Solusi instan yang ditempuh para ibu pekerja mengenai permasalahan ASI ekslusif adalah memberikan susu formula.Â
Sementara itu, solusi bagi perawatan anak adalah menitipkan pengasuhan anak pada anggota keluarga, mempekerjakan pengasuh (baby sitter), atau tempat penitipan anak.
Permasalahan ASI Eklusif dan Perawatan Anak
Beberapa orang memberikan solusi dari permasalahan ASI eksklusif dengan cara menyarankan ibu pekerja memompa ASI (pumping) dan menyimpannya dalam kulkas.Â
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua perempuan dapat melakukan pumping, beberapa di antaranya tidak dapat mengeluarkan ASI meskipun diupayakan untuk pumping. Hal ini dapat disebabkan ASI yang terlampau sedikit jumlahnya, faktor genetik, konsumsi makanan, dll.
Tak hanya masalah ASI, permasalahan lain yang perlu diselesaikan oleh ibu pekerja adalah pengasuhan anak. Tak adanya ruang merawat anak di kantor menyebabkan ibu pekerja tak mampu memberikan pengasuhan optimal saat masa emas tumbuh kembang anak (golden age). Hal ini berisiko menyebabkan kurang optimalnya perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual anak.
Bila kita telaah lebih dalam lagi, kompetensi dari pengasuh (baby sitter) anak di Indonesia juga masih minim. Mayoritas hanya berpendidikan menengah ke bawah (SD, SMP, atau SMA) dan banyak di antaranya yang tidak memiliki sertifikasi pengasuhan anak. Faktor tersebut menyebabkan pengasuhan anak menjadi tidak optimal dan kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Risiko yang timbul dari pengasuhan anak yang dilakukan oleh pengasuh yaitu anak menjadi rentan mengalami kekerasan. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan bahwa terdapat 2.281 pengaduan kasus kekerasan anak pada tahun 2021, termasuk laporan kekerasan yang dilakukan oleh pengasuh.
Kasus kekerasan pengasuh terhadap bayi 9 bulan di Jakarta yang terekam CCTV, sang pengasuh memukul bayi asuhannya yang masih berusia 9 bulan setiap pagi karena menangis saat diberikan susu formula.
Kasus lain juga terjadi di Cengkareng ketika pengasuh melakukan kekerasan terhadap tiga orang balita (bayi 1,5 tahun dan dua bayi kembar) yang diasuhnya.