Mohon tunggu...
Widayanti wahyu
Widayanti wahyu Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pendidikan guru madrasah ibtidaiyah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Eksistensialisme dan Pemikiran Tokohnya

9 Juni 2020   22:55 Diperbarui: 9 Juni 2020   22:52 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ia lahir di Kopenhagen, Denmark pada tanggal 5 Mei 1813. Mengajarkan cara menjadi kesatria iman yang bereksistensi berdasarkan esensinya, harus melakukan lompatan iman. Ia membawa tuhan dalam hidup dan filsafatnya.

3 ranah eksistensi:

a. Estetis
b. Etis
c. Religius

3. Martin Buber

Ia lahir pada 8 Februari 1878. Menurutnya, nilai eksistensi manusia itu tidaklah murni dari manusia. Dalam tesisnya tersebut, Buber mengembangkan ide eksistensi sebagai pertemuan, Sebagaimana dikatakan Buber dalam Aku dan Engkau, seorang manusia selalu berhubungan dengan dunia dalam salah satu dari kedua mode tersebut.

4. Heidegger

Ia lahir pada 26 September 1889 di Messkirch Baden, jerman. Ia berusaha mengartikan makna keberadaan atau apa artinya bagi manusia untuk berada. Menurutnya keberadaan dijawab melalui jalan ontologi, metode yang digunakan metodelogis fenomelogis.

5.  Karl Jasper

Ia lahir di Oldenburg, jerman pada tanggal 28 Februari 1998. Eksistensi hanya melalui kehidupan bermasyarakat. Manusia dalam kehidupannya selalu bersosialisasi dalam berhubungan dengan lingkungan sosial. Ada yang menyerah saja dalam situasi sosial yang ada tanpa memperhatikan dirinya sendiri sebagai suatu kesejatian, yang penting adalah bagaimana manusia dapat berkomunikasi, bersosialisasi dengan situasi tanpa halangan jati diri.

6. Gabriel Marcel

Ia lahir di Paris, Perancis pada tanggal 7 Desember 1889. Marcel menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, tetapi harus bersama manusia lainnya. Tetapi, manusia juga memiliki kebebasan yang bersifat otonom. Otonomi membuat manusia dapat melakukan pilihan, yaitu mengatakan "ya" atau "tidak" terhadap segala sesuatu yang dihadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun