Mohon tunggu...
Widh S Widodo
Widh S Widodo Mohon Tunggu... mahasiswa -

Masih mempertanyakan eksistensi diri sendiri, "saya manusia atau CGI dengan AI ?"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Yang "Dituduh" Idealis

14 Januari 2012   16:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53 2537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini saya suka blues, selain karena musiknya yang memang soulfull, saya suka gitaris blues yang bermain sangat total, bahkan saya pikir setiap Guitar Hero lahir dari blues, atau setidaknya mereka pernah memainkan blues. Dan blues itu sendiri tak kalah dengan jazz, di negara kita termasuk musik yang termasuk pasar minimal, tidak begitu memasyarakat. Entah siapa yang memulai, tapi musisi yang "bermain" dalam lingkaran pasar minimal itu lantas dijuluki idealis, kadang dibilang terlalu idealis, padahal saya malah melihat sikap mereka sebagai realistis, memainkan apa yang mereka ingin mainkan, bukan apa yang orang lain ingin mainkan.

Salah satu musisi blues yang saya sukai adalah Rama Satria Claproth (Jaque Mate, Electric Mojo), saya menggemari musik-musik beliau meskipun tak satupun albumnya beredar di Indonesia, mencari mp3 nya di Internetpun susahnya bukan main. Musik dan penampilan beliau hanya bisa saya nikmati lewat video-video di Youtube, namun jujur saja, Rama Satria adalah musisi terbaik yang pernah saya lihat (meskipun tidak secara langsung). Kita mungkin tidak akan pernah menyaksikan Rama Satria dan band nya tampil di Dahsyat atau Inbox, mungkin tidak juga kita akan kita tahu RBT nya terjual jutaan, mungkin tidak pernah pula kita lihat beliau menerima macam-macam award dari stasiun TV. Tapi siapa yang melihat tidak akan memungkiri kehebatan musikalitasnya, ketotalan dan penjiwaan permaianannya, dan roh yang ada pada setiap nada yang dihasilkan, Tanya Kenapa ???? karena "Idealis" ???.

Mungkin ada beberapa yang bisa saya sebutkan selain yang saya sebutkan diatas, Balawan & Batuan Ethnic  Fusion, Gugun Blues Shelter, Andre Harihandoyo & Sonic People, SimakDialog, Tohpati Bertiga, Canzo, Canizzaro, dan ada banyak lagi. Yang saya tahu, mereka yang "dituduh" idealis dan bergerak di pasar minimal itu, tidak pernah berkoar soal diskriminasi musik dan minta dihargai, tidak pernah saya dengar pembelaan "hargai karya orang dong !!" dari orang-orang seperti mereka, karena mereka konsisten pada jalan mereka, sesuai apa yang yang ada di hati mereka, bebas tanpa ada campur tangan, tapi dengan konsekuensi yang telah saya sebutkan diatas.

Justru dari yang disebut "papan atas" dan sering muncul di TV, saya kemudian tahu ada musisi tidak tahan kritik dan menggunakan pembelaan "hargai karya orang dong","kita cuma ikut meramaikan", "kita tidak terlalu idealis", "kita punya musik masing-masing", "mereka cuma sirik", dan masih banyak lagi. Setidaknya saya tahu mana yang benar-benar berdedikasi untuk musik dan mana yang mencari makan dari musik.

Berikut saya sertakan video untuk sedikit menghibur bagi anda yang telah sudi mampir kesini :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun