Untuk ke Tidore dari Jakarta, kita harus turun dulu di Bandara Sultan Babullah Pulau Ternate, lalu nyeberang dengan ferry atau speedboat ke Pulau Tidore.
Dari Bandara Sultan Babullah Ternate, kita harus menempuh jalur darat ke Pelabuhan Bastiong dengan menumpang mobil sewaan atau ojek. Ojek lokal dari bandara cukup mahal karena mereka mendominasi trayek ini. Sediakan uang kira-kira Rp 50.000 untuk jarak Sultan Babullah -- Pelabuhan Bastiong (+13 Km) tanpa macet.
Meski mahal, ojek dan penyedia layanan transportasi di Ternate santun, tak pernah memaksa kita untuk menggunakan jasanya (gak kayak sopir taksi tembak yang nyeredeng-nyeredeng mulu). Penyedia jasa di Ternate sangat informatif dan ramah.
Pemandangan begitu keluar Bandara Sultan Babullah Ternate. Ada banyak jasa antar, tapi driver-nya kalem-kalem. Foto dokumen Widha Karina
Kalau jadwalnya pas, kita bisa naik kapal ferry (ongkosnya lupa, tapi nggak lebih dari Rp 15.000) dengan waktu tempuh
+15 menit. Saat kami datang di Pelabuhan Bastion, ada info bahwa kapal ferry-nya rusak (baru akan datang 3 jam kemudian).
Jadi saya dan Ivana memilih speedboat yang berangkat setiap saat. Biayanya Rp 10.000 untuk 6 menit waktu tempuh. Cepet banget, praktis. Dan seru gitu bisa dengerin ibu-ibu PNS ngobrol.
Situasi dalam speedboat. Speedboat baru akan berangkat apabila penuh. Karena kami naik pada pagi hari (sekitar pukul 6 atau 7), maka speedboat dipenuhi warga yang sebagian besar memanfaatkan taksi air ini untuk berangkat kerja lintaspulau. Foto dokumentasi Widha Karina
Ohya, pelabuhan ferry dan
speedboat agak terpisah lokasinya, ya kurleb 500 meter doang sih. Tapi kalau jalan tembusnya lagi ditutup, muternya bisa hampir 1 Km. Jadi saran saya, kalau kalian naik ojek, mending minta diantar langsung ke pelabuhan speedboat aja.
BTW kehidupan di pelabuhan speedboat agak lebih liar. Terutama para cewek, kita mesti tahan-tahan mental sedikit. Suka ada abang-abang kapal yang godain sambil ketawa-ketawa. Atau sayanya aja yang GR. Bisa jadi mereka lagi lihat twitnya Marno Blewah.
Penampakan Pelabuhan Speedboat, Bastion, Ternate. Tidak ada plang dan tujuan speedboad, maka bertanyalah kepada bapak-bapak ini walau selalu ada risiko diganggu. Hehe... Foto dokumentasi Widha Karina.
Setelah membeli tiket, datangilah speedboad yang sesuai dengan tujuanmu. Jangan sampai salah, tujuannya ada banyak. Foto dokumentasi Widha Karina
Sesampainya kami di Pelabuhan Rum, Balibunga, Tidore, nah di sini mulai ada
scam. Hahaha. Kalau bukan karena ibu baik hati yang mengajak kami
nginthilin beliau, kami udah kena tipu daya sopir angkot yang memaksa nge-charter mobilnya dengan harga mahal. Mungkin sopir ini nggak bermaksud jahat, tetapi sudah terbiasa dimintai pendatang yang gemar charter mobil buat muter-muter pulau alih-alih ngikutin trayek regular.
Selamat datang di Pelabuhan Rum, Balibunga, Pulau Tidore! Ini penampakan pelabuhannya. Terasa lebih sepi dibandingkan dengan Ternate. Foto dokumentasi Widha Karina
Singkat kata, biar gak kena
scam, berjalanlah dengan tenang seolah-olah kamu adalah penduduk lokal (iya sih, nggak mungkin) ke terminal kecil samping Pelabuhan Rum. Naiklah angkot dari situ untuk ke Kota Soa Sio Tidore. Ongkosnya Rp 12.000.
Sekilas, waduh mahal amat! Tapi tolong dong jangan dibandingkan dengan angkot Jakarta (ngomong ke diri sendiri). Tapi setelah angkotnya jalan, astaga, harga segitu terbilang murah buanget! Kami menyusuri jalan di garis pantai yang berjarak kurleb 20-an km. Jalannya sepiii banget.
Terminal Rum Balibunga Tidore ini terletak tepat di samping Pelabuhan Rum. Pembatasnya adalah pagar berwarna kuning. Rumah sebelah kiri adalah pelabuhan, dan parkiran di sebelah kanan itu sudah terminalnya. Foto dokumentasi Widha Karina
Sepanjang jalan ada permukiman warga di sebelah kiri dan laut bersiluet gunung di sebelah kanan. Syahduuu banget. Tipikal angkot Tidore dan Ternate gemar sekali menyetel musik kencang-kencang, tapi tahu diri ketika melewati rumah yang sedang punya hajatan.
Lihat Trip Selengkapnya