Eh lupa, manggil abangnya jangan abang ya, Om aja, atau Pak. Kalau masih muda dan kita yakin dia orang Maluku, panggil Nyong juga boleh.
Balik Lagi, Memangnya Penginapan di Tidore Seperti Apa?
Nahkan jadi lupa. Intinya, ketika kami googling "Penginapan di Tidore", yang keluar paling banyak hanya 3 nama penginapan. Udah gitu, masing-masing penginapan nggak ada review-nya. Palingan cuma ada dua atau tiga pengunjung yang upload foto, itupun foto selfie (hadeehhh). Nggak jelas bentuk penginapannya gimana.
Meski demikian, saya dan Ivana tertarik dengan penginapan yang paling banyak nongol di Google: Penginapan Seroja. Dan penginapan ini sudah diulas KOMPAS.com! Hmmmm... Secara saya (lebih) percaya media yang belakangan ini mengubah tagline menjadi "Jernih Melihat Dunia" (pereus), jadi deh penginapan ini kami kepoin.
BTW kami nggak dibayar sama Seroja ataupun Pemda Tidore buat bikin tulisan ini ya. Catat! Artikel ini murni biar you you semua punya gambaran cari penginapan di sana.
Menurut beberapa sumber, Penginapan Seroja adalah penginapan tertua di Tidore, pembangunannya di-support pemerintah daerah dan dicitrakan istimewa karena memiliki kolam renang laut. Okelah nilai plus buat penginapan tertua yang dibangun di bawah pengawasan pemerintah, berarti udah sering terima tamu, terkelola, dan terjamin pelayanannya.
Minusnya, penginapan ini bisa jadi lawas, ringkih, gelap, berhantu, dan mungkin fiktif, bayarnya pake daun (nggak ding). Soal kolam renang laut? Jujur aja, saya nggak terlalu peduli, soalnya kami hanya semalam di Tidore dan nggak berencana renang di laut.
Secara posisi, saya kepoin di Google Map, Penginapan Seroja ada di pinggir jalan besar, tidak mblusuk seperti penginapan lainnya. Â Lokasinya juga hanya berjarak 200 meter dari Benteng Tahula, Kedaton (Keraton) Kesultanan Tidore dan Benteng Tore. Wah... cocok ini. Bisa keliling modal jalan kaki.
Akhirnya cuss, kami telepon. Yang angkat, namanya Ros. Otomatis, lidah saya langsung Melayu dan memanggilnya Kak Ros. Upin Ipin mode on. Untung saya nggak ketrucus minta ayam goreng.
Ternyata masih ada kamar untuk tanggal 30 Mei. Tarifnya Rp 330.000/kamar untuk 2 orang dengan fasilitas kamar mandi dalam, sarapan dan makan malam. Ntap! Padahal sih budget kami per malam untuk trip ini cuma Rp 150 - 200 ribu per malam. Tapi berhubung penginapan di Tidore sulit, kami pikir, yasudahlah. Gapapa.
Itu Kan Baru Rencana..... Kenyataannya Gimana?
Begitu si ibu baik hati dari speedboat mengajak kami turun di depan Penginapan Seroja, siiiingggg....... Beneran udah nyampe kota nih? Kok masih sepi, tak jauh beda dengan beberapa desa yang tadi kami lewati dengan angkot.