Semarang (7/08/2021), Mahasiswa Agroekoteknologi yang merupakan bagian dari TIM II KKN Universitas Diponegoro periode 2020/2021 mengajak masyarakat Desa Tandang, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang untuk membudidayakan ikan dan tanaman dalam ember atau BUDIKDAMBER demi ketahanan pangan masyarakat selama pandemi Covid’19 dan mengolah kompos dari sampah organik rumah tangga.
Tingginya kasus Covid’19 dan belum meratanya proses vaksinasi menjadi pertimbangan pemerintah dalam memberhentikan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Masyarakat yang tidak semuanya bisa bekerja dari rumah berujung terkena dampak Covid’19 baik dari kehilangan pekerjaan maupun memiliki penghasilan yang menurun.Â
Untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat selama pandemi Covid’19 terutama saat PPKM berlangsung, mahasiswa KKN UNDIP mengajak masyarakat untuk membuat BUDIKDAMBER atau Budidaya Ikan dan Tanaman dalam Ember.
BUDIKDAMBER merupakan suatu sistem budidaya yang mengombinasikan budidaya ikan dan tanaman dalam satu wadah. Budidaya ikan dapat menggunakan ikan lele atau ikan nila, sedangkan untuk tanamannya dapat menggunakan kangkung, pakcoy atau tanaman sayur jenis lainnya.
Air kotoran ikan di dalam ember akan menjadi nutrisi bagi tanaman sehingga tanaman tidak perlu dipupuk. Sistem budidaya ini praktis untuk diterapkan karena pembudidaya dapat memanen tanaman dan ikan.Â
Selain itu, budidaya ini juga ramah lingkungan karena tidak menimbulkan residu kimia terhadap lingkungan.
Selain BUDIKDAMBER, mahasiswa KKN UNDIP juga mengajak masyarakat untuk mengolah kompos dari sampah organik rumah tangga. Hal ini dilakukan karena masih adanya sampah organik di Kelurahan Tandang yang belum termanfaatkan dengan baik.Â
Sampah yang tidak diolah dengan baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan, misalnya pencemaran bau. Sehingga untuk mencegah terjadinya pencemaran, maka sebaiknya sampah organik diolah dengan baik, salah satunya yaitu dijadikan kompos.
Kompos merupakan pupuk yang bersifat ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu kimia atau dapat mematikan mikroorganisme dalam tanah. Kegiatan pengolahan sampah organik rumah tangga menjadi kompos apabila dijadikan budaya maka akan menciptakan konsep pertanian organik yangmana merupakan salah satu bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan KKN UNDIP yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juni-12 Agustus 2021 secara full daring menjadikan metode edukasi yang diberikan mahasiswa kepada masyarakat sedikit berbeda, karena mahasiswa tidak berinteraksi secara langsung dengan masyakarat dalam melaksanakan program kerjanya.Â
Mahasiswa KKN UNDIP memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pembuatan BUDIKDAMBER dan mengolah kompos dari sampah organik melalui video tutorial, poster, dan pamflet. Melalui tiga hal tersebut, mahasiswa berharap masyarakat lebih mudah memahami dan dapat mempraktikkan secara langsung.
Melalui gerakkan BUDIKDAMBER, harapannya tidak terjadi krisis pangan dalam masyarakat selama pandemi Covid’19, dari program tersebut mahasiswa juga berharap dapat tercipta kemandirian pangan dalam masyarakat bahkan setelah pandemi selesai.Â
Sedangkan dari kegiatan pengolahan kompos dari sampah organik rumah tangga, harapannya tercipta lingkungan yang jauh dari pencemaran. Selain berorientasi pada pencegahan pencemaran lingkungan, dari kegiatan pengolahan kompos, mahasiswa berharap tercipta masyarakat yang produktif selama #dirumahsaja pada masa pandemi Covid’19.
Penulis : Widaryati
Dosen Pembimbing : Naintina Lisnawati, S. KM., M. Gizi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H