Mohon tunggu...
wida yati
wida yati Mohon Tunggu... Guru - Musafir yang kepo

Berusaha menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Peran JNE Mendistribusikan Produk Rumahan

29 Juni 2024   17:37 Diperbarui: 29 Juni 2024   17:39 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERAN JNE MENDISTRIBUSIKAN PRODUK RUMAHAN

Widayati, seorang guru di Jakarta

Sudah beberapa kali orderan dari luar daerah datang minta dikirimi produk keripik getuk  singkong milik pak Hardie. Sempat terpikirkan "mungkinkah barang seperti ini  bisa sampai tempat tujuan dengan aman dan utuh? " Mengingat barang produksi rumahan ini termasuk barang yang rawan hancur atau pecah jika tidak hati hati dalam pengiriman. Sebenarnya jika diantar langsung jelas lebih aman, tetapi butuh pengorbanan. Akan membutuhkan waktu, tenaga, dan dana yang tidak sedikit tapi produk ini akan  sampai tujuan lebih aman. Jika mencoba menggunakan jasa pengiriman barang dikhawatirkan barang sampai tapi tidak dalam kondisi utuh alias hancur.

Kondisi ini membuat sedikit pusing Pak Hardie. Ia sudah hamper dua tahun memproduksi  keripik getuk  singkong, barang makanan yang murah meriah terasa enak dan gurih jika dinikmati. Apalagi jika makanan tersebut ada di meja ditemani kopi atau secangkir  teh. Dinikmati di teras depan rumah pada waktu senggang saat santai bersama keluarga akan menambah keharmonisan keluarga.

Sebenarnya orderan dari luar daerah ini membuka sedikit harapan agar produk  ini bisa dikenal lebih luas dan bisa  terdistribusi di daerah tersebut. Semoga lewat pembeli pertama ini distribusi keripik getuk singkong ini bisa menyebar di daerah tersebut. Pak Hardie mengajak sang pembeli menjadi reseller . di daerahnya. Namun demikian, di balik harapan yang muncul, ada sedikit kekhawatiran yang juga ikut  muncul sehubungan dengan pengiriman barang.  Kondisi ini membuat  pak Har sedikit pusing sebagai sang empunya produk.

Akhirnya Pak Hardie bergerilya mencoba mencari-cari jasa pengiriman yang tepat agar barang sampai di tempat tujuan tidak hancur, agar sang penerima barang merasa puas bisa menikmati makanan dalam keadaan utuh. Meskipun bila makanan tersebut retal atau patah masih tetap dapat dikmati dengan rasa yang sama. Ada beberapa jasa pengiriman yang bisa dan biasa mengirim jenis makanan. Namun, Pak Hardie tetap mencari yang terbaik dan akhirnya pilihan dijatuhkan kepada JNE  Berdasarkan testimoni yang pernah disampaikan seorang teman saat mengirim barang lewat perusahaan ini cukup baik.

Perusahaan ini berdiri pada tanggal 26 November tahun 1990, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE memulai kegiatan usahanya yang terpusat pada penanganan kegiatan kepabeanan/impor kiriman barang/dokumen serta pengantarannya dari luar negeri ke Indonesia. Dan kini menjadi salah satu perusahaan ekspedisi yang mengantar jemput barang kiriman atau paket di tengah-tengah masyarakat. Akhirnya mencoba packing barang-barang sesuai pesanan, mencatat jumlah yang akan dikirim beserta menimbang berat barang tersebut. Maka terbungkusnya keripik getuk singkong seberat 2 kg dan dimasukkan ke dalam dus minuman air minera botol  yang besar. Tak lupa bungkusan tersebut dilapisi plastik antipecah.

Setelah barang siap dikirim Pak Hardie mengantarkan barang tersebut ke kantor JNE yang terdekat sambil memberikan pesan khusus kepada petugas agar barang diangkat dengan baik tanpa harus dibanting. Dus pun dipenuhi tulisan-tulisan seperti itu ditempel pula di dua sisi kiri dan kanan. "Hati hati, Jangan dibanting. Makanan matang"  begitu tulisan yang ada di dus tersebut . Barang pun siap dikirim. Dengan harap-harap cemas semoga  barang bisa sampai dalam keadaan utuh, akhirnya setelah ditimbang dan diberi keterangan resi dari kantor JNE  pak Hardie pun menyetujui pengiriman barang tersebut. Dengan mengucapkan Bismillahi rahmanirrahim mudah-mudahan barang sampai dalam keadaan baik, utuh, dan tidak hancur. Dan ketika ditimbang tertera jumlah yang harus dibayar yaitu sebanyak 72.000

Sebelum balik ke rumah Pak Hardie memberikan sedikit laporan kepada sang pemesan barang bahwa barang sudah dikirim lewat perusahaan JNE. Berdasarkan keterangan dari pihak JNE, barang kemungkinan akan sampai keesokan harinya. Sambil menunggu sampainya barang tersebut Pak Hardie  mengirim orderan beberapa pelanggan yang berada di dalam kota. Untuk pelanggan dalam kota biasanya langsung diantar oleh beliau. Hari itu kebetulan ada tiga pesanan yang harus diantar ke tiga tempat atau wilayah dengan jarak yang berbeda-beda. Jika dalam sehari orderan bisa sampai minimal tiga atau empat tentunya usaha ini bisa berjalan lancar dengan keuntungan yang lumayan. Pun bila tagihan lancar  Pak Hardie bisa konsisten memperoduksi barang rumahan tersebut.

Keripik getuk singkong ini termasuk makanan tradisional dari daerah Magelang. Para perajin di daerah tersebut cukup banyak yang memproduksi panganan ini. Sedangkan orang yang memproduksi makanan ini di daerah Jakarta belum ada. Pak Hardie menangkap peluang itu. Maka dua tahun yang lalu Pak Hardie memulai usaha rumahan ini. Awalnya ia memulai usahanya di rumah. Orderan cukup banyak sedangkan tempat tidak memadai maka ia berusaha mencari tempat yang bisa digunakan untuk memproduksi makanan ini. Bersyukurnya saat itu ada sang sahabat yang menawarkan kiosnya yang cukup luas untuk digunakan sebagian tempatnya sebagai tempat produksi makanan tersebut. Sempat berjalan hampir setahun memproduksi makanan ini di  kios sahabatnya.  Setelah hampir sebelas bulan berproduksi, pak Hardie harus mulai mencari tempat baru karena kios yang selama ini digunakan akan berakhir masa kontraknya  builan Desember.  Jika mau berlanjut di kios tersebut berarti harus memperpanjang sewa tersebut. Artinya Pak Hardie harus mengeluarkan dana untuk patungan bersama sahabatnya menyewa kios tersebut. Jelas pak Hardie tidak memilih opsi ini karena usaha yang ia rintis baru dimulai, belum ada dana lebih untuk ikut patungan menyewa kios tersebut. Sang pemilik kios menawarkan harga 30 juta untuk setahun berikutmya. Terlalu mahal dan besar bila harus mengeluarkan dana 15 juta setahun untuk ikutan menyewa kios tersebut. Sempat vakum beberapa bulan produksi rumahan ini.  Bersyukurnya lagi sahabat lamanya yang  tinggal di daerah Cilodong Bogor menawarkan tempat yang cukup luas di daerah Bekasi, tepatnya Jati Asih untuk memproduksi kembali keripik getuk singkong. Memang agak jauh, namun demi sebuah impian akhirnya dijalani kembal usaha produksi makanan tradisional tersebut.  Dan kini sudah berjalan hampir dua tahun di daerah Bekasi tersebut.

Keripik getuk singkong merupakan makanan .yang dibuat dengan bahan dasar singkong.  Terkesan mudah tetapi sebenarnya tidak semudah yang dibayangkan. Penentu keberhasilan produk ini ada pada bahan bakunya yaitu singkong. Singkong yang bagus untuk dibuat makanan ini adalah singkong yang masih muda, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak. Secara kasatmata agak sukar membedakan singkong yang  akan dipilih dengan singkong lainnya. Sebab secara fisik tidak ada perbedaan yang signifikan Baru terlihat bagus tidaknya singkong jika sudah dikukus. Terkadang ada singkong yang sudah kita yakini termasuk singkong yang bagus, namun setelah dikukus singkong ini tidak terbelah dan teksturnya tetap keras mau dikukus berapa jam pun tidak mengubah atau membuat singkong itu menjadi lembek atau lunak. Artinya singkong seperti ini harus disingkirkan dan tidak akan dilanjutkan produksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun