Di tengah kesibukan era modern, sedentary lifestyle/gaya hidup sedentari yang identik dengan banyak duduk dan minim bergerak tanpa disadari telah menjadi kebiasaan banyak orang. Meski terlihat nyaman, pola hidup ini ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Apa saja bahaya yang mengintai dari gaya hidup ini? Mari kita bahas lebih lanjut!
Sedentary lifestyle atau bisa disebut sebagai gaya hidup minim gerak didefinisikan sebagai perilaku yang menggunakan pengeluaran energi rendah, yaitu sebesar 1,5 Metabolic Equivalent Task (MET) atau lebih rendah. Beberapa contoh perilaku kurang gerak termasuk menonton televisi, bermain video game, menggunakan komputer, duduk di sekolah atau tempat kerja, dan mengemudi mobil. Tanda-tanda umum sedentary lifestyle adalah merasa lelah atau tidak bertenaga meskipun tidak melakukan aktivitas fisik berat atau sudah cukup tidur, nyeri pada bahu atau punggung karena posisi duduk yang tidak nyaman, kesulitan berkonsentrasi pada aktivitas sehari-hari, dan mengalami kenaikan berat badan yang signifikan karena kurang aktivitas fisik.
Sedentary Lifestyle Menjadi Tren di Era Digital
Di era digital, penggunaan teknologi seperti laptop dan ponsel semakin meningkat. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab utama sedentary lifestyle. Ketergantungan pada perangkat elektronik ini mengurangi waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki atau berolahraga. Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar juga dapat menurunkan motivasi individu untuk bergerak, sehingga berkontribusi pada sedentary lifestyle.
Kenapa Sedentary Lifestyle Bisa Terjadi?
Tidak hanya penggunaan teknologi saja yang menjadi penyebab seseorang memiliki sedentary lifestyle, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang memicu gaya hidup ini:
1. Jarang Berolahraga
Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh, tidak hanya membantu untuk menjaga tubuh tetap ideal, olahraga juga bermanfaat untuk menjaga kebugaran tubuh dan membakar kalori. Oleh karena itu, olahraga adalah aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang. Jika jarang berolahraga, jumlah kalori yang terbakar setiap harinya akan sangat sedikit, sehingga memicu munculnya gaya hidup sedentari.
2. Pekerjaan yang Mengharuskan Duduk Lama
Faktor pekerjaan juga berkontribusi dalam sedentary lifestyle, terutama pekerjaan yang mengharuskan duduk dalam waktu lama tanpa diimbangi aktivitas fisik. Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan komputer dengan sedikit gerakan fisik semakin memperkuat pola hidup minim gerak.
Apa Dampak dari Sedentary Lifestyle?
1. Depresi
Orang yang menjalani sedentary lifestyle, seperti menonton tv, banyak duduk, dan rebahan dapat berisiko mengalami masalah kesehatan mental, termasuk depresi. Salah satu alasannya adalah karena mereka cenderung menghindari interaksi sosial dan minim komunikasi dengan orang sekitar yang penting untuk kesejahteraan emosional. Selain itu, sedentary lifestyle juga dapat mengurangi waktu yang digunakan untuk berolahraga, padahal olahraga dapat membantu meningkatkan produksi hormon “bahagia” yaitu endorphin yang dapat meningkatkan mood.
2. Obesitas
Obesitas merupakan salah satu dampak utama dari sedentary lifestyle. Aktivitas fisik yang minim menyebabkan pengeluaran energi menjadi sangat rendah, sehingga asupan kalori yang tidak terpakai akan disimpan tubuh sebagai lemak. Berdasarkan penelitian, remaja yang menghabiskan lebih dari 5 jam per hari dengan sedentary lifestyle, seperti menonton TV atau bermain ponsel, memiliki risiko 2,9 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dibandingkan mereka yang lebih aktif. Hal ini diperburuk oleh penurunan metabolisme basal akibat kurangnya gerak, yang semakin mempercepat penumpukan lemak dalam tubuh (Mandriyarini, et al., 2017).
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Tidak Menular (Non-Communicable Diseases/NCDs)
Sedentary lifestyle telah dikaitkan dengan berbagai penyakit tidak menular (Non-Communicable Diseases/NCDs). Penelitian menunjukkan bahwa individu yang menghabiskan lebih dari 6 jam sehari untuk aktivitas sedentari berisiko lebih tinggi terkena 12 jenis NCD, termasuk penyakit jantung iskemik, diabetes, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), penyakit hati kronis, dan gangguan tidur (Cao, et al., 2022).
4. Dampak Negatif Lainnya pada Tubuh
Sedentary lifestyle tidak hanya membuat tubuh kurang aktif, tetapi juga menurunkan laju metabolisme, memperburuk sirkulasi darah, dan menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Kondisi ini menjadi pemicu utama berbagai penyakit kronis yang dapat mengurangi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Selain itu, dampak jangka panjang dari gaya hidup ini dapat memengaruhi organ tubuh secara keseluruhan, mulai dari kerusakan pembuluh darah hingga penumpukan lemak di hati. Untuk itu, penting bagi kita untuk mengurangi sedentary lifestyle dengan lebih sering bergerak, berjalan, atau melakukan olahraga ringan agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari risiko penyakit.
Mengatasi Sedentary Lifestyle
Sedentary lifestyle dapat memberi dampak negatif bagi kesehatan. Untuk mengatasinya, berikut adalah beberapa rekomendasi yang dapat diterapkan oleh orang dewasa guna mengurangi gaya hidup minim gerak:
1. Mulai dengan Langkah Kecil
Langkah pertama dalam mengatasi sedentary lifestyle adalah dengan memulai dari diri sendiri, yaitu meningkatkan kesadaran diri. Kenali pola gaya hidup saat ini dan ubah kebiasaan sedentary. Motivasi diri sangat penting untuk melakukan perubahan, serta tingkatkan kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik untuk menjaga kesehatan
2. Rutin Beraktivitas Fisik
Aktivitas fisik secara teratur merupakan kunci untuk melawan sedentary lifestyle. Temukan jenis olahraga yang Anda sukai, seperti berjalan kaki, bersepeda, berenang, atau yoga. Tetapkan jadwal olahraga secara rutin untuk menjaga kebugaran tubuh. WHO merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang selama 150–300 menit per minggu, atau aktivitas fisik aerobik intensitas tinggi selama 75–150 menit per minggu. Selain itu, memilih untuk naik turun tangga dibanding menggunakan lift juga dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan membakar kalori sehingga tubuh tetap fit.
3. Menyibukkan Diri dengan Kegiatan Positif
Sibukkan diri ketika waktu luang dengan kegiatan yang positif dapat menjadi cara untuk mengatasi sedentary lifestyle. Kegiatan seperti bersosialisasi dengan teman atau mencoba hobi baru seperti berkebun, melukis, memasak, atau menjadi sukarelawan dapat membuat Anda lebih aktif dan mengurangi sedentary lifestyle.
Ayo Mulai Bergerak!
Gaya hidup sehat merupakan pilihan yang bisa diambil oleh semua orang karena tentunya kebiasaan itu akan berdampak besar bagi kualitas hidup kita. Mengurangi waktu duduk yang berlebihan dan meningkatkan aktivitas fisik akan menjaga tubuh tetap bugar dan mencegah berbagai penyakit yang berkaitan dengan sedentary lifestyle. Langkah kecil yang konsisten akan menciptakan kebiasaan hidup yang lebih sehat. Ayo mulai bergerak sekarang untuk investasi kesehatan di masa depan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H