Para pegawai mengharapkan target pekerjaan yang tinggi dan berbiaya besar. Karena semakin besar biaya yang terlibat semakin besar peluang korupsinya.
7. Auditor atau Pemeriksa
Instansi yang bersih:
Biasa-biasa saja didatangi tim auditor/pemeriksa baik dari internal maupun eksternal. Temuan dari tim pemeriksa akan direspon sesuai dengan saran pemeriksa. Instansi yang bersih biasanya juga jarang sekali kedatangan tim auditor/pemeriksa. Umumnya pemeriksa yang bersih enggan mengaudit kembali karena jarang menemukan koreksi atau bagi tim auditor yang "nakal" merasa tidak memperoleh "sesuatu". Â Instansi yang bersih umumnya berani "nyuekin" tim auditor/pemeriksa.
Instansi yang korup:
Ketakutan menghadapi pemeriksa. Saran dan temuan Pemeriksa akan dihadapi dengan berusaha membayar/menyuap tim auditor agar menutupi atau membelokkan temuan tim auditor/pemeriksa. Â Tim auditor suka banget mendatangi intansi model begini. Bahkan cenderung menjadi langganan. Karena dengan mudah mereka akan mendapat banyak temuan. Dan bagi tim auditor yang "nakal" mereka akan mudah memperoleh "sesuatu" dalam jumlah besar. Di sini tim auditor akan dilayani bagaikan raja.
8. Wartawan
Instansi yang bersih:
Instansi yang bersih akan menghadapi wartawan dengan sewajarnya. Tidak menutup-nutupi keadaan di kantor. Akibatnya sebuah instansi yang bersih jarang didatangi wartawan. Utamanya wartawan yang "nakal" karena tidak pernah mendapatkan "sesuatu". Wartawan yang datang biasanya memang serius akan meliput suatu berita atau mencari data yang valid.
Instansi yang korup:
Ketakutan didatangi wartawan. Mereka sebisa mungkin menghindari bertemu wartawan dan menolak wawancara. Instansi seperti ini sering menjadi incaran wartawan. Umumnya adalah wartawan "nakal" yang mengharapkan "sesuatu".