Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Wanita dalam Belenggu Industri Kecantikan

5 November 2022   18:48 Diperbarui: 7 November 2022   21:50 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembentukan pola pikir dari komunitas atau masyarakat mengenai standar kecantikan ini kemudian membatasi perempuan untuk memiliki penilaian kecantikan atas dirinya sendiri. Standar yang dipersepsikan secara umum ini kemudian membuat dampak buruk yang lebih jauh lagi yaitu tindakan body shamming. 

Body shamming merupakan suatu fenomena dimana anggota tubuh atau bagian tubuh tertentu menjadi bahan gurauan atau hinaan orang lain. Hal yang lebih parah adalah mayoritas perempuan Indonesia sebanyak 62.2% pernah mengalaminya, terutama dipicu oleh faktor kulit berjerawat (ZAP 2020).

Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu tingginya angka perempuan yang merasa rendah diri dan menyatakan dirinya kurang menarik atau tidak cantik sehingga melakukan berbagai perawatan untuk mempercantik dirinya. 

Maka tak mengherankan bila hasil survei ZAP (2020) menunjukan 45,4% perempuan Indonesia menggunakan produk perawatan kulit sebelum usia 19 tahun, bahkan beberapa diantaranya melakukan perawatan di klinik kecantikan sebelum berusia 19 tahun.

Padahal, perawatan yang dilakukan belum tentu aman dari paparan kandungan bahan kosmetik berbahaya dan tingginya risiko kerusakan wajah dan kulit bila perawatan gagal atau tidak cocok dengan jenis kulitnya. 

Dalam survei dibagi ke dalam 3 golongan generasi yaitu X, Y, dan Z, hasil menunjukkan bahwa para wanita tak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk biaya mempercantik diri. Generasi Z (berusia 13-22 tahun) menggunakan hampir seluruh pengeluarannya untuk biaya perawatan kecantikan.

Sementara, Gen Y (23-35 tahun) hanya menggunakan 30% dari total pengeluarannya dan Gen X (berusia 39-65 tahun) justru kurang dari 5% dari total pengeluaran.

Artinya wanita muda di zaman sekarang lebih peduli dan lebih banyak mengeluarkan biaya perawatan kecantikan dibandingkan generasi yang lahir pada periode-periode sebelumnya.

Referensi:

Detik. 2015. Hanya 1 dari 10 Wanita Indonesia yang Merasa Cantik. Diakses pada 15 Maret 2021 dari https://wolipop.detik.com/makeup-and-skincare/d-2889598/hanya-1-dari-10-wanita-indonesia-yang-merasa-cantik

M. Ridder. 2019. Global major beauty and personal care market 2020. Diakses pada 15 Maret 2021 dari https://www.statista.com/statistics/562081/global-beauty-and-personal-care-market-value-by-country/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun