Saya tertegun. Seketika saya baru menyadari dalam rombongan ini memang tidak ada yang merokok kecuali salah satu orang perempuan asal Tiongkok. Sisanya, bahkan yang laki-laki mengatakan bahwa dia bukan perokok. Mungkin ada hubungannya dengan harga pajak rokok yang tinggi di negeri ini. Tapi kok saya ragu beneran gak ada lokasi buat perokok di kota bersejarah ini. Pub, beranda hotel di lantai tinggi, atau sembunyi-sembunyi, mungkin? Hmmmm…… Keesokan harinya saya baru menyadari kalau udara di Malaka beneran segar, entah karena tersugesti ataukah sungguhan. Hahaha.
Nah, yang satu ini bonus spesial dari saya. Masih di Semenanjung Malaka, tapi sudah bukan di Kota Malaka-nya. Kali ini di Kuala Lumpur. Lah jauh yak, tapi sayang kalau nggak di-share. Yagapapa ya, sama-sama masih di Semenanjung Malaka ;p
Sebelum rombongan pulang ke negaranya masing-masing, pengundang meminta nama, nomor paspor dan berat badan kami. Kirain buat apa, ternyata kami didaftarkan untuk ikut penerbangan helikopter komersil! UHWAWW!!
Nah, helikopter yang kami tumpangi di Kuala Lumpur itu namanya Ascend Skytour dan posisinya beneran ada di tengah kota. Landasannya di tengah danau yang dikelilingi taman. Ho’oh. Heli ini di-pa-jang. Nggak takut angin dari baling-baling helikopternya ngerusak lingkungan sekitarnya? Entahlah, tapi heli yang satu ini ukurannya kecil. Imut dan lucu. Mungkin karena itulah dayanya dianggap tak terlalu membahayakan.Mungkin.
Siapa saja boleh naik heli ini hanya dengan membayar tarif sesuai paketnya. Makin jauh, makin murah. Bahkan kamu juga bisa ke Malaka naik heli ini. Pilotnya bilang, dia sudah pernah terbang ke Malaka kok dan bahkan ke Jakarta dengan helikopter (nangis). Buat penerbangan keliling Kuala Lumpur Central City (KLCC), harga per helikopter adalah sekitar RMY 630 dengan waktu tempuh 6 menit (nangis lagi). Mereka punya banyak paket sesuai jarak dan waktu tempuh. Yang paling mahal bisa sampai ke Genting Highland selama 45 menit dengan harga MYR 4410/+ Rp 13.450.000,- Atau kalau kamu mau bikin tujuan sendiri, mungkin mereka bisa hitungkan tarif buat kamu.
Sekali terbang, helikopter Ascend Skytour bisa mengangkut 4 penumpang, termasuk pilot. Berat badan juga berpengaruh. Pilot-pilot mereka masih impor, gak ada yang asli Malaysia. Kemarin saya dapat kapten asal India. Namanya Adel, orangnya baik banget, ramah dan manis. Hehehehe…. Bahkan dia mengingatkan kami supaya jangan lupa selfie dan meminta rekannya supaya datang menjemput kami dengan payung karena di luar hujan. Ughh manits kaaann.
Sayang banget waktu itu kami terbang di tengah cuaca yang kurang bagus. Tapi itu aja udah seneng banget berhubung penerbangan hampir batal karena hujannya mendadak ngamuk. Ohya, cuaca buruk menjadi satu-satunya kendala buat layanan jasa wisata udara yang satu ini. Kalau terjadi pembatalan karena cuaca, kamu boleh memilih antara reschedule jadwal atau refund.
Uhuk. Tak terasa ocehan saya sudah sampai 1600 kata. Silakan lah pilih-pilih sendiri kegiatan apa yang kamu mau coba di Malaka. Kalau ada yang punya referensi lainnya, boleh dong cerita-cerita. Kalau saya berhasil mengumpulkan niat luhur buat menulis, zangan lupa tengok lagi lanjutan cerita jalan-jalan (sembari bertugas) saya selanjutnya di Malaka ya!
*Salim
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H