Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memanjakan Cucu Berdampak Negatif bagi Psikologis Anak

5 Agustus 2023   11:45 Diperbarui: 6 Agustus 2023   06:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengasuhan cucu menjadi bagian penting dalam keluarga yang berbasis generasi. Sering kali, kita menyaksikan orangtua cenderung memanjakan cucu mereka. Hal ini terjadi karena berbagai alasan, seperti rasa cinta, nostalgia masa lalu, atau keinginan untuk mengalihkan perhatian dari tanggung jawab orangtua. 

Artikel ini akan membahas mengapa perilaku memanjakan cucu terjadi, dampaknya terhadap perkembangan anak, dan beberapa cara untuk mengatasi pola perilaku yang tidak sehat.


Mengapa Orangtua Cenderung Memanjakan Cucu:
1. Cinta dan Keinginan Memberikan yang Terbaik: Orangtua cenderung memanjakan cucu karena rasa cinta dan ingin memberikan yang terbaik bagi mereka, tanpa mengalami tekanan dan kewajiban yang sama seperti ketika merawat anak mereka sendiri.

2. Nostalgia Masa Lalu: Mengasuh cucu juga bisa menjadi kesempatan bagi orangtua untuk mengenang masa lalu ketika mereka sendiri menjadi orangtua, dan merasa senang bisa mengulang momen-momen tersebut.

3. Aliran Pengalihan Perhatian: Beberapa orangtua mungkin memanjakan cucu sebagai aliran pengalihan perhatian dari masalah atau stres dalam kehidupan mereka, mencari kesenangan dan kebahagiaan dari hubungan dengan cucu.

Dampak Perilaku Memanjakan Cucu:
1. Ketidakseimbangan Pendidikan: Memanjakan cucu dengan memberikan segala keinginannya tanpa pembatasan dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam pendidikan dan membentuk perilaku yang manja.

2. Rasa Ketergantungan yang Berlebihan: Cucu yang terbiasa dipanjakan bisa mengembangkan rasa ketergantungan yang berlebihan pada orangtua dan kesulitan mengatasi tantangan hidup secara mandiri.

3. Konflik dalam Keluarga: Perilaku memanjakan cucu kadang-kadang dapat menimbulkan konflik dalam keluarga, terutama jika pendekatan ini berbeda dengan pola pengasuhan orangtua anak.

Cara Mengatasi Perilaku Memanjakan Cucu:
1. Komunikasi yang Terbuka: Orangtua dan kakek nenek harus berkomunikasi dengan baik tentang bagaimana mereka ingin mengasuh cucu, sehingga bisa mencapai kesepakatan bersama tentang pola pengasuhan yang tepat.

2. Menetapkan Batasan yang Jelas: Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten dalam memberikan hadiah atau permintaan cucu. Hal ini akan membantu menghindari perilaku manja dan mengajarkan disiplin pada cucu.

3. Dukungan Keluarga: Libatkan seluruh keluarga dalam pengasuhan cucu dan tetapkan peraturan yang sama untuk semua anggota keluarga. Dengan demikian, pola pengasuhan akan konsisten dan tidak menimbulkan kebingungan pada cucu

4. Memperhatikan Kebutuhan Individual: Perhatikan kebutuhan individu cucu dan berikan dukungan emosional serta perhatian yang sesuai dengan usia dan perkembangan mereka.

5. Saling Menghargai Peran: Orangtua dan kakek nenek harus saling menghargai peran masing-masing dalam pengasuhan cucu dan tidak mencampuri pola asuh satu sama lain.

Kesimpulan
Perilaku memanjakan cucu dapat memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangan anak. Penting bagi orangtua dan kakek nenek untuk memahami alasan di balik perilaku ini dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang sehat bagi cucu. 

Dengan komunikasi yang terbuka, menetapkan batasan yang jelas, dan dukungan keluarga yang konsisten, perilaku memanjakan cucu dapat dikendalikan dengan baik sehingga perkembangan anak menjadi lebih seimbang dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun