. Tapi nggak penting. Hehehe....
Hadir pula anggota FKUB lainnya dari elemen masing-masing agama dan Wakapolda Metro Jaya Wahyu Hadiningrat. Semuanya berdiri berjejer di tangga menuju Altar.
Selain menyampaikan selamat merayakan Natal dan Tahun Baru, dalam kesempatan tersebut Pak Anies menyampaikan apresiasinya kepada salah satu umat yang membantu merealisasikan salah satu pohon yang meramaikan Natal di jalan Thamrin 10.
Ia adalah Bu Mona, yang mengoordinasi 4000 anak Tarakanita dan Paroki Keluarga Kudus untuk membuat pohon Natal setinggi 10 meter dari 8000 botol bekas.