Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Self Harm di Kalangan Pemuda: Isu Kesehatan Mental Itu Penting Adanya

8 Agustus 2023   10:39 Diperbarui: 13 Agustus 2023   04:04 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

"Di balik luka yang terlihat, tersembunyi rasa sakit yang tak terucapkan."


Dalam era modern yang penuh dinamika, kehidupan anak muda mengalami banyak perubahan, dari kemajuan teknologi hingga pergeseran norma sosial. Namun, di tengah kemajuan ini, muncul fenomena yang mengkhawatirkan dan perlu dipahami dengan seksama: self harm atau melukai diri sendiri di kalangan anak muda. Artikel ini akan membahas sisi kompleks dari self harm, mengungkap penyebab potensialnya, tanda-tandanya, serta pentingnya intervensi dan dukungan.

Apa Itu Self Harm?

Self harm, juga dikenal sebagai self injury atau self mutilation, melibatkan sengaja melukai diri sendiri secara fisik. Ini bukanlah tindakan untuk mencari perhatian semata, melainkan perilaku kompleks yang sering kali berakar pada kesusahan emosional dan rasa sakit psikologis. Tindakan ini bisa bermacam-macam, termasuk memotong, membakar, memukul, atau bahkan memukul diri sendiri.

Self Harm, Apa Penyebabnya?

Memahami alasan di balik self harm di kalangan anak muda mengharuskan kita untuk menyelami labirin faktor kontribusi, masing-masing mengaitkan benangnya sendiri ke dalam tapestri yang kompleks. Meskipun tidak lengkap, beberapa faktor telah diidentifikasi:

1. Ketidakstabilan Emosional dan Isu Kesehatan Mental:

Masa anak muda ditandai dengan ketidakstabilan emosional, ketika individu berhadapan dengan pembentukan identitas, tekanan dari teman sebaya, stres akademik, dan harapan sosial. Bagi sebagian orang, self harm menjadi mekanisme koping untuk mengelola emosi yang sangat kuat seperti kecemasan, depresi, atau bahkan disosiasi.

2. Mengkomunikasikan Rasa Sakit:

Di dunia di mana menyatakan rasa sakit batin bisa sulit, self harm bisa menjadi jeritan bisu untuk meminta pertolongan. Luka fisik menjadi bukti nyata dari kesusahan emosional yang mungkin sebaliknya tersembunyi.

3. Ilusi Temporer Pencarian Kendali:

 Di tengah kekacauan atau perasaan tidak berdaya, self harm dapat memberikan ilusi sementara kendali. Tindakan melukai diri sendiri menjadi cara untuk mengendalikan tubuh dan emosi.

4. Pengaruh Teman Sebaya dan Media Sosial:

Pengaruh teman sebaya dan dunia digital juga berperan penting. Platform media sosial dapat secara tidak langsung menjadi penyebab self harm.

Mengenali Tanda-tandanya untuk Meningkatkan Kewaspadaan

Mengidentifikasi self harm di kalangan anak muda memerlukan kepekaan dan perhatian yang lebih tinggi. Walaupun tanda-tandanya dapat bervariasi dari individu ke individu, beberapa indikator umum perlu mendapatkan perhatian:

1. Luka atau Memar yang Tak Dijelaskan:

Keberadaan luka, goresan, atau memar yang tidak dapat dijelaskan, terutama di area tubuh yang tersembunyi.

2. Menggunakan Pakaian Menutupi:

Kecenderungan mengenakan pakaian lengan panjang secara konsisten, bahkan dalam cuaca hangat, untuk menyembunyikan bekas luka atau luka bakar.

3. Isolasi dan Menarik Diri:

Penarikan diri tiba-tiba dari aktivitas sosial, teman, atau keluarga, sering disertai dengan isolasi yang semakin meningkat.

4. Alasan yang Sering Berubah-ubah:

 Kebiasaan memberikan alasan yang samar atau tidak masuk akal untuk luka atau tanda di tubuh.

5. Perubahan Emosi secara Drastis:

Perubahan suasana hati yang mencolok, dari perasaan sangat bahagia hingga sangat sedih, serta ungkapan kesedihan, keputusasaan, atau keadaan emosional yang mati rasa.

Peran Intervensi dan Dukungan

Di hadapan fenomena yang mengejutkan ini, intervensi dan dukungan muncul sebagai cahaya harapan. Penting untuk menyadari bahwa self harm seringkali adalah manifestasi dari kesusahan emosional yang mendasarinya, membutuhkan pendekatan yang penuh kasih dan tanpa penilaian. Beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Dialog Terbuka:

Membangun lingkungan komunikasi terbuka dapat mendorong anak muda untuk berbagi perasaan mereka tanpa rasa takut akan penilaian. Ciptakan ruang aman bagi mereka untuk mengekspresikan emosi mereka.

2. Bantuan Profesional:

Dorong mereka untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang memiliki pengetahuan untuk mengatasi masalah emosional yang mendasari self harm.

3. Dukungan Komunitas dan Teman Sebaya:

Membangun jaringan dukungan, baik melalui teman, keluarga, atau kelompok dukungan, dapat memberikan rasa memiliki dan mengurangi perasaan isolasi.

4. Memasyarakatkan Mekanisme Koping Positif:

Dorong eksplorasi mekanisme koping yang sehat, seperti mindfulness, menulis jurnal, seni, atau berpartisipasi dalam aktivitas fisik.

Kesimpulan

Fenomena self harm di kalangan anak muda adalah pengingat nyata tentang kompleksitas psikologi manusia dan tantangan yang ada dalam menghadapi masa remaja. Dengan menyelami penyebabnya, mengenali tanda-tandanya, dan menawarkan intervensi dan dukungan, kita dapat bersama-sama membuka jalan menuju kesembuhan dan ketangguhan. Penting untuk mendekati masalah ini dengan empati, pemahaman, dan komitmen untuk membentuk lingkungan yang mendukung kesehatan mental. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun