Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

7 Rumor Traveling ke India, dari Makanan Jorok sampai Keamanan Perempuan

6 Maret 2019   22:47 Diperbarui: 22 Februari 2023   21:21 16837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masala Chowk di Jaipur, semacam outdoor food court di tengah taman. Anak mudanya banyak yang nongkrong di sini. Makanannya enak-enak dan bersih. (Foto oleh WIDHA KARINA)

Padahal tadinya mau saya bantuin nyapu. (Foto oleh WIDHA KARINA)
Padahal tadinya mau saya bantuin nyapu. (Foto oleh WIDHA KARINA)

Gimana caranya menolak para ahli marketing ini? Pasang poker face, jangan terlihat tertarik. Nggak perlu galak, yang penting tegas. Senyum gapapa, asal jangan tipe senyum yang bisa memberi kesan bahwa kita bisa dibujuk. Kalo udah ada abang bajaj atau orang di jalan tahu-tahu ngomong, "I know a very good place, good attraction, good night, good day cappuccino, blabla," lewatin aja brosis. Intinya dia cuma mau menggiring kamu ke sebuah destinasi yang akan memberikannya komisi.

Apalagi ada beberapa modus lainnya memang berusaha masuk lewat jalur "kasihan", seperti menyebutkan dirinya adalah mahasiswa yang hanya mau ngobrol dengan kami untuk melatih bahasa Inggrisnya (lah lu pikir gw bisa?) Ada juga yang mengaku sebagai guru, dsb. Saya masih terlalu lembek di tawaran-tawaran awal, tapi lama-lama udah bisa nolak sebelum ditawari sesuatu. Monmaap ni.

Ohya, beberapa kali, kita juga harus ngasih alasan logis kenapa kita gak butuh pakai jasa mereka. Misal, ada pemandu nonresmi di sebuah benteng Jaipur yang menawarkan jasanya. Saya bilang, saya nggak bisa lama dan hanya berkeliling sebentar karena bajaj charteran saya sudah nunggu di parkiran. Mehehee, tapi ini alasannya beneran sih, gak dibuat-buat.

Secara umum, lagi-lagi Hyderabad memenangkan hati saya dan Nisa karena di sana kami sama sekali tidak menemukan niat orang untuk menipu kami. Sementara itu, tawaran-tawaran yang mencurigakan kebanyakan terjadi paling sering di Jaipur, sampai nggak keitung. Rasanya sampai capek dan mau pulang ke penginapan aja biar nggak dimodusin mulu. Delhi juga ada tapi tak sebanyak di Jaipur.

Salah satu lokasi di Delhi yang banyak bener penawaran ajaibnya tiap jalan sekian langkah. (Foto oleh WIDHA KARINA)
Salah satu lokasi di Delhi yang banyak bener penawaran ajaibnya tiap jalan sekian langkah. (Foto oleh WIDHA KARINA)
Dan uhuk. Ada juga host penginapan yang agak kurang bisa dipercaya karena justru dialah yang membuka gerbang para pengakal ini untuk sampai ke kita. Biasanya sih terkait penawaran jasa transportasi. Tapi setidaknya kalau kita mau komplain, enak bisa langsung komplain ke host. Atau kalau kamu cukup tega, cukup berikan review/skor yang kurang baik di TripAdvisor, travel booking app, dsb.

***
Jadi demikian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang paling banyak muncul tentang jalan-jalan India. Kesimpulannya, India tak seburuk yang dikatakan orang-orang. Atau kalau memang India pernah seburuk itu, bersyukurlah karena kondisi terkininya sudah jauh lebih baik. Bahkan kita sebagai orang Indonesia bisa merasa beruntung karena punya situasi yang kurang lebih sama dengan kota-kota di sana. Perut kita pun lebih tahan banting dibandingkan para bule. Mehehe..

Buat kalian yang terganjal stigma buat jalan-jalan ke sana, percayalah keindahan India melampaui segala cobaan di atas. Yang penting tetap waspada di manapun dan bersiap-siap untuk segala kemungkinan risiko. Apalagi visa ke sana gratis. Petugas bandaranya ramaah sekali, penduduknya juga banyak yang helpful. Dan yang terpenting, nilai tukar uang dan biaya hidup di sana relatif lebih rendah dibanding di sini. Kapan-kapan saya bakal cerita lagi, alasan kenapa kamu mesti masukin India dalam daftar negara yang harus dikunjungi. Saya aja mau lagi nyobain negara bagian lainnya huhu.

Udah, kira-kira begitu. Moga-moga bisa mengimbangi imaji tentang India yang selama ini lebih banyak bikin orang ngeri.

Dhanyavaad, Sir and Madame!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun