Peningkatan Standar Hidup dan Gaji Bagi Peneliti: Memperkuat Peran Riset dalam Pembangunan Bangsa
Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan riset merupakan faktor krusial bagi kemajuan suatu bangsa. Peneliti berperan penting dalam mendorong inovasi, meningkatkan kualitas kehidupan, dan menghadapi berbagai tantangan global. Namun, dalam kenyataannya, banyak peneliti di Indonesia menghadapi masalah terkait rendahnya standar hidup dan gaji yang tidak sebanding dengan tanggung jawab dan kontribusi mereka dalam pembangunan bangsa. Keadaan ini mencerminkan berbagai pihak kurang peduli  terhadap kegiatan riset, yang berdampak negatif pada pertumbuhan dan keberlanjutan dunia penelitian di tanah air.
Meski tidak semua instansi memberi gaji rendah kepada peneliti, namun sebagian besar instansi pemerintah dan lembaga riset memberikan gaji yang relatif rendah. Rendahnya gaji peneliti di Indonesia yang  menunjukkan bagaimana pemerintah dan instansi penelitian terkait  kurang menghargai peran strategis peneliti dalam menciptakan inovasi dan kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Sebagai perbandingan, guru sekolah dasar dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah memperoleh gaji yang lebih tinggi dibandingkan profesor riset yang sudah menempuh pendidikan S-2 dan S-3 di perguruan tinggi luar negeri.
Permasalahan ini semakin kompleks dengan terbatasnya sarana penelitian yang disediakan oleh pemerintah. Akibatnya, peneliti terpaksa menjalin kerja sama dengan institusi di dalam maupun di luar negeri untuk melanjutkan penelitian mereka. Keterbatasan sarana dan dana ini juga memaksa mereka untuk mengasong proyek yang tidak selalu relevan dengan bidang keahlian mereka. Akibatnya, fokus penelitian terkadang terpecah dan tidak mendapatkan dukungan penuh untuk melakukan penelitian yang lebih inovatif dan berdampak bagi masyarakat.
Selain itu, perbedaan penghasilan peneliti di Indonesia dengan negara-negara tetangga dan maju juga mencerminkan bagaimana peneliti di negeri ini kurang diapresiasi. Jika di negara-negara maju seperti Jepang, gaji profesor riset bisa mencapai Rp 600 juta hingga Rp 900 juta per bulan, maka di Indonesia, gaji profesor riset yang berpengalaman dan berpendidikan tinggi hanya sekitar Rp 5,2 juta hingga Rp 8,8 juta per bulan.
Dampak dari ketidakpedulian pemerintah terhadap penelitian bukan hanya berupa ketimpangan gaji belaka, tetapi juga melecehkan profesi peneliti secara keseluruhan. Rendahnya apresiasi terhadap peneliti membuat banyak dari mereka menerima tawaran untuk meneliti di negara lain yang lebih menghargai kontribusi mereka. Akibatnya, Indonesia kehilangan potensi peneliti terbaiknya, yang seharusnya berkontribusi pada pembangunan bangsa ini.
Mengatasi permasalahan ini memerlukan kesadaran pemerintah dan seluruh elemen masyarakat tentang pentingnya peran peneliti dalam memajukan bangsa. Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk meningkatkan standar hidup dan gaji peneliti agar mereka dapat fokus dan berdedikasi penuh dalam meneliti dan menciptakan inovasi. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Kenaikan Gaji dan Tunjangan: Pemerintah harus melakukan peninjauan ulang terhadap skema penggajian peneliti, terutama profesor riset, dan memberikan kenaikan gaji yang substansial agar sejalan dengan tingkat pendidikan, pengalaman, dan kontribusi mereka.
2. Peningkatan Alokasi Dana Penelitian: Pemerintah harus mengalokasikan dana yang memadai untuk penelitian dan pengembangan, sehingga peneliti dapat melakukan riset dengan lebih optimal dan relevan.
3. Pengembangan Sarana Penelitian: Pemerintah perlu meningkatkan sarana dan infrastruktur penelitian agar peneliti dapat melakukan riset dengan lebih efisien dan produktif.