Pun ketika melihat sekelompok jemaah membawa sapu, serok dan kantong plastik besar bersemangat memungut sampah dan membersihkan jalanan yang kita lalui, kamu menangis lagi ...Â
Masih nekad mau ikutan?
Kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan ini ...
Di jalan kamu akan beiringan dengan serombongan kaum tuna netra berjalan bergandengan, dan kamupun menangis ...
Melihat jemaah lumpuh didorong dengan kursi roda oleh jemaah lain, kamu menangis ...
Melihat jemaah renta yang berjalan amat pelan dan terbungkuh, kamu menangis ...
Menyaksikan jemaah berkaki satu berjalan tertatih-tatih menggunakan tongkat penyangga, lagi-lagi kamu menangis ...
Apalagi ketika didepanmu melintas jemaah dengan tubuh tak sempurna merangkak-rangkak dengan penuh semangat menuju barisan yang sama denganmu, tangismu akan makin menjadi-jadi ...
Selanjutnya, saat kamu menjadi saksi ratusan ribu bahkan jutaan jamaah tak beringsut barang sejengkalpun dari sajadah mereka ketika di siram air hujan, lagi-lagi kamu menangis ...
Dan ketika semakin mendekat ke titik pusat lokasi, semakin nyata gendang telingamu tergetar oleh lantunan shalawat dari begitu banyak jamaah, kamu menangis ...
Belum lagi ketika kamu mendengar pekikan takbir menyambut para mujahid asal Ciamis yang berbaris menuju shaft terdepan yang memang dipersembahkan untuk mereka, air matamu akan semakin deras menangis ...