Namun pada proses membaca setelah fase berhenti membaca, adalah fase dimana saya bisa jernih membedakan fakta, argumen, fakta dengan persepsi, fakta dengan pembentukan opini, opini dari proses deduktif - tanpa data, apalagi hoax (walaupun disertai gambar). Menemukan fakta dari artikel ilmiah, insyaAlloh jadi lebih mudah. Sejujurnya saya baru mengerti, bahkan pada artikel ilmiah kita bisa menemukan banyak bias analisa dan argumen, yang semuanya kembali pada motivasi, kepentingan dan tujuan dari penulis. Â Hmmm.... apalagi artikel media yang sarat kepentingan (molaiiiik).
Saya jadi senyum sendiri, saat pagi ini saya mulai membaca paper, dan teringat betapa naif-nya saya. BERHENTI MEMBACA (>.<). Padahal mungkin maksud Sensei saya, berhentilah sekedar membaca, tapi BERPIKIRLAH SAAT MEMBACA, agar kita bisa jernih melihat fakta. Ya maklum mahasiswa satu ini kadang telminya ngga kenal waktu.Â
Tidak ada kesimpulan apapun di artikel ini. Karena saya tidak sedang menulis artikel ilmiah.
Selamat membaca. Eh, berpikir. Eh, membaca, Eh, embuhlah~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H