Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

3 Kegiatan di Udara yang Bisa Kamu Coba di Semenanjung Malaka

13 April 2017   16:58 Diperbarui: 31 Agustus 2017   06:42 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di kejauhan terlihat Menara Taming Sari. Caper, neropongnya pakai logo Kompasiana ;p (Dokumentasi Widha Karina)

Saya tertegun. Seketika saya baru menyadari dalam rombongan ini memang tidak ada yang merokok kecuali salah satu orang perempuan asal Tiongkok. Sisanya, bahkan yang laki-laki mengatakan bahwa dia bukan perokok. Mungkin ada hubungannya dengan harga pajak rokok yang tinggi di negeri ini. Tapi kok saya ragu beneran gak ada lokasi buat perokok di kota bersejarah ini. Pub, beranda hotel di lantai tinggi, atau sembunyi-sembunyi, mungkin? Hmmmm…… Keesokan harinya saya baru menyadari kalau udara di Malaka beneran segar, entah karena tersugesti ataukah sungguhan. Hahaha.

Ternyata ada larangan ini. Lha kok gak nyadar yak.. (Dokumentasi Widha Karina)
Ternyata ada larangan ini. Lha kok gak nyadar yak.. (Dokumentasi Widha Karina)

  • Naik Helikopter!
    Nah, yang satu ini bonus spesial dari saya. Masih di Semenanjung Malaka, tapi sudah bukan di Kota Malaka-nya. Kali ini di Kuala Lumpur. Lah jauh yak, tapi sayang kalau nggak di-share. Yagapapa ya, sama-sama masih di Semenanjung Malaka ;p

    Sebelum rombongan pulang ke negaranya masing-masing, pengundang meminta nama, nomor paspor dan berat badan kami. Kirain buat apa, ternyata kami didaftarkan untuk ikut penerbangan helikopter komersil! UHWAWW!!

    Helikopternya mungil. Ngetemnya di tengah taman yang dikelilingi danau. Sebodo amat helinya kicil, yang penting seru! (Dokumentasi Widha Karina)
    Helikopternya mungil. Ngetemnya di tengah taman yang dikelilingi danau. Sebodo amat helinya kicil, yang penting seru! (Dokumentasi Widha Karina)
    Di Jakarta ada helikopter buat publik gak sih? Semacam heli yang bisa disewa perorangan kalau mau berwisata keliling Jakarta gitu…. Gak ada ya? Atau sayanya yang udik dan gatau mungkin ya…. Rasa-rasanya kalau di Jakarta kok kayaknya helikopter itu cuma ada di atas gedung-gedung perkantoran, cuma bisa dipakai buat bapak ibu bos yang ngejar miting tapi malas membelah kemacetan ibu kota.

    Nah, helikopter yang kami tumpangi di Kuala Lumpur itu namanya Ascend Skytour dan posisinya beneran ada di tengah kota. Landasannya di tengah danau yang dikelilingi taman. Ho’oh. Heli ini di-pa-jang. Nggak takut angin dari baling-baling helikopternya ngerusak lingkungan sekitarnya? Entahlah, tapi heli yang satu ini ukurannya kecil. Imut dan lucu. Mungkin karena itulah dayanya dianggap tak terlalu membahayakan.Mungkin.

    Siapa saja boleh naik heli ini hanya dengan membayar tarif sesuai paketnya. Makin jauh, makin murah. Bahkan kamu juga bisa ke Malaka naik heli ini. Pilotnya bilang, dia sudah pernah terbang ke Malaka kok dan bahkan ke Jakarta dengan helikopter (nangis). Buat penerbangan keliling Kuala Lumpur Central City (KLCC), harga per helikopter adalah sekitar RMY 630 dengan waktu tempuh 6 menit (nangis lagi). Mereka punya banyak paket sesuai jarak dan waktu tempuh. Yang paling mahal bisa sampai ke Genting Highland selama 45 menit dengan harga MYR 4410/+ Rp 13.450.000,- Atau kalau kamu mau bikin tujuan sendiri, mungkin mereka bisa hitungkan tarif buat kamu.

    Sekali terbang, helikopter Ascend Skytour bisa mengangkut 4 penumpang, termasuk pilot. Berat badan juga berpengaruh. Pilot-pilot mereka masih impor, gak ada yang asli Malaysia. Kemarin saya dapat kapten asal India. Namanya Adel, orangnya baik banget, ramah dan manis. Hehehehe…. Bahkan dia mengingatkan kami supaya jangan lupa selfie dan meminta rekannya supaya datang menjemput kami dengan payung karena di luar hujan. Ughh manits kaaann.

    Sayang banget waktu itu kami terbang di tengah cuaca yang kurang bagus. Tapi itu aja udah seneng banget berhubung penerbangan hampir batal karena hujannya mendadak ngamuk. Ohya, cuaca buruk menjadi satu-satunya kendala buat layanan jasa wisata udara yang satu ini. Kalau terjadi pembatalan karena cuaca, kamu boleh memilih antara reschedule jadwal atau refund.

    Foto kaki di dalam helikopter! Wajip, pake P. Kebetulan dikasih tempat duduk di samping Pak Kusir. Di bawah sana adalah Kuala Lumpur Central City. (Dokumentasi Widha Karina)
    Foto kaki di dalam helikopter! Wajip, pake P. Kebetulan dikasih tempat duduk di samping Pak Kusir. Di bawah sana adalah Kuala Lumpur Central City. (Dokumentasi Widha Karina)
    Ascend Skytour juga punya kantor di Jakarta lho. Namanya PT Alfa, entah apa hubungannya sama minimarket. Bahkan mereka sedang menyiapkan semacam aplikasi online untuk memesan taksi udara yang mungkin juga bakal launchingdi Indonesia! Wah, saya nggak nyangka.. Seriusan? Apa gak takut dilemparin sarung sama bocah-bocah di sini. Dan berapa pulak itu harga tiketnya kalau sudah sampai Jakarta? Saya mah apa, cuma bisa dadah-dadah ke langit, ngarep ada kesempatan lain ditraktir naik heli. Hahaha.
  • Uhuk. Tak terasa ocehan saya sudah sampai 1600 kata. Silakan lah pilih-pilih sendiri kegiatan apa yang kamu mau coba di Malaka. Kalau ada yang punya referensi lainnya, boleh dong cerita-cerita. Kalau saya berhasil mengumpulkan niat luhur buat menulis, zangan lupa tengok lagi lanjutan cerita jalan-jalan (sembari bertugas) saya selanjutnya di Malaka ya!

    *Salim

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
    Lihat Travel Story Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun