Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Wanita dalam Belenggu Industri Kecantikan

5 November 2022   18:48 Diperbarui: 7 November 2022   21:50 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik 1. Pertumbuhan bisnis kosmetik di Indonesia: Produk kecantikan dan perawatan diri dari tahun 2015-2019 berdasarkan kategori (Sumber: Statista (2019))

Data dari Allied Market Research (2019) juga menunjukkan bahwa pangsa pasar Asia Pasifik berkontribusi terbesar dalam pendapatan bisnis kosmetik. Indonesia sebagai negara yang terletak di Asia tentu juga ikut berkontribusi besar dalam hal tersebut.

Grafik 1. Pertumbuhan bisnis kosmetik di Indonesia: Produk kecantikan dan perawatan diri dari tahun 2015-2019 berdasarkan kategori (Sumber: Statista (2019))
Grafik 1. Pertumbuhan bisnis kosmetik di Indonesia: Produk kecantikan dan perawatan diri dari tahun 2015-2019 berdasarkan kategori (Sumber: Statista (2019))
Potret Bisnis Kosmetik di Indonesia

Di Indonesia, bisnis kosmetik menjadi ladang empuk untuk mendulang uang. Data dari BPS menunjukkan bahwa terjadi tren peningkatan industri kosmetik hingga 9 persen per tahun.

Peningkatan industri kosmetik ini mendorong pelaku dalam negeri untuk berlomba- lomba bersaing menggaet pangsa pasar dalam negeri, termasuk diantaranya dengan kampanye produk kosmetik halal. Apalagi didorong dengan pertumbuhan platform online yang menjadi ladang subur untuk mempromosikan produk kosmetik. 

Generasi Z (usia 13-22 tahun) yang lahir di era digital sangat akrab dengan internet sehingga media pemasaran kosmetik yang paling efektif adalah melalui online. Generasi Z mempercayai berbagai review produk kecantikan yang dilakukan oleh influencer melalui platform Instagram maupun YouTube.

Tak hanya itu, mereka juga lebih terbiasa berbelanja produk kecantikan melalui ecommerce atau marketplace. Peluang ini yang kemudian dimanfaatkan para produsen kosmetik untuk mempromosikan produknya lewat media online dan menjualnya lewat marketplace atau ecommerce.

Persepsi Kecantikan di Indonesia

Tumbuh suburnya bisnis kecantikan di Indonesia tak bisa lepas dari faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berupa tingginya tuntutan untuk menjadi cantik menjadi salah satu penyebab utamanya.

Sementara itu, faktor internal berupa perasaan rendah diri dan merasa tak cantik juga menjadi salah satu faktor utama yang memicu perempuan untuk menggunakan berbagai produk kecantikan. Survei Dove menunjukkan bahwa hanya 1 dari 10 wanita di Indonesia yang merasa dirinya cantik. 

Selain itu, wanita juga telah didoktrin dengan standar cantik bahwa wanita cantik haruslah berkulit putih. 84% perempuan mendefinisikan cantik sebagai perempuan berkulit putih, cerah, dan glowing (ZAP 2020). Maka tak mengherankan bila salah satu produk perawatan kulit terlaris adalah produk pemutih kulit.

Survei ZAP (2020) menunjukkan bahwa perempuan sangat peduli terhadap kecantikan dirinya dan berusaha memenuhi standar kecantikan yang ditetapkan orang sekitar atas dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun